7 Gaya Hidup Unik yang Mewarnai Kehidupan Modern

JNEWS – Gaya hidup terus berkembang seiring perubahan zaman. Banyak orang mulai meninggalkan pola hidup konvensional dan beralih ke cara-cara baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan, nilai, atau minat pribadi.

Ada beberapa yang fokus pada diri sendiri, ada pula yang fokus pada lingkungan dan sesamanya. Gaya hidup yang mana pun, asal dijalani dengan baik tanpa memberikan kerugian bagi pihak lain, sah-sah saja dianut.

Gaya Hidup Unik yang Dijalani Manusia Zaman Sekarang

Di tengah kemajuan teknologi dan meningkatnya kesadaran akan sustainability, berbagai gaya hidup unik bermunculan. Setiap pilihan mencerminkan identitas sekaligus menjadi respons terhadap tantangan dunia modern.

Beberapa di antaranya cukup populer, dan sepertinya akan membawa arah kehidupan ke yang lebih baik. Apa saja? Yuk, kita lihat.

1. Minimalisme

Gaya hidup ini menekankan kesederhanaan dengan mengurangi kepemilikan barang dan konsumsi berlebihan. Penganutnya lebih fokus pada hal-hal yang memiliki nilai atau makna yang lebih dalam.

Tak hanya itu, minimalisme bertarget pada waktu, uang, dan energi yang bisa terkelola dengan lebih baik. Hasilnya, hidup lebih teratur, lebih leluasa bergerak, lebih jernih berpikir, dan energi juga tak habis sia-sia. Hasil akhirnya: kebahagiaan.

Gaya hidup ini sering diterapkan pada berbagai aspek, seperti desain rumah yang sederhana, lemari pakaian kapsul dengan sedikit pakaian berkualitas, hingga pendekatan digital yang membatasi penggunaan teknologi secara berlebihan.

Gaya Hidup FIRE: Pensiun Dini dan Bebas Finansial

2. FIRE (Financial Independence Retire Early)

Orang-orang penganut FIRE memiliki tujuan untuk mencapai kebebasan finansial sedini mungkin. Mereka ingin pensiun jauh sebelum usia pensiun tradisional. Untuk mencapainya, penganut FIRE akan mengelola keuangannya dengan sangat disiplin.

Fokus mereka selama masih bisa bekerja secara aktif adalah menabung, investasi, dan pengendalian pengeluaran secara ketat. Sebagian besar pendapatan, biasanya 50% hingga 70%, dialokasikan untuk tabungan dan investasi. Instrumennya akan dipilih yang nantinya bisa menghasilkan penghasilan pasif, yang diperhitungkan secara cermat. Nantinya, penghasilan pasif ini bisa digunakan untuk  mencukupi kebutuhan hidup selama mereka pensiun. Contohnya seperti investasi properti, saham dividen, hingga obligasi.

Mengapa penganut FIRE rela untuk kerja keras hari ini demi pensiun dini? Karena mereka percaya bahwa kebebasan finansial memberikan lebih banyak kendali atas waktu. Dengan tak lagi bekerja 9 to 5, mereka bisa fokus pada hal-hal yang bermakna, seperti menjalani hobi, traveling, atau menjadi philantropis, tanpa terikat pada pekerjaan konvensional.

Pensiun dalam kamus mereka bukan berarti berhenti bekerja, tetapi orientasi yang berubah. Mereka mungkin masih bekerja. Namun, alih-laih menargetkan uang, mereka lebih mengejar kepuasan hati.

Baca juga: Gaya Hidup FIRE: Pensiun Dini dan Bebas Finansial

3. Homesteading

Dikutip dari Treehugger, homesteading merupakan gaya hidup yang menekankan swasembada dan sustainability. Penganutnya memproduksi kebutuhan mereka sendiri, seperti makanan, pakaian, dan energi.

Gaya hidup ini umumnya diadopsi oleh orang yang tinggal di daerah pedesaan. Namun, sebenarnya tak menutup kemungkinan untuk diterapkan di lingkungan perkotaan, seperti urban homesteading.

Prinsip utama homesteading meliputi:

Selain itu, gaya hidup ini juga memungkinkan penganutnya untuk mengurangi pengeluaran dengan mengurangi barang-barang komersial yang tidak perlu. Bahkan, mereka bisa mendapatkan penghasilan dari hasil panen, kerajinan tangan, atau jasa berbasis komunitas yang mereka lakukan.

4. Gaya Hidup Nomaden

Gaya hidup ini ditandai dengan mobilitas tinggi. Penganutnya terus berpindah tempat secara teratur atau terus-menerus. Tujuannya bermacam-macam, mulai dari keinginan untuk mengeksplorasi dunia, hingga mengejar pengalaman baru.

Gaya hidup ini sebenarnya merupakan tradisi manusia zaman purba. Namun kini menjadi tren modern. Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang memungkinkan pekerjaan jarak jauh dan koneksi global. Banyak nomaden modern berprofesi sebagai remote worker, freelancer, atau pengusaha digital yang memanfaatkan teknologi untuk bekerja dari mana saja dengan akses internet.

Mereka juga menerapkan gaya hidup minimalis dengan membawa barang-barang secukupnya. Sepanjang perjalanannya, mereka akan banyak berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan komunitas lokal di tempat-tempat yang dikunjungi.

5. Sustainable Living

Atau sering disebut juga gaya hidup berkelanjutan. Targetnya adalah menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan keberlanjutan lingkungan.

Prinsip utamanya adalah meminimalkan dampak negatif terhadap alam dengan membuat pilihan sadar dalam konsumsi, produksi, dan perilaku sehari-hari. Gaya hidup ini tidak hanya mendukung pelestarian sumber daya alam tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan seimbang.

Dalam penerapannya, penganut sustainable living akan memilih produk yang diproduksi secara etis dan ramah lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah produk-produk organik, bebas plastik, atau menggunakan bahan daur ulang.

Mereka juga mengurangi konsumsi produk hewani yang memiliki jejak karbon tinggi, serta memilih makanan lokal dan musiman untuk mengurangi emisi dari transportasi. Selain itu, mereka juga belajar untuk memperbaiki, mendaur ulang, atau menggunakan kembali material seperti kaca, kertas, dan plastik.

Meskipun perlu perubahan kebiasaan yang cukup besar, sustainable living memberikan kesempatan pada penganutnya untuk tak hanya bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan kembali ke alam. Tetapi juga menciptakan dampak positif bagi planet tempatnya tinggal.

6. Healthy Lifestyle

Healthy lifestyle, atau gaya hidup sehat, adalah pola hidup yang menekankan kebiasaan sehari-hari untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan emosional secara menyeluruh. Fokusnya adalah pada pencegahan penyakit dan peningkatan kualitas hidup. Mereka melakukannya dengan beragam aktivitas fisik, nutrisi yang baik, dan manajemen stres.

Penganut gaya hidup sehat hanya mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein berkualitas, lemak sehat, dan biji-bijian utuh. Mereka juga mengurangi asupan gula, garam, dan lemak trans.

Olahraga juga menjadi agenda rutinnya, minimal melakukan aktivitas fisik 150 menit per minggu. Aktivitasnya bisa bervariasi, mulai dari olahraga kardio, latihan kekuatan, hingga peregangan. Tak hanya itu, tidur yang cukup juga menjadi hal penting dalam menjalani lifestyle ini. Minimal 7–9 jam setiap malam.

Mengadopsi gaya hidup sehat ini tidak hanya membantu mencegah penyakit tetapi juga meningkatkan energi, suasana hati, dan produktivitas sehari-hari.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat ala Jennifer Bachdim: Tip Kesehatan dan Kebugaran

7. Work-life Balance

Work-life balance adalah pendekatan hidup yang dianggap sebagai jawaban dari tuntutan workaholic belakangan. Dalam gaya hidup ini, penganutnya akan mengusahakan adanya keseimbangan antara tanggung jawab pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dengan demikian, kesejahteraan akan dapat dicapai, tanpa stres, kelelahan, atau ketidakpuasan.

Prinsip utama gaya hidup ini meliputi:

Dengan menjaga work-life balance, penganutnya percaya bahwa mereka dapat meningkatkan produktivitas di tempat kerja, mempererat hubungan personal, dan menikmati kualitas hidup yang lebih baik. Gaya hidup ini juga membantu mencegah burnout, mengurangi stres, dan menciptakan kehidupan yang lebih bermakna.

Demikianlah, setiap pilihan gaya hidup mencerminkan keunikan dan prioritas masing-masing orang. Di tengah perubahan zaman, gaya hidup yang dipilih dapat menjadi cara untuk menyesuaikan diri sekaligus mengejar kebahagiaan dan keseimbangan.

Exit mobile version