Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sedang terus mengidentifikasi koperasi-koperasi yang memungkinkan untuk memproduksi minyak goreng (Migor) sehingga setidaknya bisa memberikan alternatif pasokan minyak goreng sawit di kalangan masyarakat.
“Kita sudah dan sedang terus identifikasi beberapa koperasi untuk produksi minyak goreng, nah standarnya yang harus dikecualikan ya,” kata Menteri Teten Masduki di Jakarta, Senin (16/5).
Menteri Teten menyadari bahwa memang akan membutuhkan waktu yang lama untuk mendorong koperasi bisa memproduksi minyak goreng dengan kuota yang cukup besar. Namun Menteri Teten berharap usaha itu bisa segera diwujudkan tahun ini dan ia pun sangat optimistis.
BACA JUGA : Pemerintah Gulirkan BLT Minyak Goreng, Cek Cara Penerimanya
“Memang butuh waktu, mudah-mudahan tahun ini bisa. Di Sumatra akan ada piloting,” kata Menteri Teten.
Lebih lanjut ia mengatakan minyak goreng yang diproduksi rakyat ternyata juga sangat sehat bahkan bisa dipakai untuk program stunting atau gizi buruk.
“Sekarang ini kan banyak kasus minyak gorengnya itu putih kan kayak dibleaching. Saya sedang mengusulkan minyak sawit diproduksi koperasi dan petani standarnya dibedakan, tidak harus putih, kuning, merah juga lebih sehat,” kata Menteri Teten.
BACA JUGA : Selamatkan UMKM, MenKopUKM Minta Pencegahan Konglomerasi di E-Commerce
Sehatnya minyak goreng buatan masyarakat itu kata dia juga bisa menjadi salah satu bahan pangan untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi stunting dan gizi buruk.
“Selain itu produksi minyak sawit enggak kemudian didominasi usaha besar tapi juga pelaku usaha kecil dan toh teknologi untuk produksi ini juga sudah murah kan,” kata Menteri Teten.