Hagia Sophia atau Aya Sofya merupakan bangunan dengan perpaduan arsitektur Byzantium dan Ottoman yang menawan. Kemegahan dan keindahannya berhasil mengundang perhatian artis-artis Indonesia untuk membuat konten di sana. Sementara James Bond telah dua kali beraksi di sini dalam film From Rusia With Love dan Skyfall.
Bangunan ini telah mengarungi perjalanan panjang melintasi abad, peperangan, dan pergantian generasi yang tak terhitung. Peruntukannya pun beberapa kali berganti. Bangunan ini merupakan situs sejarah yang sangat menarik untuk diketahui kisahnya.
Sejarah Awal Berdirinya Hagia Sophia
Dikutip dari Mϋze Instanbul, sejarah bangunan ini sudah bergejolak sejak awal sehingga sudah dibangun 3 kali di tempat yang sama. Berikut adalah hura-hara pada awal pendiriannya.
1. Pembangunan Gereja Pertama
Gereja pertama bernama Megale Ekklesia atau Gereja Besar dibangun oleh Kaisar Konstantios (337-361) pada tahun 360 di Konstantinopel, ibu kota Byzantium. Gereja Megale dibakar pada kerusuhan tahun 404 sebagai akibat dari perselisihan antara permaisuri Kaisar Arkadios (395-408), Eudoksia, dengan Ioannes Krisostomos, yang diasingkan. Sisa gereja tersebut hanya berupa batu bata dengan tulisan Megale Ekklesia.
2. Pembangunan Gereja Kedua
Di lokasi yang sama dibangun gereja oleh Kaisar Theodosios II (408-450) pada tahun 415. Namun gereja ini kembali dihancurkan pada 13 Januari 532, setelah kerusuhan publik yang dikenal dengan pemberontakan Nika pada masa pemerintahan Kaisar Justinianos (527-565). Penghancuran ini akibat perselisihan antara kaum ‘biru’ yang mewakili kaum bangsawan, dan kaum ‘hijau’ yang mewakili kaum saudagar di masyarakat.
3. Pembangunan Gereja Ketiga
Pada tahun 532, Kaisar Justinian I membangun gereja ini menjadi katedral terbesar di seluruh dunia selama hampir 1.000 tahun. Setelah abad ke-5 ini pula, gereja Megale Ekklesia dikenal dengan nama Hagia Sophia, yang artinya Kebijaksanaan Suci.
Pembangunan selesai pada tahun 537. Katedral ini kemudian menjadi pusat kegiatan Gereja Ortodoks Timur. Pada abad ke-13, gereja ini sempat diubah menjadi Katedral Katholik Roma sebagai akibat dari masuknya bangsa Eropa karena Perang Salib Keempat. Gereja mengalami banyak kerugian karena dijarah pada bulan April 1204.
Baca juga: Beda Kebab Turki Asli dan Indonesia, serta Resep Praktis untuk Membuatnya Sendiri di Rumah
Gereja Hagia Sophia Dialihfungsikan Menjadi Masjid
Pada tahun 1435, Sultan Fatih atau Mehmet the Conquer dari Kesultanan Ottoman atau Kekhalifahan Utsmaniyah menguasai Konstantinopel. Sultan Fatih mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul. Ini juga menandakan berakhirnya Kekaisaran Byzantium.
Ketika tentara Ottoman menghasil menguasai Istanbul, yang pertama kali dilakukan Sultan Fatih adalah mengubah katedral itu menjadi masjid. Simbol-simbol Ortodoks dihilangkan dan menambahkan beberapa ciri-ciri Islam.
Pada masa pemeritahan Murad III, masjid ini direnovasi oleh Sinan yang memadukan seni dan estetika Islam. Salah satu perubahan utama adalah penambahan penopang bangunan sehingga dinding dan kubah yang sebelumnya berkali-kali runtuh tidak pernah runtuh lagi meski terjadi gempa besar di Turki. Arsitektur Ottoman merupakan warisan yang sangat berharga dari Kekhalifahan Utsmaniyah.
Masjid Hagia Sophia Dialihfungsikan menjadi Museum
Pada Perang Dunia I tahun 1918, Kekaisaran Ottoman kalah dari sekutu. Pada saat yang sama muncul nasionalisme dari bangsa asli Turki. Turki lalu memerdekaan diri dan dipimpin oleh Mustafa Kemal Atatϋrk sebagai presiden pertama.
