Gunung Semeru Meletus, Ini Dia Beberapa Fakta Gunung Api Aktif yang Banyak Terdapat di Indonesia

Gunung Semeru meletus pada tanggal 4 Desember 2022 lalu, tepat setahun setelah letusan terakhirnya di tahun 2021.

Semeru merupakan salah satu gunung yang sangat aktif di Indonesia. Lebih jauh faktanya, Semeru merupakan salah satu dari 127 gunung api aktif di Indonesia sehingga menempatkan Indonesia sebagai sebagai negara dengan gunung api terbanyak di dunia.

Sampai dengan saat ini, ada berapa banyak gunung yang masih sangat aktif di Indonesia ya? Penasaran kan? Yuk, ikuti artikel ini sampai selesai.

Baca juga: 5 Wisata Gunung di Pulau Jawa untuk Keluarga

Indonesia, Negara dengan Gunung Api Aktif Terbanyak di Dunia

Sumber: www.magma.esdm.go.id

Dari infografis yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) melalui situs Magma Indonesia, terlihat bahwa gunung api aktif tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Pulau Kalimantan.

127 gunung aktif di Indonesia dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:

  1. Tipe A sebanyak 76 gunung yang memiliki catatan letusan sejak tahun 1600. 3 di antaranya merupakan gunung api bawah laut. Contohnya Gunung Semeru, Merapi, dan Kelud. Gunung-gunung yang merupakan destinasi wisata yang menarik seperti Bromo dan Dieng juga termasuk tipe A.
  2. Tipe B sebanyak 30 gunung yang memiliki catatan letusan sebelum tahun 1600. Terdapat 1 gunung api bawah laut. Contohnya Lawu, Merbabu, dan Ungaran.
  3. Tipe C sebanyak 21 gunung yang tidak memiliki catatan letusan tapi memiliki jejak aktivitas vulkanik.

Seluruh gunung aktif di Indonesia dipantau oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) selama 24 jam setiap hari agar bisa memberikan peringatan dini kepada masyarakat sekitar gunung api jika terjadi peningkatan aktivitas.

Mengenal 4 Level Status Gunung Api di Indonesia

Ada 4 level atau tingkatan status gunung api di Indonesia. Namun level-level tersebut baru diperhatikan masyarakat adalah ketika sudah terjadi erupsi. 4 level status gunung api tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Level I (Normal), artinya hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif, tapi tidak ada peningkatan aktivitas yang signifikan.
  2. Level II (Waspada), artinya hasil pengamatan visual dan instrumental mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas. Pada beberapa gunung dapat terjadi erupsi.
  3. Level III (Siaga), artinya hasil pengamatan dan instrumental memperlihatkan aktivitas yang semakin nyata, antara lain terjadi erupsi.
  4. Level IV (Awas), yaitu hasil pengamatan dan instrumental memperlihatkan aktivitas yang nyata, antara lain terjadi erupsi.

Berdasarkan laman www.bnpb.go.id yang diakses tanggal 10/12/2022, status gunung api di Indonesia (dapat berubah sewaktu-waktu) adalah sebagai berikut:

Baca juga: 7 Hobi Ekstrem untuk Pacu Adrenalin yang Seru Banget

Kesiagaan terhadap Letusan Gunung Api di Indonesia

Sumber: www.bnpb.go.id

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, definisi bencana untuk letusan gunung api adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah “erupsi”. Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami, dan banjir lahar.

Tsunami dimungkinkan terjadi ketika ada letusan gunung api bawah laut atau gunung yang letaknya di laut, seperti letusan Krakatau di selat Sunda.

Selain dikeluarkannya UU Penanggulangan Bencana, Indonesia terus memperkuat lembaga penanganan bencana di pusat, yaitu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan di daerah yaitu Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dengan lembaga resmi tersebut, penanganan bencana di Indonesia akan terkoordinasi dengan baik, terutama dari sisi edukasi mitigas untuk memperkecil korban jiwa.

