Batik Kudus – Lebih dari 250 perajin batik di beberapa wilayah Indonesia, sukses dibina Pertamina dalam Program Kemitraan sejak 1993 hingga saat ini dengan penyaluran sebesar Rp 10 miliar.
Selain berupa bantuan modal, Pertamina juga melakukan pendampingan bagi para perajin batik tradisional untukGo Modern hingga pada upaya Go Global.
Yuli Astuti, menjadi salah satu perajin batik binaan Pertamina yang memiliki sanggar Muria Batik Kudus. Memulai karier batik sejak 2005, Yuli kini terbilang bukan pembatik sembarangan.
Dia dikenal sebagai salah satu sosok yang patut disebut sebagai pahlawan pelestari batik Kudus, yang notabennya saat itu keberadaanya hampir punah.
BACA JUGA : Keren, Furnitur Rotan Racikan UKM Cirebon Masuk Pasar Eropa dan AS
“Batik Kudus itu punya cerita yang unik, tapi enggak ada orang yang tahu. Sampai 2005, cuma ada satu pembatik yang masih hidup, tapi karena sudah tua, ingatan soal ceritanya juga sudah lupa. Akhirnya saya harus melakukan penelitian sendiri,” ucap Yuli.
Pencarian informasi langka soal Batik Kudus membuat Yuli harus menggeluarkan effort besar, bahkan berkelana ke mana-mana. Solo dan Pekalongan menjadi kota yang rutin bolak-balik dikunjungi bagi dirinya belajar membantik.
Yuli juga melakukan penelitian hingga naik langsung ke Gunung Muria demi mendapatkan cerita asli tentang legenda Kapal Kandas dengan tetua di sana. Di sana juga ia mempelajari buah Parijoto, buah khas Muria yang kini juga jadi ciri khas desain batik-batik Yuli.
Bicara soal perjalanan, jatuh bangun sudah menjadi “makanan” karir Yuli dalam upayanya untuk membangun kembali serta melestarikan Batik Kudus. Bahkan saat ini, telah muncul beberapa “saingan” Yuli yang menggeluti batik Kudus.
Walau demikian, Yuli tak pernah menganggapnya sebagai rival. Dengan mengedepankan bisnis berkonsep sociopreneur, dia bahkan berusaha agar semakin banyak orang menggeluti batik Kudus, termasuk memberikan pelatihan bagi anak-anak sekolah.
“Salah satu hal yang saya lakukan yaitu melakukan pembinaan batik melalui pembinaan-pembinaan sekolah, anak-anak difabel, anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka mengenal batik sejak dini,” ujar Yuli.
Upayanya tersebut berbuah hasil, Yuli cukup banyak meyabet ragam penghargaan di sepanjang kariernya. Salah satunya adalah penghargaan Local Hero Pertamina 2018.
BACA JUGA : Eksistensi Wisata Edukasi Tanaman Aromatik Rumah Atsiri via Facebook
Lewat penghargaan itu pula, pintu bagi Yuli terbuka semakin lebar, karena bersama Pertamina, Yuli mendapatkan banyak manfaat, dari pembinaan hingga undangan untuk pameran dan fashion show.
Yuli menjadi Mitra Binaan Pertamina sejak tahun 2018. Sejak bergabung dengan Pertamina, omzet Yuli diklaim meningkat 30 Persen dan mendapatkan omzet hingga Rp 100 juta rupiah per bulan.
Muria Batik Kudus memproduksi produk batik khas Kudus yang dijual secara online yang bisa dilihat melalui media sosial @muriabatik serta offline storenya di Karang Malang 4/2 Gebog Kudus Jawa Tengah. Pasar lokal, nasional, hingga mancanegara sudah dijajaki oleh Yuli, termasuk diantaranya Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan China.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Yuli. Menurut Fajriyah, peran dalam pelestarian kebudayaan Indonesia harus ditiru oleh semua orang.
“Apalagi batik, sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia, kita wajib untuk menjaga dan melestarikannya. Ini sebagai implementasi Goal 8 Sustainable Development Goals (SDGs). Diharapkan dapat membantu masyarakat mendapat pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.