Gubernur Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman mengeluarkan surat instruksi agar Pelabuhan Pangkal Balam dapat beroperasi 24 jam. Instruksi tersebut dimaksudkan untuk mendukung pemulihan ekonomi selama pandemi COVID-19 di wilayah tersebut dan juga untuk mendorong peningkatan ekspor.
Menurut Erzaldi, selama ini permintaan ekspor di Babel mengalami kegagalan karena harga transportasi yang tidak bisa bersaing. Padahal, Erzaldi menilai Babel memiliki hasil bumi yang masuk ke dalam komoditas ekspor.
“Selama ini ekspor Babel sempat beberapa kali gagal karena transportasi barang tidak bersaing. Kini dengan kehadiran Pelabuhan Pangkal Balam, kita harapkan ekspor kita kian meningkat,” kata Erzaldi.
Baca Juga: Pembangunan Bendungan Tamblang Dipercepat Guna Dukung Produksi Pertanian
Maka dari itu, dengan beroperasinya Pelabuhan Pangkal Balam selama 24 jam di sektor bongkar muat barang khusus peti kemas, hal tersebut dapat meningkatkan ekspor komoditas pertanian, perkebunan, dan juga kerajinan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Adapun surat instruksi tersebut akan dilayangkan kepada Pelindo II. Erzaldi pun mengimbau kepada perusahaan bongkar muat untuk patuh terhadap instruksi yang dikeluarkan.
“Saya segera layangkan surat kepada Pelindo II untuk mengoperasionalkan pelabuhan 24 jam dan kepada perusahaan bongkar muat untuk mematuhi apa yang sudah ditetapkan ini dalam rangka meningkatkan daya saing dan keluar masuk barang di Bangka Belitung,” ujar Erzaldi.
Baca Juga: Pelindo 1 Kejar Kenaikan Bongkar Muat Peti Kemas 10 Persen Tahun Ini
Sementara itu GM PT Pelindo II Pangkal Balam, Noval Hayin, mengatakan pihaknya juga merasa saling membutuhkan dukungan dan pengawalan dari Pemprov Babel untuk menata pelabuhan. Menurut Noval, ekspor di Babel saat ini meningkat tinggi, dengan tercatat ada 16 perusahaan bongkar muat, di mana semuanya belum mampu beroperasi 24 jam.
“Arus keluar masuk barang meningkat seiring arus keluar masuk kapal yang juga meningkat. Ini penting, penerapan jam operasional ini mengingat pelabuhan masih bergantung pada pasang suru air pada aliran Sungai Batu Rusa,” ujarnya.
Pengembangan Pelabuhan Pangkal Balam di Babel terus dilakukan oleh pemerintah setempat, sebagai bentuk upaya untuk membenahi infrastruktur di daerahnya. Pembenahan infrastruktur ini dilakukan tak lain untuk meningkatkan ekonomi masyararakat dan daerah.
Di samping memperbaiki infrastruktur pelabuhan, belum lama ini Gubernur Babel merencanakan untuk membangun tempat pelelangan ikan di Batu Rusa. Erzaldi pun mengatakan ada banyak manfaat dari pembangunan pelabuhan perikanan ini nantinya, untuk itu tahun 2021 harus dituntaskan.
Sementara itu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bangka Belitung, Dasminto mengatakan, untuk pembangunan pelabuhan perikanan di muara Sungai Baturusa akan dibangun dengan model terintegrasi pariwisata.
“Jadi, pelabuhan perikanan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai pariwisata bahari karena di sekitar pelabuhan ada pantai yang indah dan Jembatan Emas,” ujar Dasminto dalam sebuah kesempatan.
Baca Juga: Kinerja Positif di 2020, Pelindo 1 Realisasikan Bongkar Muat Peti Kemas 1,42 Juta TEUs