Langkah-langkah mitigasi bencana letusan gunung berapi dari BPPTKG (Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi) adalah sebagai berikut:

  1. Peringatan Dini. Penetapan level status gunung berapi adalah salah satu usaha peringatan dini. Masyarakat diwajibkan mengikuti arahan BPPTKG, misalnya tidak masuk dalam radius bahaya yang telah ditetapkan.
  2. Sirine Peringatan Dini dan Komunikasi Radio. Masyarakat dan pimpinan desa setempat harus menyepakati cara berkomunikasi termudah dan tercepat yang sama jika terjadi bahaya sehingga tidak ada yang ragu.
  3. Penyebaran Informasi. Sosialisasi harus terus dilakukan agar masyarakat tidak lengah, terutama jika fase tiap level status gunung api membutuhkan waktu yang lama. Contohnya melalui infografis tentang tindakan sebelum letusan dari BNPB di atas.
  4. Membentuk Forum. Forum merupakan ajang silaturahmi masyarakat sekitar gunung agar saling menjaga dan bekerja
  5. Wajib Latih Penanggulanan Bencana. Latihan tersebut untuk menjaga kesigapan dan kekompakan masyarakat, BPPTKG, BNPB dan BPBD.

Keuntungan Memiliki Banyak Gunung Berapi bagi Indonesia

Indonesia menghadapi ancaman yang sangat besar dengan memiliki banyak gunung api aktif. Tapi dengan gunung sebanyak itu, tidak mungkin memusatkan penduduk di kota-kota tertentu yang jauh dari gunung. Sebagai bangsa yang optimis, masyarakat berusaha hidup berdampingan dengan gunung berapi dan memanfaatkan yang diberikan alam sebaik mungkin.

Di samping itu, gunung berapi, seperti Gunung Semeru, memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Indonesia, di antaranya:

  1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Jika mengunjungi salah satu destinasi wisata Dieng, yaitu kawah Sikidang, akan terlihat pipa-pipa besar yang bergemuruh menyalurkan panas bumi. Geodipa yang mengelola PLTP di Dieng mengklaim bahwa Indonesia menyimpan 40% cadangan geothermal dunia.
  2. Abu vulkanik mengandung banyak mineral atau hara tanah yang menyuburkan lahan pertanian.
  3. Mendinginkan b Hujan orografis yang terjadi di gunung memberikan banyak cadangan air dan menyegarkan udara. Gas sulfur akibat letusan gunung yang bercampur dengan air di stratosfer dan bertahan bertahun-tahun untuk menghasilkan tetesan air juga mampu menurunkan suhu atmosfir bumi.
  4. Material b Jika melewati jalan-jalan pedesaan Magelang dan Klaten, akan terlihat truk-truk besar pengangkut pasir dan batu yang sudah beroperasi sejak dahulu kala dan tak pernah kehabisan material. Pasir yang dihasilkan dari gunung Merapi merupakan pasir dengan kualitas terbaik.
  5. Sumber m Besi, timah, nikel dan platina berasal dari magma cair yang bercampur dengan berbagai macam benda yang berbeda lalu membatu. Pemrosesan dilakukan di industri besar karena memerlukan peralatan khusus. Contohnya, untuk mendapatkan bijih besi diperlukan tungku dengan suhu tinggi.

Baca juga: Mau Mendaki Gunung? Simak Doa Mendaki Gunung Berikut Ini!

Letusan Gunung Semeru 4 Desember 2022 tidak menimbulkan korban jiwa. Kesiapan warga dan pemahaman tentang jalur pengungsian membantu mengurangi jatuhnya korban.

Namun ribuan orang diungsikan kala Gunung Semeru ini meletus. Hal yang sama akan dilakukan warga di sekitar Merapi, Kelud, Sinabung dan sebagainya. Dengan jumlah gunung aktif terbanyak di dunia, penduduk Indonesia harus menyesuaikan diri dan berusaha hidup berdampingan dengan damai.

Exit mobile version