JNEWS – Gunung Batur merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif, yang terletak di Pulau. Tepatnya, gunung ini berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.
Dalam kehidupan religi masyarakat asli Bali, gunung ini memiliki arti penting. Gunung Batur dianggap sebagai perwujudan Pradhana (perempuan) yang bersinergi dengan Gunung Agung sebagai Purusha (laki-laki) untuk melahirkan kesuburan dan kesejahteraan.
Gunung yang termasuk gunung purba ini memiliki kaldera besar yang ukurannya mencapai 13,8 kilometer x 10 kilometer. Pada tahun 1949, wisatawan asal Belanda, Mister Van Bemmelen, menyebutkan bahwa kaldera ini merupakan salah satu kaldera terbesar di dunia.
Pematang kaldera ini memiliki ketinggian antara 1267 mdpl hingga 2152 mdpl. Puncak dari kaldera ini dikenal sebagai Gunung Abang, yang menawarkan pendakian yang bahkan lebih menantang.
Di dalam kaldera utama, terdapat kaldera kedua dengan garis tengah hingga tujuh kilometer. Di sinilah terdapat Danau Batur yang berbentuk bulan sabit, dengan panjang sekitar 7,5 km dan lebar maksimum 2,5 km. Danau Batur memiliki keliling sekitar 22 kilometer dan luas sekitar 16 kilometer persegi.
Legenda Gunung Batur
Setiap daerah memiliki legenda yang dipercayai dan masih melekat pada masyarakatnya. Gunung Batur pun memiliki legenda yang erat kaitannya dengan Kebo Iwa. Menurut legenda, Kebo Iwa adalah raksasa yang selalu meminta makanan kepada penduduk setempat. Jika tidak diberi makan, Kebo Iwa akan marah dan menghancurkan rumah penduduk.
Suatu ketika terjadi kemarau panjang yang membuat penduduk kehabisan persediaan makanan. Lumbung-lumbung kosong dan penduduk tidak mampu memberikan makanan kepada Kebo Iwa. Akibatnya, Kebo Iwa menjadi murka dan memakan ternak penduduk. Bahkan, Kebo Iwa juga memakan manusia hidup-hidup.
Penduduk, dipimpin oleh kepala dusun, berusaha menghancurkan Kebo Iwa. Mereka meminta Kebo Iwa untuk membuat sumur besar dengan menggali tanah sedalam mungkin, dengan imbalan makanan dalam jumlah besar. Kebo Iwa setuju dengan kesepakatan tersebut.
Kebo Iwa mulai menggali sumur hingga sangat dalam sampai tidak terlihat dari atas. Penduduk kemudian memasukkan kapur dan air ke dalam sumur, yang membuat Kebo Iwa mati di dalamnya. Sumur besar yang digali Kebo Iwa kini menjadi Danau Batur, sementara gundukan tanah dari galian tersebut menjadi Gunung Batur.
Baca juga: Itinerary Bali 3 Hari 2 Malam: Waktu Terbatas untuk Liburan Maksimal
Destinasi Wisata di Gunung Batur
Umumnya banyak orang yang datang ke Gunung Batur untuk melakukan pendakian. Gunung ini terkenal sebagai salah satu lokasi pendakian yang menawarkan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan dari puncaknya.
Pemandangan di puncak Gunung Batur menyerupai lukisan alam, dengan kaldera megah yang berpadu dengan matahari terbit. Momen ini sangat memukau dan patut diabadikan dengan kamera.
Selain itu, di sekitar lereng gunung, juga terdapat beberapa destinasi yang tak boleh terlewat untuk dikunjungi.
1. Danau Batur
Danau Batur merupakan bagian dari Geopark Kaldera Gunung Batur. Terletak di ketinggian 1.050 mdpl di lereng gunung, danau ini dikelilingi oleh perbukitan dan pepohonan rindang yang masih asri, menciptakan lingkungan yang sejuk.
Untuk berkemah di pinggir danau, ada camp yang menawarkan tempat menginap semalam. Di sekitar danau, terdapat restoran apung yang bisa dikunjungi untuk menikmati kuliner. Menyewa perahu bersama teman-teman adalah cara yang lebih murah untuk mengelilingi danau, menikmati percikan air dingin, atau memancing.
Selain itu, ada juga pemandian air panas yang bisa menjadi pilihan jika suhu udara di Danau Batur terasa terlalu dingin.
2. Museum Geopark Batur
Museum Geopark Batur cocok untuk mempelajari tentang Gunung Batur dan Gunung Agung. Di sini, terdapat informasi mengenai proses pembentukan Pulau Bali, letusan Gunung Buyan-Bratan 30.000 tahun lalu, dan jenis lava.
Museum ini memiliki dua lantai dengan fokus informasi yang berbeda. Lantai satu menyajikan informasi seputar geologi. Sementara itu, lantai dua menampilkan ragam budaya dan hayati yang ada di sekitar kawasan tersebut.
3. Desa Trunyan
Desa Trunyan terletak di pinggir Danau Batur. Desa ini dikenal dengan tradisi unik masyarakatnya yang mengubur jenazah dengan cara dibaringkan di atas tanah di tempat yang disebut Sema Wayah. Tradisi ini menarik minat wisatawan yang berkunjung untuk mempelajari lebih lanjut.
Di desa ini terdapat pohon besar bernama Taru Menyan. “Taru” berarti pohon, dan “menyan” berarti wangi. Masyarakat setempat meyakini bahwa pohon ini mampu menetralisir bau busuk yang muncul di sekitar kuburan.
Panduan Wisata ke Gunung Batur
Gunung Batur merupakan salah satu destinasi andalan Pulau Dewata. Karena itu, fasilitasnya pun sudah memadai. Area parkir yang luas, tempat peristirahatan, penginapan, dan warung makan tersedia untuk kenyamanan pengunjung.
Sebagian besar tempat makan di sini menawarkan pemandangan Gunung dan Danau Batur, sehingga wisatawan dapat menikmati sarapan atau makan siang sambil melihat pemandangan yang indah.
Rute menuju lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Dari Kota Denpasar, perjalanan dimulai menuju Ubud, dilanjutkan ke Jalan Raya Pangan, dan berakhir di kawasan Kintamani menuju Desa Batur Selatan. Wisata Gunung Batur beroperasi 24 jam setiap hari.
Biaya masuk ke Gunung Batur cukup terjangkau. Tiket untuk wisatawan domestik adalah Rp15.000, sedangkan wisatawan asing dikenakan Rp30.000. Biaya tambahan mungkin diperlukan untuk menjelajah ke tempat lain di kawasan gunung ini. Tarif pendakian adalah Rp75.000. Disarankan untuk datang saat weekdays karena tiket akan naik pada weekend atau liburan sekolah.
Baca juga: 8 Tradisi dan Upacara Adat Bali: Warisan Budaya yang Terjaga
Gunung Batur adalah destinasi menarik yang tidak membutuhkan biaya tinggi. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan saat berkunjung.