JNEWS – Desa Adat Gumantar berlokasi di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, menawarkan pesona yang unik bagi pengunjung yang mencari kedamaian dan keaslian budaya. Di desa ini, tradisi dan adat istiadat masih dipertahankan dengan baik, menyediakan jendela ke masa lalu yang masih terjaga di tengah modernisasi.
Keunikan desa ini tidak hanya terletak pada adatnya yang kental, tetapi juga pada arsitektur dan tata letak yang mengikuti tatanan tradisional suku Sasak.
Selain kekayaan budaya, Desa Adat Gumantar juga memikat dengan keindahan alamnya yang menakjubkan. Terletak di kaki Gunung Rinjani, desa ini menawarkan lanskap hijau yang luas, air terjun yang menyejukkan, dan jalur-jalur trekking yang menantang.
Keberadaan lokasi-lokasi seperti Tiu Ngumbak dan berbagai situs sejarah lainnya memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan pengalaman yang menyeluruh, mulai dari petualangan alam hingga pemahaman mendalam tentang sejarah lokal.
Mengenal Desa Adat Gumantar
Desa Adat Gumantar di Kabupaten Lombok Utara dikenal sebagai komunitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat istiadat. Tempat ini merupakan salah satu dari delapan desa di Kecamatan Kayangan yang masih mempertahankan cara hidup tradisional.
Dusun Dasan Beleq merupakan pusat kegiatan adat tersebut. Desa ini juga dikenal unik sebagai desa tradisional yang masih bertahan di kabupaten ini.
Desa Adat Gumantar bisa disinggahi jika kebetulan ingin mendaki ke Gunung Rinjani. Meskipun terjadi penurunan jumlah wisatawan setelah gempa tahun 2018, desa ini masih menawarkan berbagai atraksi seperti air terjun, rumah-rumah tradisional, dan masjid tua. Lokasinya cukup strategis, sekitar 60 kilometer ke utara dari Kota Mataram atau sekitar 1,5 jam berkendara.
Dilihat dari kondisinya, desa ini terbilang cukup maju. Populasinya saat ini sekitar 7.000 jiwa dari 2.432 kepala keluarga. Masyarakatnya menggantungkan hidup pada pertanian dan perkebunan. Produk utamanya adalah padi, jagung, kacang, mete, kopi, kakao, kelapa, pisang, dan berbagai tanaman hortikultura lainnya. Selain itu, keindahan alam di sekitarnya menjadi daya tarik tambahan.
Baca juga: Wisata Budaya di Desa Sade: Menyaksikan Tradisi Suku Sasak Secara Langsung
Kondisi Masyarakat dan Tradisi
Dusun Dasan Beleq, yang dianggap sebagai titik awal pemukiman di Lombok Utara, mencakup area seluas hampir dua hektare. Desa ini memiliki latar belakang Islam yang kuat, terbukti dari banyaknya situs bersejarah Islam dan masjid kuno yang masih berdiri.
Desa Adat Gumantar juga menjadi tempat untuk mempelajari lebih lanjut tentang Mak Beleq atau Datu Bayan dan Kendi, dua tokoh penting dalam penyebaran Islam di area ini. Dengan mengunjungi desa ini, wisatawan dapat menikmati kearifan lokal dan belajar langsung dari warga tentang sejarah serta budaya yang telah lama terjaga.
Kompleks perumahan adat ini dibagi menjadi lima zona berdasarkan fungsi dan peran warganya. Zona pertama adalah kediaman penghulu yang mengurusi masalah keagamaan. Zona kedua dihuni oleh pemangku, yang bertugas mengatur ritual terkait alam. Zona ketiga adalah rumah pemekel yang memiliki tanggung jawab atas penerapan hukum adat.
Selanjutnya, zona keempat adalah tempat tinggal para ahli kesehatan termasuk juru khitan, yang dikenal dengan nama raden. Zona kelima diisi oleh personel yang bertugas sebagai penyelidik dalam kasus-kasus hukum adat, yang disebut turun.
Di pusat kompleks, terdapat bangunan utama yang digunakan untuk musyawarah, dikenal sebagai Bale Pegalan atau Bangar Desa. Bangunan ini merupakan struktur pertama yang dibangun dalam komunitas adat dan menjadi pusat kegiatan.
Di bagian depan kompleks, terdapat beberapa berugak yang berfungsi untuk berbagai keperluan, mulai dari menyambut tamu, menyiapkan hidangan, hingga menyimpan peralatan upacara adat.
Secara total, terdapat empat puluh bangunan di kompleks ini, dengan dua puluh delapan di antaranya merupakan kediaman yang dihuni oleh beberapa kepala keluarga, sementara bangunan lainnya termasuk berugak, dapur adat, dan fasilitas untuk kegiatan adat.
Objek Wisata di Sekitar Desa Adat Gumantar
Di sekitar Desa Adat Gumantar ada beragam objek wisata. Objek-objek wisata ini bisa dicapai dengan berjalan kaki saja.
Ada banyak spot selfie di lokasi desa adat ini. Wisatawan boleh mengambil foto selfie di area tertentu, tetapi ada zona di mana pengambilan foto dibatasi untuk menjaga kesucian tempat tersebut. Dengan demikian, mencari informasi terlebih dulu mengenai suatu tempat atau spot sangat disarankan.
1. Air Terjun
Salah satu objek wisata yang cukup terkenal di daerah ini adalah Air Terjun Tiu Ngumbak. Dalam bahasa setempat, ‘tiu’ berarti kolam, sesuai dengan bentuk air terjun ini yang memiliki beberapa kolam alam.
Untuk mencapainya, wisatawan perlu berjalan kaki dua kilometer dari tempat parkir kendaraan, melewati hutan dan jurang. Namun, semua usaha akan terbayar lunas saat sampai di lokasi air terjun.
Air terjun Tiu Ngumbak memiliki tiga kolam alam berbentuk bulat yang masing-masing luasnya mencapai 150 meter persegi. Namun, jumlah kolam ini berkurang menjadi dua setelah gempa besar di Lombok Utara pada tahun 2018. Akibatnya, salah satu kolam tertimbun tanah.
Di samping Tiu Ngumbak, ada juga air terjun Tiu Gransing, Tiu Laweyan, Tiu Prabu, Tiu Purit, dan Tiu Bunter, di mana beberapa di antaranya belum terjangkau dengan baik oleh jalur transportasi.
2. Bangunan Tua dan Tradisional
Desa Gumantar sendiri, yang terdiri dari 16 dusun, terdapat 30 rumah tradisional dengan dinding bambu dan atap alang-alang di Dusun Dasan Beliq. Ada pula masjid tua dari abad ke-15 yang bisa ditemukan di lokasi ini.
3. Mata Air
Selain air terjun, juga terdapat mata air Lokok Biku di Desa Gumantar. Letaknya sekitar dua kilometer dari kantor desa. Mata air ini kerap dijadikan tempat untuk ritual cuci beras yang digunakan dalam acara adat Wetu Telu.
Baca juga: Wisata Budaya di Nusa Tenggara Barat: Mengunjungi 5 Desa Adat yang Masih Asli
Desa Adat Gumantar adalah jembatan antara masa lalu dan masa kini. Desa ini mengajak wisatawan untuk merasakan keaslian Lombok Utara. Setiap sudutnya memberikan peluang belajar dan mengalami budaya yang kaya. Keunikan dan keramahan warga membuat desa ini menjadi destinasi yang memikat mata dan menyentuh hati.