Hadir di HUT ke-27 Telkomsel, Ini 4 Pesan Menkominfo

Pesan Menkominfo Johnny G. Plate di HUT 27 Telkomsel

Pemerintah saat ini tengah berupaya untuk mendorong penguatan ekonomi digital di Indonesia. Untuk bisa mencapai hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate pun memberikan empat pesan penting.

Adapun empat pesan tersebut disampaikan di sela-sela sambutannya dalam perayaan HUT ke-27 Telkomsel yang digelar di Ballroom Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan pada Selasa (7/6). Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir.

Ya, seperti diketahui Telkomsel baru saja merayakan hari jadinya yang ke-27. Usia yang bukan lah sangat singkat bagi perjalanan sebuah operator telekomunikasi.

Sejak pertama kali mengudara pada 1995 hingga saat ini, Telkomsel telah meluncurkan berbagai produk dan layanan terkini yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Sejumlah teknologi layanan seluler pun diluncurkan, mulai dari 2G, 3G, 4G, hingga yang terbaru 5G.

Baca Juga: Menkominfo Sebut 5G Dapat Mempercepat Transformasi Digital dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Dan hingga kini Telkomsel telah melayani lebih dari 175 juta pelanggan yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air dengan didukung oleh lebih dari 247.000 BTS. Maka dari itu, sebagai salah satu operator telekomunikasi yang mendorong penguatan kapabilitas digital di Indonesia, Menkominfo pun menyampaikan empat pesan penting kepada Telkomsel.

Pesan pertama adalah saat ini Indonesia telah memasuki perjuangan kedaulatan tahap ketiga, yakni kedaulatan digital. Menurutnya, saat ini Indonesia harus bisa berdaulat secara digital, jangan sampai terbentuk koloni-koloni digital baru.

“Tugas kita untuk memastikan kita berdaulat secara digital dan demi memberikan manfaat yang seluas-luasnya. Untuk itu, saya dan Pak Erick Thohir hadir, untuk memastikan bahwa kita sukses dalam perjuangan era kedaulatan baru, yakni era kedaulatan digital,” ujar Menkominfo.

Meski demikian, Menkominfo menilai bahwa kedaulatan digital hanya bisa dicapai jika Indonesia sudah memiliki payung-payung regulasi yang memadai. Namun, di sisi lain menurutnya Indonesia juga harus ramah terhadap investasi, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan dan menghasilkan derivatif ekonomi lain, apakah itu e-commerce, healthtech, edutech, fintech, dan sebagainya.

Baca Juga: Per Maret 2022, Telkomsel Bertahap Upgrade Layanan 3G ke 4G/LTE

Dengan adanya payung regulasi tadi, maka hal tersebut akan menghantarkan Indonesia untuk menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Menkominfo pun memproyeksikan ekonomi digital Indonesia menyentuh USD 146 miliar pada 2025, sekitar 40% dari ekonomi digital Asia Tenggara. Bahkan, angka tersebut bisa meningkat menjadi USD 315 miliar pada 2030.

Berikutnya yang kedua adalah soal spektrum frekuensi. Menkominfo menilai Telkomunikasi tidak akan mungkin bisa berjalan dengan baik tanpa tersedianya spektrum frekuensi yang memadai. Karenanya, saat ini Kementerian Kominfo sedang melakukan farming dan refarming spektrum frekuensi untuk memastikan tersedianya spektrum yang memadai bagi pengembangan dan adopsi teknologi-teknologi baru di sisi hulu telekomunikasi Indonesia.

“Saat ini kita baru menggunakan sekitar 700 MHz di semua level, yakni power band, coverage band, dan super high band. Mudah-mudahan nanti segera kita pakai milimeter wave untuk 5G. Kita membutuhkan setidaknya 2.047 MHz spektrum untuk mendukung transformasi digital Indonesia.

Pesan yang ketiga adalah Menkominfo mengimbau agar bersama-sama berkolaborasi untuk memastikan penyelenggaraan infrastruktur ICT yang memadai yang tersebar rata di seluruh wilayah Tanah Air, seperti meneruskan dan menghubungkan fiber optic di titik-titik yang belum terhubung, membangun micro waving dan 4G, fiberlinks, hingga menyiapkan hybrid satelite. Saat ini Menkominfo tengah menyiapkan dua high througput satelites 150 Gbps yang siap diluncurkan pada kuartal pertama dan kedua tahun depan.

Dan pesan yang terakhir adalah bagaimana Indonesia mampu menyiapkan talenta-talenta digital yang unggul. Menurutnya, tanpa tersedianya talenta digital yang memadai, maka ruang digital Indonesia akan dibanjiri oleh talenta digital bangsa-bangsa lain.

Baca Juga: Rekomendasi TV Rp1 Jutaan untuk Nonton Siaran TV Digital

Exit mobile version