JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Lifestyle

Digital Detox: Menjaga Kesehatan Mental di Era Teknologi

by Penulis Konten
4 November 2024
Digital Detox: Menjaga Kesehatan Mental di Era Teknologi
Share on FacebookShare on Twitter

JNEWS – Teknologi tidak selamanya memberikan dampak positif bagi kehidupan. Penggunaan teknologi yang berlebihan bisa memicu terjadinya berbagai masalah mulai dari kecemasan, overthinking, FOMO (Fear of Missing Out) dan berujung depresi. Gerakan digital detox pun digaungkan di berbagai belahan dunia, sebagai upaya untuk mengurangi ‘kecanduan’ teknologi.

Memang benar perangkat digital menciptakan sebuah ruang tanpa batas yang bisa diakses 24/7. Siapa pun bisa berada di dalamnya. Di satu sisi sangat membantu berbagai aktivitas dalam kehidupan. Mulai dari pekerjaan, aktivitas sekolah hingga belanja sangat terbantu dengan kecanggihan teknologi.

Sayangnya, kecanggihan ini membuat masyarakat mengalami tsunami informasi yang berasal dari berbagai media, mulai dari media sosial, media massa online, dan aktivitas peramban. Bahkan lebih diperburuk dengan munculnya perilaku kecemasan berujung stres bagi sebagian orang.

Efeknya? Tentu saja sangat berpengaruh terhadap aktivitas di dunia nyata. Pekerjaan bisa terbengkalai, komunikasi antar keluarga makin berkurang dan ada jarak yang terbentuk dalam interaksi sosial.

Mengapa Detox Digital Penting untuk Dilakukan?

Harus diakui, sekarang ini kehidupan tidak bisa lepas dari perangkat digital. Bahkan yang dulunya menjadi kebutuhan tersier, sekarang ini bergeser menjadi primer.

Dulu ketika dunia digital masih sebatas ruang chatting, peramban, dan media sosial yang sedikit, masyarakat masih bisa melakukan digital detox dengan mudah. Karena di masa itu, akses internet masih belum merata dan teknologi belum secanggih sekarang.

Namun, tahun-tahun sesudahnya, smartphone semakin menjamur, media sosial semakin banyak, media massa sudah bergeser ke ranah online, pembayaran online, memesan makanan hingga kendaraan bisa dilakukan bermodalkan satu perangkat kecil seukuran telapak tangan.

Ketergantungan terhadap dunia digital semakin besar ketika dunia dilanda pandemi COVID-19. Semua aktivitas sosial dipaksa untuk beralih ke ranah online.

Sebuah penelitian dilakukan University of Leeds bekerja sama dengan Leeds Trinity University, menyelidiki pengalaman hidup orang dewasa Inggris dan penggunaan teknologi yang berubah sebagai akibat dari pandemi.

Hasilnya, lebih dari separuh partisipan mengatakan bahwa mereka menggunakan layar lebih sering daripada sebelum pandemi. Penelitian ini juga mengungkapkan setengah dari responden melihat layar selama 11 jam atau lebih dalam sehari. Lebih dari seperempat melihat layar selama 14 jam dalam sehari.

Apabila melihat dari kacamata dunia kesehatan, kecanduan teknologi tidak termasuk dalam kategori gangguan kesehatan, tetapi beberapa ahli percaya bahwa penggunaan perangkat digital yang berlebihan merupakan perilaku kecanduan nyata dan bisa menyebabkan masalah fisik, psikologi dan sosial.

Dengan permasalah tersebut, digital detox adalah langkah terbaik untuk memulihkan keadaan agar interaksi kehidupan di dunia nyata berjalan sebagaimana mestinya.

Detoks digital adalah proses menahan diri untuk tidak menggunakan perangkat teknologi digital dalam rentang waktu tertentu. Sebenarnya istilah detoks sudah ada di bidang kesehatan. Detoks adalah penyembuhan secara menyeluruh.

Tujuan adanya detoks ini memberikan kesempatan pada tubuh untuk menyembuhkan diri dan mengisinya kembali dengan hal positif. Dalam digital detox tujuannya pun kurang lebih seperti itu.

