Setelah tidak mendapatkan laporan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada Desember lalu, Kementerian kesehatan mendapatkan laporan kasus baru.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril, Senin (6/2/2023) di Jakarta.
Baca juga: Stunting, Apa Itu dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
Satu Kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion.
Sementara satu kasus lainnya masih merupakan suspek, anak berusia 7 tahun, mengalami demam pada tanggal 26 Januari, kemudian mengkonsumsi obat penurun panas sirop yang dibeli secara mandiri.
Baca juga: Cara Menyimpan Sayur dan Buah Agar Tahan Lama dan Aman Dikonsumsi
Lalu, apa gejala gangguan ginjal pada anak?
Melansir laman Kemenkes, kasus gangguan ginjal akut banyak menyerang anak-anak berusia 6 bulan sampai 18 tahun. Kemenkes pun membagikan gejala yang mengarah pada penyakit ginjal akut seperti:
1. Diare
2. Muntah
3. Demam selama 3 – 5 hari
4. Batuk & Pilek
5. Jumlah air seni yang semakin sedikit, bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali
Dengan dilaporkannya tambahan kasus baru GGAPA, hingga 5 Februari 2023 tercatat 326 kasus GGAPA dan satu suspek yang tersebar di 27 provinsi di Indonesia.
Dari sejumlah tersebut 116 kasus dinyatakan sembuh, sementara enam kasus masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta.