Kehadiran para dokter hewan sangat membantu dalam memberikan perawatan terbaik bagi hewan-hewan. Dengan pengetahuan mereka, masalah dan penyakit yang dialami oleh hewan bisa teratasi.
Semua jenis hewan berhak mendapatkan perawatan terbaik. Apalagi jika memiliki hewan peliharaan tentunya harus ada perawatan ekstra. Perawatan ini tidak bisa sembarang dilakukan oleh pemilik hewan. Pasalnya, hal-hal seperti memberikan vaksin, tentu harus dilakukan oleh dokter hewan.
Perkembangan ilmu kedokteran hewan pun tidak lepas dari andil para dokter hewan sendiri. Tak sekadar meningkatkan layanan medis hewan peliharaan dan ternak, tapi para ilmuwan dokter ini berhasil melakukan berbagai penelitian untuk mendeteksi penyakit, menciptakan vaksin, obat-obatan hingga mempelajari kesehatan manusia melalui pengalaman menyembuhkan hewan.
Tidak ketinggalan inovasi di bidang teknologi dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang pesat sehingga bisa mendeteksi penyakit hewan sejak dini dan mengobatinya.
Untuk menambah pengetahuan sejauh mana perkembangan kedokteran ini dari masa ke masa, berikut ini akan diulas deretan dokter hewan terkenal di dunia.
6 Dokter Hewan Terkenal di Dunia
1. Dr. Claude Bourgelat
Sekolah kedokteran hewan hadir dan berkembang saat ini tidak lepas dari dr. Claude Bourgelat. Beliau adalah pelopor berdirinya sekolah kedokteran hewan yang pertama di Lyon, Prancis, pada tahun 1761. Atas jasanya, beliau dikenal sebagai Bapak Sekolah Kedokteran Hewan Modern.
Lahir di Lyon, 27 Maret 1712, dr. Claude sangat menyukai kuda. Di usia 28 tahun, beliau diangkat menjadi kepala Akademi Keahlian Berkuda Lyon. Awalnya, Bourgelat berencana untuk melanjutkan karier di bidang hukum, tetapi kecintaannya pada kuda membuat beliau belajar dengan dua ahli bedah untuk mempelajari patologi, fisiologi, dan anatomi hewan.
Melalui pembedahan yang dilakukannya, beliau pun menyadari adanya kesamaan antara tubuh manusia dan hewan. Inilah awal mula, munculnya ide bahwa harus ada profesi dokter hewan.
Di abad ke-18, wabah sampar sapi menyerang seluruh Benua Eropa. Di sini, Bourgelat berhasil meyakinkan Raja Louis XV tentang pentingnya mendirikan sekolah dokter hewan agar bisa mengedukasi masyarakat tentang cara perawatan hewan sehingga ketika berhadapan dengan kondisi genting seperti wabah tersebut, sudah ada cara untuk mengobatinya. Raja Louis XV akhirnya mengabulkan permintaan beliau. Di tahun 1761, Bourgelat diberikan sebidang tanah di Lyon untuk mendirikan sekolah kedokteran hewan dan beliau diangkat menjadi direkturnya.
Fokus utama dr. Bourgelat adalah pencegahan penyakit ternak. Melalui sekolahnya, Bourgelat terus menciptakan kurikulum berdasarkan kursus teoritis seperti studi tentang osteologi hewan, mikologi, farmakologi, dan lain-lain. Berkat jasa beliau, akhirnya banyak orang yang bisa menjadi dokter hewan.
Baca juga: Mainan Kucing Ramah Lingkungan: Pilihan Terbaik untuk Hewan Peliharaan dan Bumi
2. Dr. Kwane Stewart
Kwane Stewart adalah seorang penyayang binatang yang lahir dan dibesarkan di New Mexico. Yang menarik dari dokter Kwane adalah, beliau bekerja untuk menyelamatkan binatang-binatang liar. Sekarang ini, beliau berkeliling California untuk mencari para tunawisma yang memiliki hewan peliharaan. Menariknya lagi, beliau melakukan perawatan terhadap hewan tersebut secara gratis.
Sebelum menjadi dokter hewan daerah untuk Stanislaus County di Modesto, California, dr. Kwane mengelola sebuah rumah sakit hewan. Yang menjadi titik balik dalam kariernya adalah ketika resesi yang terjadi di tahun 2008. Banyak orang kehilangan pekerjaan, rumah, dan membuang hewan peliharaannya.
Untuk hewan yang membutuhkan vaksinasi, obat-obatan, atau makanan, Stewart membayar biayanya sendiri. Dan ketika hewan memiliki kondisi yang lebih parah yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, beliau membuat halaman GoFundMe untuk membiayai prosedurnya.
3. Dr. Amir Khalil
Dr. Amir Khalil adalah seorang dokter hewan yang berasal dari Mesir. Beliau adalah direktur pengembangan proyek di organisasi Austria, Four Paws International, dan dikenal sebagai ‘dokter hewan perang’ karena beliau membantu hewan-hewan di daerah konflik.
Khalil telah memimpin operasi penyelamatan hewan dan mendirikan tempat perlindungan di seluruh dunia selama lebih dari 20 tahun. Tak berhenti di situ saja, beliau pun memberikan bantuan untuk hewan-hewan di kebun binatang Baghdad selama terjadinya invasi Amerika Serikat ke Irak serta di kebun binatang Tripoli, Libya, dan Kairo.
Dr. Amir Khalil menjadi sosok inspirasi, bahwa menolong makhluk hidup tidak terbatas manusia saja tetapi juga hewan. Beliau tanpa ragu menerjang bahaya, membawa hewan-hewan tersebut dari tempat konflik, mengawal melewati pos pemeriksaan, dan membawa ke tempat perlindungan di mana mereka bisa menjalani hidup lebih baik.
4. Dr. Patricia O’Connor
Menurut American Association of Zoo Veterinarians (AAZV) di antara tahun 1930-1939, hanya ada 0,8% lulusan American and Canadian Veterinary Schools bergender perempuan. Salah satunya adalah dr. Patricia O’Connor.
O’Connor mendirikan Asosiasi Dokter Hewan Kebun Binatang Amerika dan praktik sebagai Kepala Dokter Hewan di Kebun Binatang Staten Island, New York, selama 28 tahun.
Pada tahun 1955, O’Connor menerbitkan sebuah bibliografi berjudul “Bibliografi Referensi untuk Penyakit Mamalia dan Burung Liar” setebal 465 halaman. Beliau menyusun buku tersebut dari sumber-sumber kredibel tentang penyakit hewan liar. Buku ini merupakan yang pertama dari jenisnya dan masih digunakan hingga saat ini sebagai landasan bagi para peneliti lainnya.
Karyanya membantu menginspirasi generasi baru dokter hewan wanita, terutama mereka yang tertarik untuk merawat hewan di kebun binatang, karena dia adalah dokter hewan wanita pertama di kebun binatang.
5. Dr. Mary Temple Grandin
Dr. Temple Grandin dikenal sebagai aktivis autisme, tetapi yang sering dilupakan banyak orang adalah bahwa beliau juga seorang ilmuwan perilaku hewan dan aktivis hak-hak hewan yang terkenal.
Grandin sangat mendukung aksi perlakuan manusiawi terhadap hewan ternak yang akan disembelih dan telah merancang sistem penanganan untuk meminimalkan rasa sakit dan ketakutan pada hewan. Beliau menjadi anggota Fakultas Ilmu Peternakan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian di Colorado State University, dan telah menulis lebih dari 60 makalah ilmiah tentang perilaku hewan.
Grandin juga telah menerbitkan sejumlah buku yang mengeksplorasi autisme, hewan, dan hubungan antara kedua topik tersebut. Judul-judul seperti “Thinking In Pictures” dan “Animals Make Us Human” merupakan puncak karya Grandin, yang mengajarkan manusia cara terbaik merawat hewan, dan apa yang dapat mereka ajarkan kepada kita tentang perilaku manusia.
6. Dr. David Sisson
Sisson adalah seorang profesor kedokteran hewan kecil di Oregon State University, di mana penelitiannya berfokus pada cardiac imaging, aritmia jantung, biomarker jantung, penyakit katup pada anjing, dan perbaikan penyakit jantung bawaan.
Dr. David Sisson telah melakukan revolusi dalam pengobatan jantung anjing, dengan mendirikan program nirlaba yang kemudian disebut CanPacers. Program ini menggunakan alat pacu jantung yang disumbangkan untuk memajukan penelitian dan menyediakan perawatan yang terjangkau bagi pemilik hewan peliharaan. Sisson memiliki tujuan untuk menciptakan teknologi yang inovatif dalam bidang kedokteran hewan.
Karya Sisson sangat penting dalam mendiagnosis dan mengobati kondisi jantung pada anjing. Dengan menggunakan teknologi seperti pemindai CT Scanner, dokter bisa memindai seluruh jantung anjing dalam waktu 15 detik.
Baca juga: Tanaman Hias Langka: Mengenal Jenis-Jenis yang Sulit Ditemukan dan Memiliki Keunikan Tersendiri
Kontribusi para dokter hewan sangat besar dalam memajukan ilmu kedokteran hewan dunia dan menginspirasi banyak orang untuk melakukan lebih banyak hal baik untuk hewan.