JNEWS – Gunung Latimojong yang terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan merupakan salah satu dari tujuh gunung dengan titik tertinggi di Indonesia. Terkenal dengan panorama alam pegunungan yang hijau dan hutan lebat, menjadikannya sebagai titik pendakian yang menantang bagi para pendaki.
Dikutip dari website The 7 Summits of Indonesia, gunung tertinggi di Pulau Sulawesi ini bukanlah gunung berapi, melainkan sebuah jajaran pegunungan yang terdiri dari beberapa puncak. Adapun puncak tertingginya bernama Rante Mario dengan ketinggian 3.430 mdpl.
Seluruh wilayah dari Pegunungan Latimojong dipenuhi oleh hutan tipe Montana. Karakteristik dari hutan tipe ini adalah tumbuh di wilayah yang memiliki ketinggian 2.000 hingga 3.000 mdpl. Apabila beruntung, para pendaki bisa bertemu dengan fauna endemik Sulawesi di hutan gunung ini seperti anoa dan babi rusa.
Sejarah Gunung Latimojong dan Legenda Nenek Mori
Bagi penduduk setempat, konon Pegunungan Latimojong adalah asal-usul nenek moyang orang-orang Enrekang, Toraja, Luwu, dan Bone. Kepercayaan ini bersumber dari sejarah dan juga legenda setempat yang didominasi oleh suku Duri yang mendiami daerah wilayah Baraka sampai Karangan di jalur pendakian Gunung Latimojong.
Namun, ada salah satu legenda yang diceritakan turun temurun terkait Puncak Nenemori.
Di zaman dulu, di Puncak Nenemori hidup seorang nenek bersama cucunya bernama Mori. Nenek Mori hidup dari bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada satu rahasia yang dipegang Nenek Mori, yakni beliau memiliki indera keenam yang bisa berhubungan dengan makhluk halus.
Menurut cerita, Nenek Mori rutin berburu suatu tempat yang berada di atas gunung. Beliau kerap ditemani oleh makhluk halus dalam aktivitasnya tersebut. Nenek Mori juga memiliki hewan peliharaan yakni kerbau putih dan diberi tanda di telinganya. Apabila kerbau ini terlihat berlari turun gunung, maka itu pertanda daerah sekitar akan turun hujan.
Hal yang menarik dari Nenek Mori ketika berburu adalah beliau tidak memakai senjata, melainkan melantunkan kidung untuk menarik hewan buruannya. Dengan lantunan kidung tersebut, anoa-anoa akan menghampiri Nenek Mori. Lalu, beliau akan memilih mana yang hendak disantap.
Di akhir hidupnya, Nenek berpesan pada cucunya, Mori, apabila ingin berburu di dekat batu tempat nenek berburu, maka Mori wajib berteriak. Dengan begitu, daging-daging anoa akan datang dengan sendirinya di tempat tersebut. Apabila dilanggar, Nenek bakal meninggalkan Mori untuk selamanya.
Satu ketika, Mori mendatangi batu tersebut diam-diam, berharap berjumpa dengan Nenek. Sayangnya, ini berarti pesan Nenek dilanggar, dan Nenek Mori pun menghilang.
Hingga saat ini, penduduk setempat masih yakin kalau Mori masih sering mendatangi gunung ini, tetapi lantunan kidung dan daging anoa yang tersaji di batu besar sudah tidak ada lagi.
Baca juga: Gunung Tertinggi di Setiap Pulau Indonesia: Merentasi Nusantara dalam Pendakian Tertinggi
Pesona Gunung Latimojong Sebagai Atap Sulawesi
Menjadi salah satu dari jajaran tujuh puncak tertinggi di Indonesia, dengan menempati posisi kelima, Gunung Latimojong kerap disebut sebagai atap Sulawesi. Selain memiliki panorama alam yang indah, berikut ini beberapa daya tarik dan keistimewaan dari pegunungan ini.
1. Hutan Lumut Terluas di Asia Tenggara
Hutan pegunungan, atau hutan montana (montane forest), merupakan salah satu formasi hutan tropis basah yang berkembang di wilayah pegunungan. Hutan ini memiliki ciri khas sering diselimuti awan, dengan pohon dan tanah yang dipenuhi lumut. Kondisi ini menjadikannya ekosistem unik yang kaya keanekaragaman hayati.
Karakteristik tersebut terlihat jelas di Pegunungan Latimojong, yang dikenal sebagai hutan lumut terluas di Asia Tenggara. Lumut tumbuh sangat melimpah di wilayah ini, menutupi sebagian besar lereng gunung, terutama pada ketinggian tertentu. Pemandangan yang dihasilkan menciptakan suasana memesona dan memberikan kesan keunikan tersendiri.
Sebagai hutan montana dengan tingkat kelembapan yang tinggi, Pegunungan Latimojong menjadi habitat ideal bagi lumut, tanaman epifit, dan berbagai flora endemik. Keanekaragaman hayati ini menjadikan kawasan tersebut sangat penting untuk upaya konservasi. Selain itu, Pegunungan Latimojong juga menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna langka yang membutuhkan perlindungan.