Ketika melakukan detoks digital, seseorang memutuskan tidak menggunakan sebagian atau semua teknologi seperti laptop, tablet, dan media sosial. Di rentang waktu tersebut, tubuh secara utuh melakukan detoksifikasi dari perangkat digital.

Itulah mengapa dengan memberikan jeda waktu pada tubuh dan pikiran dari dunia digital akan membuat tubuh lebih rileks dan psikologi lebih sehat.

Baca juga: Tip Agar Tak Oversharing di Media Sosial dan Terhindar dari Penyalahgunaan Data Pribadi

Langkah Melakukan Digital Detox

Ada beberapa tanda yang harus diperhatikan untuk memulai melakukan digital detox, yaitu:

  • Harus memeriksa smartphone tiap saat.
  • Muncul rasa cemas ketika tidak menemukan smartphone atau lupa meletakkannya di mana.
  • Merasa takut kehilangan apabila tidak memeriksa smartphone.
  • Kerap begadang dan jam istirahat berkurang karena asyik berselancar di dunia digital.
  • Muncul rasa tertekan, cemas, marah setelah scrolling media sosial.
  • Tingkat konsentrasi menurun.
  • Merasa takut ketinggalan dengan hal-hal yang viral.

Apabila muncul tanda-tanda tersebut, sudah saatnya untuk detoks digital. Bagi sebagian orang barangkali tidak tahu cara untuk melakukannya, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai awal untuk detoks digital dan memberikan jeda waktu bagi tubuh.

1. Lakukan Evaluasi terhadap Perangkat Digital yang Digunakan

Detoks digital bisa dimulai dengan membuat sebuah daftar yang berisi alat teknologi yang digunakan setiap hari, baik itu smartphone, laptop hingga aplikasi. Kemudian, coba dipertimbangkan apakah perangkat tersebut merupakan kebutuhan yang wajib atau pendukung saja.

Untuk membantu memutuskan, bisa dengan mengajukan pertanyaan ke diri sendiri:

“Apabila alat tersebut dihentikan, akan mengganggu kehidupan atau profesionalisme kerjaan kamu atau tidak?”

“Apakah, perangkat tersebut menyebabkan stres atau ketidaknyamanan dalam hidup?”

Dengan demikian, seseorang bisa mengkurasi lebih baik mana yang memang kebutuhan dan sekadar pendukung yang tidak terlalu penting. Hal ini penting untuk dilakukan agar bisa lebih fokus dan tujuan detoks bisa tercapai.

2. Menetapkan Batasan

Sesuatu yang dilakukan berlebihan pastinya tidak baik. Kalimat tersebut pastinya sudah dipahami dengan baik oleh semua orang. Sayangnya, untuk melakukannya sedikit sulit.

Langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah aktivitas berlebihan di perangkat digital adalah menetapkan batasan supaya tidak kecanduan lebih jauh lagi.

Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu:

  • Aktifkan screen time media sosial. Di platform seperti Instagram memiliki fitur screen time, jadi pengguna hanya bisa mengakses media sosial tersebut sesuai batasan yang sudah ditetapkan.
  • Aktifkan screen time di smartphone. Misalnya tiga jam per hari.
  • Di jam kerja, matikan notifikasi dan smartphone mode silent.
  • Di atas pukul 6 malam, lakukan batasan pegang smartphone agar bisa bercengkrama dengan keluarga.
  • Selain itu, ada juga sebagian orang melakukan detoks dengan cara tidak mengaktifkan media sosial selama satu minggu.
  • Aktifkan night mode menjelang tidur.

Cara di atas memang tidak sepenuhnya menghapus kegiatan di perangkat digital, tapi ada pengurangan yang memiliki dampak baik bagi kehidupan. Pekerjaan bisa lebih fokus, ada waktu untuk keluarga, bahkan bisa melakukan hobi yang sudah terlupakan seperti membaca buku.

3. Penghapusan

Apabila seseorang mengalami banyak gangguan dan berujung stres ketika membuka media sosial, langkah terbaik adalah menghapus akun. Dengan cara ini,bisa mengurangi gangguan yang mengarah pada ketergantungan, lebih mampu berkonsentrasi ke hal lebih penting dan bisa membangun kebiasaan baru yang lebih seimbang dalam hidup.

