JNEWS – Hari Bumi atau Earth Day sering disalahpahami sebagai aktivitas mematikan lampu selama peringatan saja. Padahal aktivitas Earth Day sangat beragam dan berusaha melibatkan partisipasi masyarakat seluas mungkin. Earth Day tidak hanya dimaksudkan untuk menyuarakan pentingnya kelestarian bumi, melainkan juga berusaha mengajak masyarakat untuk menjalani gaya hidup yang lebih memperhatikan lingkungan.
Ide Earth Day diprakarsai oleh Senator Gaylord Nelson dari Amerika Serikat. Bersama Denis Hayes, tanggal 22 April 1970 dipilih sebagai Earth Day pertama. Gerakan tersebut meluas dan diperingati tiap tahun secara terorganisir. Komunitas di seluruh dunia dipersilakan mendaftarkan event yang mereka buat untuk peringatan Hari Bumi 22 April di website earthday.org agar dapat ditemukan oleh masyarakat yang ingin berpartisipasi.
Tip Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Masyarakat yang ingin belajar atau meningkatkan kemampuan dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan untuk mendukung hari Bumi dapat menjelajahi website Earth Day. Dalam website itu, terdapat banyak tulisan tentang fakta, tip, dan contoh praktis gaya hidup tersebut. Meski organisasi ini menyarankan pelaksanaan dalam bentuk komunitas agar dampaknya lebih terasa, namun banyak pula contoh yang bisa diterapkan secara individu.
Berikut adalah tips gaya hidup ramah lingkungan untuk mendukung Hari Bumi.
1. Mendukung Transisi ke Energi Terbarukan
Jika dahulu masyarakat diimbau untuk menghemat listrik dengan mematikan lampu yang tidak digunakan dan menggantinya dengan lampu LED maka sekarang diharapkan ada peningkatan. Dalam Hari Bumi, masyarakat tak hanya diajak menghemat listrik tapi juga berangsur beralih ke energi terbarukan. Energi terbarukan dapat dihasilkan dari sinar matahari, angin, air atau panas bumi yang meminimalkan polusi gas buang.
Setidaknya dukungan masyarakat tersebut sudah ditunjukkan dengan adalah kenaikan jumlah pengguna mobil listrik yang signifikan selama mudik Lebaran 2025. Satuan Tugas Ramadan dan Idulfitri 1446 H / 2025 melalui Posko Nasional Energi dan Sumber Daya mencatat kenaikan jumlah pengguna kendaraaan listrik untuk mudik sebanyak 460% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pemerintah dan pengusaha mendukung antusiasme masyarakat tersebut dangan meningkatkan jumlah dan penyebaran SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Dengan meningkatnya SPKLU, masyarakat dapat mempertimbangkan kendaraan listrik jika suatu saat ingin membeli kendaraan.
Di kota-kota besar, masyarakat dapat memilih taksi listrik tanpa perlu khawatir kehabisan baterai di tengah kemacetan. Di rumah-rumah, masyarakat juga bisa meningkatkan penggunaan kompor dan peralatan memasak listrik atau tenaga surya karena lebih praktis, tidak memakan tempat, lebih aman, dan gas buangnya tidak mengotori ruangan.
Baca juga: Apa Itu Energi Terbarukan? Jenis, Manfaat, dan Tantangannya
2. Menghentikan Penggunaan Plastik
Dalam Hari Bumi, Organisasi Earth Day mengajak masyarakat untuk meningkatkan gerakan pengurangan penggunaan plastik menjadi penghentian penggunaan plastik. Sudah banyak masyarakat Indonesia yang terbiasa membawa tas atau wadah sendiri sehingga beberapa pemerintah daerah mengeluarkan berbagai larangan penggunaan plastik untuk memperluas kebiasaan baik tersebut.
Salah satu Pemprov yang dengan ketat mengatur penggunaan plastik adalah Bali, yaitu melarang penggunaan plastik sekali pakai dan kemasan air mineral di bawah satu liter. Faktanya, memang masih banyak kafe atau penjual minuman dan makanan yang menggunakan gelas (cup) dan piring plastik sekali pakai di berbagai daerah. Masyarakat daerah lain dapat membawa tempat air minum sendiri tanpa menunggu aturan dari pemerintah daerah setempat.
