Daya Beli Masyarakat Naik saat Ramadan, Pedagang Kecil Bermunculan

Ilustrasi gambar mengenai peluang pelaku UMKM di bulan Ramadhan

Peluang di bulan Ramadhan dapat dimanfaatkan pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Foto: Istimewa.

Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Tak hanya dari sisi ibadah seperti berpuasa, mengaji dan lainnya, Ramadan juga membawa manfaat bagi semua aspek kehidupan, termasuk ekonomi.

Sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, Ramadan di Indonesia dirayakan dan ditandai dengan kegiatan khas dan hanya terjadi di bulan tersebut. Salah satunya dengan menjamurnya pedagang ultra mikro atau pedagang kecil yang menjajakan dagangannya sesaat sebelum berbuka.

Baca juga: Jelang Ramadan, Konsumen Indonesia Pilih Belanja Online

Ekonom Universitas Airlangga (UNAIR), Shochrul Rohmatul Ajija SE MEc, mengatakan Ramadan menjadi momen dalam peningkatan perekonomian masyarakat.

“Daya beli masyarakat di bulan Ramadan itu cenderung naik dan terdistribusi. Jadi orang yang cenderung kaya akan menyedekahkan sehingga orang-orang dalam kelompok miskin mendapat tambahan income dan daya beli naik,” ujarnya dikutip dari laman UNAIR, Minggu (19/3/2023).

Di samping itu, aspek psikologis dan keyakinan dalam beragama juga memengaruhi hal tersebut. Menurutnya, banyak masyarakat yang merasa bahwa Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk bersedekah dan mengeluarkan uang yang dimilikinya, sehingga demand atau permintaan cenderung naik.

Shochrul juga menegaskan bahwa permintaan masyarakat ditangkap oleh pasar sehingga direspon dengan bermunculan usaha-usaha ultra mikro baru.

Baca juga: Opsi Baru Saat Liburan, Ini 5 Rekomendasi Wisata Horor di Yogyakarta

Hal itu, sambungnya, juga membuat para pengusaha menaikan supply atau penawaran barang yang dimiliki untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kenaikan tersebut akhirnya membuat titik keseimbangan (equilibrium, red) juga berubah.

“Banyak orang yang sudah merencanakan income-nya untuk menghadapi bulan Ramadan. Ada sebagian orang yang memilih untuk membuat tabungan idul fitri, kalau di kampung ada arisan lebaran. Itu uang yang sengaja dikumpulkan untuk Ramadan dan idul fitri,” tambah dosen Departemen Ekonomi Pembangunan tersebut.

Pada akhirnya pedagang mampu bertindak rasional dan paham akan pasar, sehingga dapat menyetok barang dengan efisien.

Shocrul pun berpesan untuk tidak glorifikasi prospek usaha di bulan Ramadan dengan mencari modal dengan berutang untuk pedagang ultra mikro.

Baca juga: Kiat Manfaatkan Momen Ramadan Bareng Komunitas agar Lebih Berkesan

“Skema pembiayaan (utang, red) untuk usaha yang sporadis seperti ini bahaya. Karena tidak sedikit yang abis lebaran menanggung hutang banyak. Dengan alasan ketipulah, salah perhitunganlah dan tidak laku barang dagangannya,” tuturnya.

Exit mobile version