5 Film Katolik yang Menarik untuk Menambah Wawasan Sejarah

JNEWS – Nonton film bukan cuma soal hiburan. Beberapa film justru bisa jadi media untuk menambah wawasan dan memahami sejarah, tak ketinggalan dari sudut pandang keagamaan. Kalau lagi cari tontonan yang punya nilai lebih, ada beberapa film Katolik bisa jadi pilihan menarik.

Meski ada embel-embel “Katolik”, tapi sebenarnya ada banyak film yang isinya tidak hanya berisi tentang ajaran agama. Justru, lebih banyak lagi yang menyoroti beragam peristiwa nyata, tokoh penting, dan dilema moral yang berakar dari sejarah dunia.

Sangat menarik untuk ditonton dan dicermati, sehingga wawasan kita pun jadi bertambah luas.

Rekomendasi Film Katolik yang Bikin Tambah Wawasan Sejarah

Artikel ini merangkum lima film pilihan yang bukan hanya kuat secara cerita, tapi juga kaya informasi. Lewat kisah yang menyentuh dan latar yang detail, film-film ini bisa memberikan gambaran soal berbagai situasi yang pernah terjadi di dunia. Latar belakangnya memang agama Katolik, tetapi nilainya universal.

Berikut adalah lima film Katolik yang cocok banget ditonton oleh siapa saja yang ingin menambah wawasan, terutama tentang beragam peristiwa yang terjadi dan sejarah dunia.

1. Conclave (2024)

Conclave (2024) adalah film Katolik drama-thriller berlatar Vatikan yang disutradarai Edward Berger. Film ini diangkat dari novel karya Robert Harris.

Cerita dibuka dengan wafatnya Paus secara mendadak. Gereja Katolik pun segera memulai konklaf — proses pemilihan Paus baru yang berlangsung secara tertutup dan penuh misteri. Kejutannya, di balik kesakralannya, konklaf ternyata juga menyimpan intrik dan ketegangan politik.

Kardinal Thomas Lawrence (Ralph Fiennes), tokoh utama dalam film ini, bertugas memimpin persiapan dan jalannya pemilihan. Awalnya, kandidat terkuat sudah mulai terlihat. Namun, masing-masing ternyata memiliki agenda sendiri-sendiri.

Melalui narasi yang padat, visual yang elegan, dialog yang kuat, serta sedikit plot twist yang tak disangka-sangka, Conclave berhasil menyoroti dinamika yang terjadi dalam struktur Gereja Katolik.

Conclave meraih Skenario Adaptasi Terbaik di Academy Awards 2025 dan membawa Ralph Fiennes ke dalam nominasi Aktor Terbaik. Di ajang BAFTA, film ini menyabet Film Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, serta Penyuntingan Terbaik.

Selain itu, juga dinominasikan di beberapa kategori lainnya seperti Sutradara Terbaik dan Sinematografi Terbaik. Golden Globe memberi penghargaan untuk Skenario Terbaik, serta nominasi untuk Film Drama Terbaik dan Aktor Terbaik.

Baca juga: Mengenal Konklaf: Tradisi Pemilihan Paus yang Penuh Makna

Film Katolik untuk Menambah Wawasan Sejarah
Sumber: IMDb

2. The Two Popes (2019)

The Two Popes (2019) adalah film Katolik drama biografi yang disutradarai oleh Fernando Meirelles dan ditulis oleh Anthony McCarten.

Cerita dimulai saat Kardinal Bergoglio (Jonathan Pryce), Uskup Agung Buenos Aires, merasa tidak lagi sejalan dengan arah Gereja yang dipimpin Paus Benediktus XVI (Anthony Hopkins). Ia mengajukan pengunduran diri. Tapi tak ada jawaban. Sampai akhirnya, Paus Benediktus memanggilnya ke Vatikan.

Bukan untuk menyetujui pengunduran diri itu, Paus Benediktus malah mengajaknya mengobrol panjang lebar kali tinggi. Mereka membahas iman, masa lalu, reformasi Gereja, bahkan dosa pribadi. Benediktus tetap dengan pandangan konservatifnya. Bergoglio datang membawa semangat perubahan.

The Two Popes meraih 3 nominasi Academy Awards 2020 untuk Aktor Terbaik (Jonathan Pryce), Aktor Pendukung Terbaik (Anthony Hopkins), dan Skenario Adaptasi Terbaik. Di Golden Globe, film ini juga dinominasikan di kategori Film Drama Terbaik, Aktor Terbaik, dan Aktor Pendukung Terbaik.

Selain itu, film ini memenangkan beberapa penghargaan di BAFTA, termasuk Skenario Adaptasi Terbaik, serta masuk dalam daftar film terbaik tahun itu oleh National Board of Review.

