Gaya Hidup Seperti Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal

Kasus gagal ginjal akut pada anak yang terjadi sejak bulan lalu masih menjadi momok bagi para orang tua. Tercatat pada tanggal 26 Oktober 2022 temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) atau acute kidney injuries (AKI) telah mencapai angka 269 anak. Angka tersebut tersebar di 27 provinsi Indonesia dan sebesar 58% pasien dinyatakan meninggal dunia.

Awal mula kasus ini ditemukan pertama kali di Gambia di mana sebanyak 66 anak meninggal dunia. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mengambil langkah cepat dengan mengeluarkan peringatan tentang kandungan etilen glikol yang terdapat di empat sirup yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya gagal ginjal pada anak.

Sedangkan di Indonesia sendiri menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kemungkinan besar penyebab kasus gagal ginjal karena terpapar senyawa kimia berbahaya yang berasal dari obat sirup yang diminum.

Hingga saat ini penanganan dan pencegahan gagal ginjal mulai masif dilakukan. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh perusahaan farmasi pun sudah ditangani oleh pihak berwajib. Dan berbagai obat sirup yang dicurigai mengandung senyawa kimia berbahaya telah ditarik dari peredaran di masyarakat. 

Baca juga: Lagi, BPOM Cabut Izin Edar Dua Industri Farmasi

Tapi, apakah penyebab gagal ginjal hanya berasal dari senyawa kimia yang ada di obat? Tidak. Kasus gagal ginjal termasuk ke dalam kategori penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya ternyata ada di gaya hidup yang dilakukan oleh pasien. Tak hanya pada anak-anak, gagal ginjal yang terjadi pada orang yang lebih dewasa tak kalah berbahayanya.

Gaya hidup seperti apa yang menyebabkan gagal ginjal? Berikut ulasannya.

Gaya Hidup Seperti Ini Juga Bisa Jadi Penyebab Gagal Ginjal

Gaya Hidup yang Bisa Menyebabkan Gagal Ginjal 

Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan

Sudah menjadi rahasia umum bahwa makanan olahan efeknya tidak baik untuk kesehatan, lantaran bisa memicu penyakit jantung dan gagal ginjal. Memang benar, makanan olahan sangat praktis dan menjadi pilihan saat sedang sibuk atau malas masak. Tapi, tahukah kamu bahwa dalam makanan olahan mengandung natrium yang tinggi?

Konsumsi natrium dalam sehari menurut WHO tidak boleh lebih dari 2.400 miligram atau setara 1 sendok teh. Sayangnya fakta di lapangan rata-rata orang mengonsumsinya hingga dua kali lipat. Dan sering kali orang-orang ketika membeli produk makanan hanya memerhatikan kandungan kalori, lemak, gula dan karbohidrat saja tapi melupakan natrium.

Merokok

Barangkali tidak ada yang menduga bahwa merokok bisa memicu terjadinya gagal ginjal. Pasalnya, pandangan yang terbentuk di masyarakat awam, efek merokok lebih ke paru-paru saja.

Jadi, merokok ternyata bisa membuat tekanan darah menjadi tidak terkendali, di sinilah letak risiko gagal ginjal yang kemudian akan meningkat dari waktu ke waktu. Kebiasaan merokok bisa memperlambat aliran darah menuju organ vital di dalam tubuh. Tak hanya itu saja, apabila pasien sudah mengalami gangguan ginjal, merokok bisa memperburuk keadaan. 

Malas minum air putih

Air putih memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Sebaliknya jika kurang mengonsumsinya maka bisa akan menimbulkan berbagai penyakit.

Pandangan populer di masyarakat bahwa dalam sehari harus menghabiskan delapan gelas air putih agar tubuh sehat dan ginjal bisa bekerja dengan baik. Tapi, sayangnya sedikit yang tahu bahwa hanya mengonsumsi satu atau dua cangkir air putih sehari bisa membahayakan organ tubuh.

Kurang minum air putih menyebabkan kita tidak memiliki air yang cukup untuk mengalir keluar sistem dalam menjaga kadar natrium di tubuh. Dan tubuh yang kekurangan cairan menyebabkan tekanan darah mengalami penurunan dan aliran darah menuju ginjal pun akan turun.

Apabila kamu membiarkan kondisi dehidrasi ini terus menerus maka bisa memicu gagal ginjal. 

Baca juga: 5 Provinsi Terbanyak Sebaran Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak

Menganggap semua suplemen dan minuman berenergi itu aman

Menjaga daya tahan tubuh di masa pandemi wajib dilakukan. Salah satu cara yang umum dilakukan dengan mengonsumsi berbagai suplemen dan minuman berenergi. Kamu harus pahami bahwa tidak semua suplemen dan minuman berenergi itu aman.

Umumnya minuman energi dikonsumsi untuk bisa menambah energi serta meningkatkan kinerja otak. Bahan baku utamanya antara lain ginseng, taurin, kafein dan gula. Apabila mengonsumsinya secara berlebihan, risiko kesehatan akan dialami, seperti dehidrasi dan penumpukan taurin. Kombinasi dari kafein dan taurin bisa meningkatkan tekanan darah, jadi ketika dikonsumsi terus menerus akan memicu terjadinya gagal ginjal.

Begitu juga dengan suplemen, tidak semua label dengan bahan “alami” aman untuk dikonsumsi. Karena ada obat-obat herbal yang ternyata berbahaya bagi kesehatan. Contohnya, bahan nabati yang kerap disebut asam aristolochia yang biasa ditemukan di pengobatan tradisional. Penggunaannya bisa menyebabkan jaringan parut di ginjal. Bahkan badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat mengeluarkan edaran yang berisi peringatan bagi konsumen untuk menghindari produk dengan bahan aristolochia, bragantia dan asarum di label karena kemungkinan mengandung bahan yang berbahaya.

Baca juga: 7 Pengganti Gula Alami untuk Hindari Diabetes

Menahan untuk buang air kecil

Ada kalanya karena kesibukan atau mager, kita sering menunda untuk buang air kecil. Sebaiknya kebiasaan buruk ini dihindari. Pasalnya, urin yang berada di kandung kemih untuk waktu lama berpotensi menyebabkan bakteri berkembang biak di dalamnya. Maka akan muncul risiko infeksi ginjal dan ujungnya penyakit gagal ginjal pun tak terhindarkan.

Lima gaya hidup yang bisa menyebabkan gagal ginjal di atas barangkali sering kita lakukan tanpa sengaja atau bahkan sudah rutin melakukannya. Tidak ada kata terlambat untuk mengubahnya kok, semua tergantung dari kamu mau memulai mengurangi atau tidak. Yuk, semangat hidup sehat!

Exit mobile version