JNEWS ONLINE
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini
No Result
View All Result
JNEWS Online
No Result
View All Result
Home Traveling

Fajar Menyingsing di Papandayan, Pengusir Jenuh Saat Pandemi

by Redaksi JNEWS
19 September 2020
Panorama Kota Garut dilihat dari atas Gunung Papandayan dikala fajar menyingsing

Panorama Kota Garut dilihat dari atas Gunung Papandayan dikala fajar menyingsing

Share on FacebookShare on Twitter

Penat dan jenuh setelah sekian bulan bergelut dengan pandemi Covid-19, menyambangi keindahan Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat, membuat rasa jenuh seketika sirna. Keelokan sunrise dari puncak gunung ini kala fajar menyingsing sudah terkenal sejak dulu.

Sepertiga penghujung malam, Minggu (2/8/2020). Suasana yang masih gelap dan berkabut dengan hawa dingin melebur dalam indahnya alam Papandayan. Beberapa sosok dalam remang menjelang Shubuh, seolah menyambut kedatangan pengunjung di sekitar area parkiran Pos I, yang berada di kaki Gunung Papandayan. Mereka adalah para penduduk Desa Cisurupan, yang menawarkan jasanya sebagai pemandu untuk menyusuri kawah ataupun menjelajah sampai di puncak gunung.

Baca Juga : Rekomendasi Tempat Glamping yang Kece Buat Liburan

Keramahan yang terjalin dan bersahaja khas penduduk desa begitu terasa, mengajak sejenak melupakan kesumpekan dan kejenuhan selama pandemi Covid-19 berlangsung. “Pak, butuh pemandu, kami siap mendampingi,” sapa seorang warga dengan nada ramah, mencoba manawarkan jasa kepada JNEWS.    

Duduk di sekitar warung, yang berjejer rapi di sisi kanan parkiran sambil memesan makanan dan minuman panas, adalah pilihan tepat sebelum melakukan pendakian. Pukul 04.30 pendakian pun dimulai. Sementara pagi terus merayap naik. Hembusan angin dan dinginnya udara seolah tak henti menerpa tubuh.

Untuk bisa menikmati sunrise puncak Gunung Papandayan pengunjung harus sudah mulai mendaki sejak Shubuh dari Pos I pendakian

Gemercik air dari sungai kecil yang mengalir di sisi jalur pendakian dan suara hembusan angin menjadi teman setia para pendaki. Bentuk pertanahan Papandayan yang cukup landai membuat jalur pendakian menjadi sedikit mudah. Setelah hampir lebih satu jam, pendakian sudah mencapai bibir kawah. Dari titik ini bau belerang sudah terasa menyengat hidung.

Baca Juga : 5 Wisata Gunung di Pulau Jawa untuk Keluarga

Di sepanjang area kawah yang terlewati, seiring pagi yang mulai terang, pemandangan indahnya lubang kaldera yang menyemburkan asap putih kekuning-kuningan cukup menghibur hati. Belum lagi pemandangan danau berwarna kebiru-biruan akibat letusan kawah Nagrak.  Efek bias yang terjadi menambah fenomena alam yang menakjubkan mata memandang.

Setelah puas menikmati kepulan asap dan birunya danau, perjalanan pendakian pun dilanjutkan. Bergerak melipir kawah dengan melewati tanjakan terjal berbatu, membawa JNEWS dan pendaki lainnya ke Gunung Salju, sebuah nama yang diberikan oleh penduduk lokal untuk lokasi tersebut.

Dinamakan Gunung Salju karena seluas mata memandang hanya kombinasi antara hamparan endapan debu vulkanik paska letusan tahun 2002. Kurang lebih setengah jam untuk sampai di lokasi tersebut. Di titik ini merupakan tempat yang pas untuk menikmati lautan kaldera Papandayan seutuhnya. Asap belerang yang membumbung tinggi ke angkasa dengan latar belakang bebukitan yang mengepung kota Garut menjadikan bayang lukisan dengan dimensi keindahan tiada tara.