3. Silence (2016)

Silence (2016) adalah film Katolik drama sejarah yang disutradarai Martin Scorsese. Ceritanya diangkat dari novel karya Shūsaku Endō.

Dua imam Yesuit, Rodrigues (Andrew Garfield) dan Garupe (Adam Driver), mendapat kabar bahwa guru mereka, Pastor Ferreira (Liam Neeson), telah murtad di Jepang. Mereka lantas pergi ke Negeri Sakura itu untuk mencari kebenaran.

Saat itu, Jepang menutup diri dan memusuhi agama Katolik. Awalnya, mereka disambut hangat oleh umat Kristen di sana. Tapi perlahan situasi berubah. Umat diburu, disiksa, dan dibunuh demi memaksa para imam menyangkal iman.

Rodrigues makin tersiksa secara batin. Sampai akhirnya ia bertemu Ferreira. Benar, Ferreira telah murtad. Tapi alasannya bukan karena takut. Ia percaya, diamnya Tuhan di tengah penderitaan bisa jadi adalah jawaban yang paling dalam.

Silence mendapat nominasi Oscar 2017 untuk Sinematografi Terbaik. Film ini juga masuk daftar film terbaik versi AFI dan dinominasikan di BAFTA untuk Desain Produksi Terbaik.

4. The Mission (1986)

The Mission (1986) disutradarai Roland Joffé. Ceritanya berlatar Amerika Selatan pada abad ke-18. Fokus utamanya adalah perjuangan para imam Yesuit dalam melindungi suku pribumi Guarani dari penjajah dan perbudakan.

Pastor Gabriel (Jeremy Irons) datang ke pedalaman hutan dan mendirikan misi. Ia mendekati suku Guarani dengan musik, bukan kekerasan. Lewat oboe dan cinta kasih, ia diterima sebagai sahabat.

Lalu datang Rodrigo Mendoza (Robert De Niro), mantan tentara dan pedagang budak. Ia dulu membunuh saudaranya sendiri. Setelah itu, hidupnya hancur. Ia bertobat dan memutuskan jadi biarawan Yesuit.

Masalah muncul saat wilayah misi diserahkan ke kekuasaan Portugis, yang melegalkan perbudakan. Para imam dihadapkan pada pilihan sulit: tunduk pada perintah Gereja atau membela suku Guarani yang mereka lindungi.

The Mission meraih Palme d’Or di Festival Film Cannes 1986. Film ini juga mendapat 7 nominasi Oscar, termasuk Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Ia menang di kategori Sinematografi Terbaik dan musiknya, termasuk lagu Gabriel’s Oboe, menang Golden Globe untuk Musik Orisinal Terbaik.

Sumber: IMDb

5. Soegija (2012)

Dari Indonesia, ada Soegija (2012). Film ini adalah film Katolik drama sejarah karya sutradara Garin Nugroho yang mengangkat sosok Mgr. Albertus Soegijapranata, uskup pribumi pertama di Indonesia.

Film ini berlatar tahun-tahun penuh gejolak antara 1940 hingga 1949, di masa pendudukan Jepang, Perang Dunia II, dan Revolusi Kemerdekaan. Narasi film dibangun dari catatan harian Soegijapranata, yang kemudian ditransformasikan menjadi kisah dengan banyak sudut pandang.

Film ini memperlihatkan bagaimana Soegija (Nirwan Dewanto) menggunakan diplomasi dan komunikasi lintas etnis serta agama untuk meredam konflik yang terjadi di masa itu. Ia menyelamatkan korban perang dan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil tanpa mengangkat senjata. Ia menjalin hubungan baik dengan pemimpin lokal, tentara Jepang, Belanda, hingga kelompok pejuang kemerdekaan.

Soegija mewakili Indonesia dalam beberapa ajang internasional dan meraih Piala Citra untuk Penata Artistik Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2012.

Baca juga: 10 Cerita Legenda yang Menjadi Film

Lewat lima film Katolik di atas, kita bisa melihat bagaimana sejarah, iman kepada Tuhan, dan rasa kemanusiaan sering kali saling berkaitan. Setiap film membawa perspektif berbeda, tapi sama-sama mengajak penonton untuk memahami sisi lain dari peristiwa sejarah yang mungkin jarang dibahas. Bukan cuma soal kepercayaan, tapi juga soal pilihan, pengorbanan, dan perjuangan manusia di tengah tekanan zaman.

Film-film di atas cocok ditonton siapa saja yang ingin menambah wawasan, tanpa harus merasa seperti sedang belajar.

Exit mobile version