Penghentian penggunaan plastik sekali pakai juga dapat dilakukan ketika membeli bahan makanan seperti ikan, daging atau sayuran dan makanan olahan siap santap. Sudah banyak wadah-wadah cantik yang bisa memberikan semangat kepada para konsumen untuk menggunakan wadah yang lebih ramah lingkungan.
3. Mendukung Keragaman Pangan Lokal
Hari Bumi juga menyoroti diversifikasi pangan sebagai salah satu pendukung makanan dengan gizi seimbang. Pada dasarnya tubuh membutuhkan berbagai jenis zat yang diperoleh dari makanan. Makanan yang ‘itu-itu saja’ akan menyebabkan kekurangan zat tertentu sehingga pada suatu saat akan menumpuk dan menimbulkan gangguan kesehatan. Keberagaman makanan juga mendukung generasi yang berkualitas dan cerdas.
Kaitannya dengan kelestarian bumi, mendahulukan makanan lokal berarti mengurangi potensi terjadinya emisi gas yang sangat besar akibat transportasi dan distribusi produk makanan tersebut. Semakin dekat sumber makanan dengan pengolahan dan konsumennya maka akan semakin baik bagi lingkungan. Yang bisa dilakukan masyarakat adalah belanja bahan makanan di pasar tradisional atau warung terdekat, serta membeli hasil kebun atau ternak tetangga.
4. Bijak Menggunakan Bahan Pangan dan Makanan
Zaman dahulu, para orang tua menasihati anak-anak untuk menghabiskan makanannya agar makanan tersebut tidak menangis. Sekarang, sudah banyak materi edukasi ilmiah yang mudah dipahami anak-anak agar tidak menyisakan makanan.
Namun demikian, para orang tua juga harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang pengolahan makanan dan limbah makanan. Orang tua harus bisa mengukur kebutuhan rumah tangga agar tidak ada bahan baku atau makanan matang yang berubah menjadi limbah sebelum dikonsumsi. Belanja dan masak seperlunya atau secukupnya akan mencegah terjadinya banyak limbah.
Jika makanan bersisa, banyak tip dan trik yang bisa dipraktikkan untuk menyimpan makanan dan menghabiskannya di kemudian hari. Para ibu zaman sekarang cukup kreatif untuk mengubah sisa makanan menjadi makanan baru. Misalnya sisa nasi menjadi nasi goreng atau cireng. Bahkan berdasarkan kearifan lokal, sisa makanan dapat diberikan pada ayam hingga tidak bersisa.
5. Bijak Mengenakan Pakaian
Gerakan pemanfaatan pakaian preloved (baju bekas layak pakai) itu adalah contoh yang bagus, apalagi untuk keperluan kemanusiaan. Namun yang terbaik adalah mencegah baju-baju dimiliki menjadi preloved. Caranya dengan membeli baju seperlunya, jangan hanya mengikuti tren lalu dipakai satu atau dua kali saja. Keterampilan padu padan yang membuat sedikit baju terlihat banyak akan sangat bermanfaat.
Masyarakat juga harus memperhatikan asal usul pakaian bekas tersebut. Pakaian bekas impor tidak dianjurkan karena pengiriman pakaian bekas dari tempat yang jauh akan meninggalkan jejak karbon yang tinggi. Baju-baju bekas tersebut diangkut menggunakan kapal dari jarak ribuan kilometer yang tentu saja menghabiskan banyak bahan bakar fosil.
Pakaian bekas tersebut juga harus sudah tersortir dengan baik. Pakaian yang diimpor seadanya atau baru disortir di dalam negeri akan menghasilkan limbah berupa pakaian-pakaian yang tidak lolos sortir. Itu berarti telah terjadi impor limbah.
Baca juga: 7 Hotel Ramah Lingkungan: Berlibur Tanpa Mengorbankan Alam
Gaya hidup ramah lingkungan dengan tips sederhana dan efektif di Hari Bumi dapat dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang berkelanjutan. Menjaga bumi tetap sehat dan mengurangi dampak kerusakannya tidak bisa hanya dilakukan dalam satu hari namun harus terus-menerus dengan cara yang selalu diperbaiki.