Baca Juga : Traveling Yuk! 4 Pulau Eksotis di Sumbar

Sementara di sebelah timur, cahaya kuning kemerah-merahan mulai muncul dari balik sisa-sisa kegelapan malam. Hal itu menandakan, tak lama lagi sang mentari akan keluar dari peraduannya. Pemandangan tersebut makin menambah keindahan dan eksotisme Papandayan yang sejak tadi sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Pantas sekali, jika indahnya sunrise dilihat dari tempat ini merupakan suatu momen yang paling dinanti-nantikan oleh setiap pengunjung yang mendaki Papandayan. Seiring dengan fajar  yang terus menyingsing pemandangan di sekeliling makin terang. Titik-titik air sisa embun yang jatuh semalaman di antara batang-batang pohon yang tidak berdaun, serta sarang laba-laba dan beberapa hewan kecil lainnya nampak jelas, dan serasi menyatu  dengan alam. Sungguh panorama keindahaan ciptaan Yang Maha Kuasa, untuk sejenak melepas penat dikala pandemi Covid-19 belum tahu kapan akan berakhir. *

Baca Juga : 5 Destinasi Liburan di Asia Bergaya Eropa

Tags: gunung berapigunung di garutgunung di jawa baratgunung papandayankawah gunung berapimendaki gunung papandayansunrisesunset
Share213Tweet133
Next Post
Bisnis Ashraf Sinclair

Deretan Bisnis Ashraf Sinclair yang Diwariskan ke BCL

TERKINI

kek iya, pelanggan jne yang tinggal di tengah-tengah hutan sawit

Dari Lebatnya Sawit, “Kek Iyan” Menembus Dunia Digital*

18 August 2025
kereta kelas ekonomi generasi baru

Ini Dia, Tampilan Kereta Kelas Ekonomi Generasi Baru

18 August 2025
jakarta muslim fashion week 2025

Rangkaian JMFW Week 2025 Dimulai, Jembatan UMKM Fesyen Rambah Pasar Global

18 August 2025
Para karyawan JNE Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Menilik Jejak JNE di Kota Rengasdengklok

18 August 2025
Ide Usaha Jualan Keliling Modal Kecil

20 Ide Usaha Jualan Keliling yang Modalnya Kecil tapi Potensial

17 August 2025
Slow Traveling untuk Liburan Lebih Mindful

Slow Traveling: Gaya Bepergian untuk yang Ingin Liburan Lebih Mindful

16 August 2025

POPULER

Tempat Wisata di Wonogiri untuk Healing

8 Tempat Wisata di Wonogiri yang Cocok untuk Healing dan Piknik

by Penulis JNEWS
6 August 2025

Sound Horeg: Asal Usul dan Kontroversinya

Apa Itu Sound Horeg? Simak Asal-Usul dan Kontroversinya di Masyarakat

by Penulis JNEWS
1 August 2025

Oleh-Oleh Snack Khas Korea, Wajib Bawa Pulang

26 Oleh-Oleh Snack Khas Korea yang Wajib Dibawa Pulang

by Penulis JNEWS
29 July 2025

Candi Jabung: Candi Peninggalan Majapahit di Probolinggo

Candi Jabung: Permata Sejarah Majapahit di Tanah Probolinggo

by Penulis JNEWS
8 August 2025

Malam Tirakatan untuk Peringati HUT RI

9 Ide Acara Malam Tirakatan untuk Memperingati HUT RI

by Penulis JNEWS
5 August 2025

JNEWS Online

©2020 - Your Trusted Logistic Portal

Navigate Site

  • About
  • Privacy & Policy
  • Contact

Follow Us

No Result
View All Result
  • JONI
    • Aksi JONI
    • Inspirasi JONI
    • Hobi JONI
    • Lokasi JNE
    • Loker JNE
    • Program JNEWS Online
      • Fun Writing
      • Kuis JNEWS Online
      • Kuis Kalender JNE
    • Video
  • Logistik & Kurir
  • Infografik
  • e-Commerce
  • UKM
    • Komunitas
    • Golaborasi 2023
  • Lifestyle
    • Tekno
    • Traveling
  • Liputan Khusus
    • 34 Tahun JNE
    • JNE Content Competition
      • Content Competition 2024
      • Content Competition 2025
      • Pemenang Content Competition 2023
      • Pemenang Content Competition 2024
    • Cosmo JNE FC
    • Gelitik
    • JNE x Slank
    • Pekan Kartini

©2020 - Your Trusted Logistic Portal