Harapkan UMKM Lokal Tumbuh, JNE Serahkan Bantuan Untuk Rumah Abon

JNE serahkan bantuan untuk pembelian peralatan Rumah Abon

Oleh-oleh dari Kota Yogyakarta identik dengan Bakpia atau Gudeg. Namun Yogyakarta sebenarnya punya banyak potensi yang lain. Setidaknya itulah yang hendak diusahakan Rumah Abon.

Sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Kelurahan Giwangan, khususnya di sepanjang bantaran sungai Gajah Wong, kaya akan buah kluwih. Rumah Abon mencoba mengolah bahan baku lokal tersebut menjadi produk abon nabati yang diharapkan menjadi produk khas wilayah Giwangan, sejajar dengan oleh-oleh khas Yogyakarta yang lain, seperti Bakpia atau Gudeg.

Salah satu kendala krusial yang dihadapi rumah abon adalah efisiensi proses produksi abon yang belum memadai. Dikerjakan oleh ibu-ibu warga sekitar Kelurahan Giwangan, proses pengolahan bahan-bahannya memakan waktu empat hari untuk sekali produksi karena masih menggunakan peralatan konvensional.

Sebagai perusahaan yang tumbuh bersama dengan pelaku UMKM lokal, JNE tergerak untuk membantu sentra produksi rumah abon. Marsudi, Kepala Regional Jateng-DIY JNE yang turut hadir dalam serah terima bantuan di Rumah Abon di Jl. Veteran No. 97, Warungboto, Yogyakarta, ini menyampaikan kebanggaannya ikut berkontribusi bagi tumbuhnya pelaku UMKM lokal, apalagi lokasinya satu kecamatan dengan Kantor Cabang JNE Yogyakarta. “Artinya kita harus turut memberikan dukungan penuh kepada UKM di lingkungan sekitar kita demi kemajuan ekosistem bisnis di setiap daerah,” ujar Marsudi.

Dalam acara tersebut, Marsudi menyerahkan bantuan untuk pembelian mesin spinner. Mesin spinner diharapkan dapat memangkas waktu produksi lebih pendek dari sebelumnya. Selain itu, JNE juga berkomitmen memberi fasilitas pengiriman bagi Rumah Abon berupa layanan jemput paket, monitoring hingga diskon ongkir untuk menggerakkan pemasaran online abon kluwih ini.

Rumah abon merupakan salah satu dari jenis pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal yang dikembangkan di lebih dari 1000 Desa Berdaya binaan Rumah Zakat di Indonesia. Dengan pendekatan pengembangan potensi lokal, pembangunan wilayah dapat berkembang dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang terdapat di wilayahnya masing-masing.

Saat ini, berkat kolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) di Bendung Lepun, Abon Nabati tersedia sebagai buah tangan khas lokal di gerai penjualan bagi pengunjung wisata di sekitar Bendung Lepen.

“Melalui Program Pemberdayaan yang berkelanjutan, Rumah Zakat berkomitmen untuk meningkatkan taraf hidup penerima manfaat binaan dengan optimalisasi dana Zakat, Infak/Sedekah, serta CSR/social lainnya, sehingga kebermanfaatan jangka panjang dan memiliki dampak perbaikan terhadap para penerima”, pungkas Warnitis, Branch Manager Rumah Zakat Yogyakarta.

Baca juga: Pesan Hari Bumi Dari Pasar Tebet Timur: Konsumsi Secukupnya, Donasikan Selebihnya

 

Exit mobile version