Dalam upaya menjaganya, pemerintah setempat tengah menggodok pengajuan pembentukan Taman Nasional Gunung Latimojong. Kajian menjadi taman nasional sudah dimulai sejak tahun 2021. Adapun lokasi calon TN Gunung Latimojong dikelilingi oleh 138 Desa pada 6 Kabupaten.
Bagi pendaki yang akan menuju puncak gunung, melintasi hutan montana ini akan memberikan pengalaman unik dan berbeda. Pemandangan yang disuguhkan begitu indah, dengan pohon-pohon diselimuti lumut sehingga memberikan kesan sejuk dan mistis.
2. Flora dan Fauna Endemik
Hutan ini merupakan habitat bagi flora dan fauna endemik Sulawesi. Jalur pendakian di pegunungan ini akan melintasi kawasan hutan tropis yang masih asri. Flora endemik yang bisa ditemui seperti anggrek hutan, lumut serta tumbuhan kantong semar yang tersebar di beberapa titik.
Semakin tinggi, vegetasi kawasan pun semakin beragam. Hal ini disebabkan karena perbedaan kawasan dari hutan dataran rendah hingga hutan subalpin di puncak.
Untuk fauna endemik yang bisa ditemui di gunung ini seperti babi rusa, anoa dan berbagai spesies burung langka seperti maleo, anis kancil serta jenis orkid. Keanekaragaman fauna di gunung ini menjadikannya sebagai lokasi ideal bagi pengamat burung untuk mempelajari jenis-jenis burung yang ada di kawasan hutan.
3. Memiliki 7 Puncak
Gunung Latimojong dikenal memiliki tujuh puncak dan masing-masing memiliki nama sendiri. Puncak paling tinggi di Sulawesi adalah Rante Mario, lalu diikuti oleh Buntu Nenemori, Buntu Sinaji, Buntu Sikolong, Buntu Rante Kambola, Buntu Bajaja, dan Buntu Latimojong.
Bagi para pendaki, titik awal pendakian adalah Desa Karangan. Di desa ini terdapat sungai dengan air jernih yang cukup besar bernama Sulu Karangan. Sebagai titik awal, para pendaki yang membutuhkan jasa porter atau pemandu, bisa mencari jasa dari penduduk setempat.
4. Tidak Ada Shelter
Umumnya di tiap pos gunung ada shelter atau tempat berlindung. Bentuknya shelter seperti kayu beratap panggung. Sayangnya, di Gunung Latimojong tidak ada shelter. Namun, pendaki bisa mendirikan tenda di tiap pos termasuk di puncak.
Perlu diketahui, ada tujuh pos dalam perjalanan menuju puncak. Untuk air minum hanya tersedia di pos 2 dan pos 7. Di pos 5, air minum ini juga bisa didapatkan, tetapi tempatnya cukup jauh. Menuju puncak terakhir, pendakian akan menempuh waktu sekitar 30-45 menit.
5. Pemandangan Rante Mario
Pemandangan di Rante Mario sangat menakjubkan. Untuk tiba di puncak ini, ketika melewati pos tujuh, para pendaki akan menemui tanah lapang dengan jalanan bercabang. Cabang ini akan mengarahkan pendaki ke dua titik berbeda, salah satu ke Puncak Rante Mario, sementara yang lain ke Puncak Nenemori.
Dari Puncak Rante Mario, akan terlihat pemandangan dari tujuh puncak lainnya yang menjadi bagian dari Pegunungan Latimojong. Di puncak ini pun terdapat tugu triangulasi di bagian tengah lahan yang cukup datar dan bertuliskan Puncak Rante Mario.
6. Air Terjun dan Sungai Jernih
Selain ada Sulu Karangan, di sepanjang jalur pendakian, pendaki pun bisa menemukan mata air, sungai kecil dengan air jernih dan segar. Tak hanya itu saja, ada beberapa air terjun di kawasan hutan ini yang menjadi tempat favorit untuk beristirahat sejenak.
7. Kearifan Lokal Penduduk Setempat
Penduduk setempat, khususnya yang berada di Desa Karangan, memiliki kearifan lokal yang tetap dipertahankan dari waktu ke waktu. Kearifan lokal ini terkait dengan alam. Para penduduk hidup berdampingan dengan alam dan sangat menghormati gunung sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka.
Beredar cerita di kalangan pendaki bahwa gunung ini diyakini memiliki kekuatan spiritual. Oleh karena itu, penduduk setempat kerap diminta jasanya baik sebagai pemandu untuk memberikan wawasan tentang jalur dan juga keselamatan selama perjalanan.
Baca juga: Tip Aman dan Strategi Pertama Kali Mendaki Gunung untuk Pemula
Gunung Latimojong menyimpan kisah yang dipercaya turun temurun dan pesona alam yang sangat memukau. Bagi pendaki, sebaiknya memiliki persiapan yang matang untuk mendaki gunung ini agar bisa tiba dengan selamat di puncak dan begitu pun saat kembali.