Masjid ini sempat ditutup selama 4 tahun. Pada tanggal 24 November 1934, terbit Keputusan Dewan Menteri yang mengubah fungsi masjid menjadi memorial museum di bawah Direktorat Jenderal Warisan Budaya dan Museum. Keputusan itu untuk menjadikan bangunan ini sebagai area sekuler.
Pada tahun 1985, UNESCO menetapkan Hagia Sophia sebagai salah satu situs warisan dunia yang disebut sebagai Area Bersejarah Istanbul.
Museum Hagia Sophia Dialihfungsikan sebagai Masjid
Melalui sebuah dekrit pada tanggl 10 Juli 2020, Presiden Recep Tayyib Erdogan mengalihfungsikan museum ini menjadi masjid hanya beberapa jam setelah Pengadilan Administrastif Tertinggi Turki menganulir keputusan Kemal Attaturk terdahulu. Pada tanggal 24 Juli 2020, masjid tersebut mulai digunakan untuk salat Jumat.
Keputusan itu memunculkan pro dan kontra. Banyak pihak mengecam, termasuk UNESCO. UNESCO menganggap Hagia Sophia tak lagi universal. Namun Erdogan memberi alasan bahwa keputusan itu didasarkan oleh keinginan sebagian besar warga Instanbul untuk mengembalikan fungsi Hagia Sophia dari museum menjadi masjid kembali. Erdogan juga menegaskan bahwa tempat ini terbuka bagi siapa pun, termasuk warga asing dan nonmuslim, dengan tetap memperhatikan fungsi utamanya.
Panduan Wisata ke Hagia Sophia
Wisata Turki tengah populer di Indonesia bersama dengan Cappadocia, Blue Mosque, dan sebagainya. Umumnya wisatawan Indonesia pergi ke Turki secara rombongan. Ada pula yang menggabungkan paket wisata ini dengan umrah.
Bulan April – Mei dan September – Oktober merupakan waktu kunjungan yang paling ramai. Antrean masuk ke destinasi wisata ini cukup panjang. Di musim sepi saja sering ada antrean 2-3 jam. Namun pengelola juga menyediakan tiket akses cepat yang bisa dibeli secara online.
Wistawan dilarang masuk ke area masjid tanpa pemandu wisata. Tujuannya agar wisatawan tahu area mana yang harus dijaga kesuciannya sebagai tempat salat. Durasi waktu kunjungan sekitar 1-2 jam. Biasanya pemandu wisata akan memberikan tur selama 1 jam per kelompok, sedangkan 1 jam berikutnya merupakan waktu bebas wisatawan. Satu kelompok dibatasi 15 orang.
Objek-objek menarik di lokasi yang tidak boleh dilewatkan antara lain:
- Ornamen Mosaik
Mayoritas dibuat antara abad ke-10 dan ke-12 dengan bahan perak, emas, terakota, kaca, dan batu berwarna. Pola mozaik menampilkan gambar Yesus, Perawan Maria, raja-raja, orang suci, dan lainnya.
- Wish Column
Kolom keinginan atau kolom ratapan ini terdapat bagian yang lembap dan dipercayai sebagai air mata Maria yang bisa menyembuhkan banyak penyakit. - Talisman Gates
Ada 361 pintu di sini dengan 101 pintu yang dianggap sebagai jimat karena lebih besar dari lainnya. Konon, tiap kali gerbang ini dihitung, akan ada tambahan satu gerbang. - The Emperor’s Gate
Gerbang Kaisar ini berasal dari abad keenam. Gerbang ini diperkirakan menggunakan kayu yang diambil dari Bahtera Nuh.
Baca juga: Dari Makassar hingga Bangka Belitung, Ini 5 Masjid dengan Arsitektur Unik
Demikianlah sejarah Hagia Sophia, dari awalnya sebagai gereja Byzantium hingga transformasinya menjadi masjid, kemudian menjadi museum, lalu menjadi masjid lagi. Bangunan penuh sejarah ini sangat menarik untuk dikunjungi sehingga layak masuk ke daftar teratas ketika berkunjung ke Turki.