Gelontorkan Rp 13 Miliar, KemenkopUKM Bangun Factory Sharing Furniture di Sragen

 

Meningkatnya ekspor furniture, membuat Kementerian Koperasi dan UKM makin getol untuk terus mendorong perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan perencanaan pembangunan factory sharing untuk klaster produk unggulan ekspor di Sragen, Jawa Tengah.

Dalam pembangunan factory sharing tersebut, nantinya KemenKopUKM siap menggelontorkan anggaran senilai Rp13 miliar. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, konsep dari factory sharing merupakan solusi UMKM di klaster furniture agar perajin memiliki standar dan mutu yang sama dengan industri.

Untuk prosesnya, pengolahan kayu, pengeringan, hingga proses setengah jadi dikerjakan dengan standar industri. Mengingat furniture merupakan salah satu produk unggulan ekspor, standardisasi produk sangat penting.

BACA JUGA : Dilema Ekspor UMKM, Permintaan Tinggi Tapi Terhalang Kendala

“UMKM bisa maklon di sana (factory sharing) bersama-sama yang dikelola oleh koperasi. Sehingga produk UMKM punya kualitas yang tak kalah dengan industri. Ini membuat waktu produksi lebih cepat dan daya saing tinggi UMKM. Seperti pak Mardi tak perlu lagi menggunakan banyak alat karena bisa memberatkan ongkos produksi. Kalau di factory sharing, biaya ditanggung bersama sehingga lebih murah, mudah, dan cepat,” ucap Teten.

Furniture Sragen

Tak hanya itu, Teten menegaskan, bicara factory sharing juga tak luput dari pembangunan ekosistem berupa tempat pelatihan serta koperasi sebagai agregator dan offtaker. Agar produk UMKM masuk ke pasar ekspor, juga penting merekrut SDM yang berkompeten.

“Kelembagaan yang perlu diperbaiki. Jadi, diperlukan pelatihan vokasi untuk mencetak perajin yang berkualitas didukung pengembangan produk supaya bisa mengikuti selera market. Bukan hanya membangun factory sharing tapi semuanya, memperkuat UMKM berarti juga memperkuat tulang punggung ekonomi nasional,” tegasnya.

Factory sharing, kata Teten, merupakan salah satu program prioritas KemenkopUKM. Saat ini anggaran tersedia dan lahannya sudah ada. Namun catatannya, menurut Teten, dari kelembagaannya yakni koperasi perlu diperkuat, koperasi bertugas mempertemukan UMKM dengan para buyer.

“UMKM tak bisa sendiri-sendiri dengan buyer karena posisi bargaining-nya lemah. Untuk itu perlu difasilitasi dengan koperasi lewat factory sharing,” katanya.

BACA JUGA : Rumah Produksi Bersama, Pintu UKM Furnitur Bersaing

MenKopUKM turut mengapresiasi produk kursi dari Mardi Furniture yang sudah bisa menembus pasar Eropa dan Australia. Apalagi desain yang dibuat pun hasil inovasinya sendiri.

“Ini yang namanya membidik market demand yang ada, salah satunya furniture sebagai produk unggulan,” jelas Teten.

Di kesempatan yang sama, Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah KemenKopUKM Hanung Harimba Rachman menambahkan, untuk pembangunan satu factory sharing, kementerian telah mengalokasikan anggaran senilai Rp13 miliar.

“Sehingga diharapkan daya saing dan kualitas produk UMKM benar-benar memiliki standar mutu,” tegasnya.

Exit mobile version