4. Lakukan Metode 21/90

Metode 21/90 adalah 21 hari untuk masa detoks dengan menciptakan kebiasaan baru dan 90 hari memastikan kebiasaan baru tersebut benar-benar terbentuk.

Metode ini bisa dimulai dengan 7 hari terlebih dulu yang fokus pada pengurangan akses ke perangkat digital. Proses awal ini adalah langkah untuk melatih pembiasaan diri. Setelah berhasil dalam 7 hari baru lanjutkan ke 21/90 dengan bertahap.

Selama periode 21 hari, cobalah untuk eksplor berbagai hal-hal baru yang disukai agar lebih produktif dan hidup seimbang. Lalu, gunakan 90 hari untuk lebih konsisten melakukan kebiasaan tersebut.

5. Mencari Kegiatan Alternatif

Sebagai langkah detoks digital, carilah kegiatan alternatif sebagai pengganti agar tidak ketergantungan dengan perangkat digital. Misalnya, mengikuti pelatihan tentang kompos, mulai bercocok tanam, membiasakan berolahraga seminggu tiga kali, memasak dan lain-lain.

Ada banyak kegiatan alternatif positif yang bisa membangun kebiasaan baru lebih baik dan menyeimbangkan kehidupan. Tinggal dipilih sesuai kebutuhan dan hobi.

Baca juga: Keamanan dalam Mobile Banking: Cara Melindungi Data Finansial Pengguna

Melakukan digital detox bukanlah hal yang mustahil. Semua langkah di atas bisa dilakukan dengan kesadaran bahwa tubuh dan pikiran butuh hal-hal positif agar kesehatan mental lebih terjaga. Ingin hidup sehat tapi bisa mengakses perangkat digital pun bisa, semua kembali ke diri masing-masing, mau lakukan atau tidak?

Tags: detoks digitaldunia digitalkecanduan internetkecanduan teknologimedia onlinemedia sosial
Share242Tweet152
Next Post
kisah karyawan penyandang disabilitas diberangkatkan umrah jne

Para Penyandang Disabilitas di antara Rombongan Umrah Karyawan JNE

TERKINI

Hari Buku Nasional: Tip supaya Suka Baca Buku Lagi

Hari Buku Nasional: 8 Tip untuk Anak Muda supaya Suka Baca Buku Lagi

17 May 2025
Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand

7 Rekomendasi Tempat Wisata di New Zealand untuk Liburan Tak Terlupakan

16 May 2025
jne marisa

Potensi Ekonomi Pohuwato Tinggi, JNE Marisa Bidik Kenaikan Kiriman

16 May 2025
Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital

Mengenal E-SIM: Teknologi Kartu SIM Digital yang Praktis dan Fleksibel

16 May 2025
agar naik kelas, UMKM kuliner mesti memperhatikan standardisasi mutu produknya

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

16 May 2025
Kriteria Makanan yang Halal dan Cara Mengenalinya

Kriteria Makanan yang Halal Menurut Syariat Islam dan Cara Mengenalinya

16 May 2025

POPULER

Tempat Wisata di Subang yang Bisa Dikunjungi

Liburan ke Subang? Ini Daftar Tempat Wisata Menarik yang Bisa Dikunjungi

by Penulis Konten
25 April 2025

Film Katolik untuk Menambah Wawasan Sejarah

5 Film Katolik yang Menarik untuk Menambah Wawasan Sejarah

by Penulis Konten
6 May 2025

Brain Rot: Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

Mengenal Brain Rot: Ketika Hiburan Berlebihan Merusak Pola Pikir

by Penulis Konten
8 May 2025

Festival Film Cannes: Sejarah dan Film Indonesia

Festival Film Cannes: Sejarah Singkat dan Jejak Film Indonesia di Ajang Ini

by Penulis Konten
10 May 2025

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik

Raminten Jogja: Dari Warung Makan Unik ke Kerajaan Bisnis Budaya Jawa

by Penulis Konten
29 April 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal