Berawal dari pabrik penyulingan Citronella pada era Soerkarno, kini bangunan tersebut telah bertransformasi menjadi sebuah tempat wisata edukasi tanaman aromatik yang bernama Rumah Atsiri Indonesia.
Dengan lokasi di dataran tinggi Desa Plumbon, Tawangmangu, Jawa Tengah, Rumah Atsiri Indonesia kini kembali dihidupkan oleh Natasha Clairine Mintarga pada 2016 guna menggali potensi industri tanaman aromatik dalam negeri.
Indonesia telah lama dikenal sebagai surganya rempah-rempah dan tanaman aromatik, yang menjadi bahan utama pembuatan bumbu masakan hingga minyak aromaterapi, atau yang dikenal juga dengan sebutan essential oil atau minyak atsiri.
Tanaman wangi ini, terutama serai dan nilam, merupakan salah satu komoditas primadona pada tahun 1960-an dan membuka hubungan dagang antara Indonesia dengan negara-negara di Eropa. Latar belakang itulah yang membuat Natasha melahirkan Rumah Atsiri Indonesia.
BACA JUGA : Keren, Furnitur Rotan Racikan UKM Cirebon Masuk Pasar Eropa dan AS
Menariknya, Rumah Atsiri Indonesia kembali dihidupkan tanpa mengubah struktur asli bangunan utama yang dirancang tim dari Bulgaria. Natasha melakukan pengembangan kawasan seluas lima hektar dan pembangunan fasilitas yang mendukung program penelitian, pelatihan, dan edukasi tentang produk olahan dari minyak atsiri.
Lanskap Gunung Lawu dan hamparan kebun bunga Marigold juga menjadi pemandang utama Rumah Atsiri yang menciptakan suasana tenang dan menyegarkan pikiran.
Total ada 80 jenis tanaman aromatik yang dibudidayakan, mendalami sejarah minyak atsiri di dunia dan inovasi alat penyulingannya dari masa ke masa, dan belajar tentang cara membuat essential oil di Learning Hubs.
Selain itu, ada juga fasilitas pendukung lainnya seperti akomodasi, restoran, dan function hall. Rumah Atsiri juga menawarkan paket tur untuk kunjungan grup maupun acara perusahaan.
Saat ini, terdapat 29 jenis essential oils yang diproduksi Rumah Atsiri. Tanaman aromatik Java Rosemary, Lemongrass (Serai), dan Patchouli (Nilam) merupakan jenis tanaman yang tumbuh sangat subur di Indonesia, sehingga menjadi produk minyak atsiri unggulan dan banyak diminati pelanggan dari Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
BACA JUGA : Awas Otak Burn Out saat WFH, Gini 6 Cara Menangkalnya
“Tanaman aromatik yang tumbuh di Indonesia memiliki aroma yang khas. Contohnya, aroma Java Rosemary yang tumbuh di sini, memiliki wewangian yang berbeda dengan Rosemary di daerah atau negara lain. Keunikan inilah yang dicari oleh pasar internasional. Karenanya, kami ingin terus memperkenalkan produk minyak atsiri kepada masyarakat dan menjajaki lebih banyak kemitraan dengan institusi maupun komunitas-komunitas bisnis,” ujar Natasha.
Dalam pengelolaan tanaman aromatik, Rumah Atsiri bermitra dengan para petani lokal dan 80% karyawan juga berasal dari masyarakat sekitar desa. Selain itu, Rumah Atsiri juga memberikan pembinaan terhadap UMKM lokal hingga mereka dapat memproduksi dan memperoleh izin PIRT untuk memasarkan produknya.
Sedari awal Rumah Atsiri berdisi, sebagai platform promosi wisata edugasi, Natasha telah memanfaatkan Facebook dan Instagram. Selain itu, penggunaan media sosial ini membantu Rumah Atsiri untuk menjangkau kelompok audience yang diinginkan.
“Banyak pelanggan yang pertama kali mengetahui Rumah Atsiri dari Facebook atau Instagram, lalu mereka tertarik untuk datang. Selain mempromosikan wisata, kini kami juga dapat menawarkan produk essential oils siap pakai dan dapat dikirim ke seluruh Tanah Air. Dengan cara ini, kami berharap dapat semakin memajukan industri lokal minyak atsiri,” kata Natasha.
Meski kegiatan wisata masih dibatasi akiabt pandemi, Rumah Atsiri mengalami peningkatan minat pelanggan terhadap produk essential oils, terutama minyak Ekaliptus. Selain itu, Rumah Atsiri juga berkolaborasi dengan institusi sekolah maupun komunitas membuat rangkaian tur virtual dan pelatihan secara daring.
BACA JUGA : Modal Ponsel, Ini Tips Ringan Hasilkan Foto Produk UMKM yang Eye Catching
Facebook berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi bisnis kecil dan menengah untuk terhubung dengan komunitas dan menciptakan dampak ekonomi. Pelaku bisnis seperti Rumah Atsiri Indonesia telah meningkatkan aktivitas jual-beli yang digerakkan oleh komunitas, yang dapat menumbuhkan para pelaku usaha kecil dan menengah meraih kesempatan melalui teknologi digital.
Tugas Facebook adalah untuk memperkuat aktivitas ini, dan membangun solusi untuk membantu pelaku usaha. Apapun jenis usaha yang muncul di atas platform Facebook, kegiatan jual-beli yang digerakkan oleh komunitas ini akan menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih baik dan mampu memberdayakan lebih banyak orang untuk saling terhubung kapanpun dan dimanapun mereka berada.