JNEWS – Setiap 21 Maret, dunia merayakan Hari Hutan Sedunia untuk mengingatkan betapa pentingnya peran hutan dalam kehidupan.
Hutan bukan hanya sekadar kumpulan pepohonan, tetapi juga ekosistem yang menopang jutaan makhluk hidup. Udara bersih, air segar, dan kestabilan iklim adalah sebagian kecil manfaat yang diberikan hutan.
Sayangnya, ancaman deforestasi terus menghantui berbagai belahan dunia. Meski begitu, masih ada hutan-hutan yang tetap terjaga dengan baik dan menjadi harapan bagi masa depan lingkungan.
Mengingat 8 Hutan Dunia yang Masih Lestari dalam Rangka Hari Hutan Sedunia
Menjaga hutan bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, tetapi tugas bersama. Beberapa hutan di dunia masih bertahan karena perlindungan ketat dan kesadaran masyarakat sekitar.
Untuk memperingati Hari Hutan Sedunia kali ini, tak ada salahnya kita mengingat lokasi hutan-hutan dunia yang masih lestari hingga sekarang, dan harus dilestarikan hingga nanti.
1. Hutan Amazon, Amerika Selatan
Hutan Amazon adalah hutan hujan tropis terbesar di dunia dengan luas sekitar 5,5 juta km². Hutan ini membentang di sembilan negara, termasuk Brasil, Peru, Kolombia, dan Venezuela.
Amazon sering disebut sebagai “paru-paru dunia” karena menyerap sekitar 2 miliar ton karbon dioksida setiap tahun. Ribuan spesies hidup di sini, termasuk jaguar, anaconda, dan burung macaw.
Namun, deforestasi terus menjadi ancaman utama karena pembukaan lahan untuk pertanian dan peternakan. Peringatan Hari Hutan Sedunia menjadi pengingat penting akan perlunya upaya konservasi yang berkelanjutan untuk melindungi ekosistem ini.

2. Hutan Hujan Borneo, Asia Tenggara
Hutan ini mencakup wilayah Indonesia (Kalimantan), Malaysia, dan Brunei dengan luas sekitar 743.000 km². Hutan hujan Borneo berusia lebih dari 140 juta tahun dan menjadi rumah bagi spesies langka seperti orangutan, gajah kerdil, dan bekantan. Selain itu, banyak tanaman obat yang hanya ditemukan di sini.
Sayangnya, industri kelapa sawit dan penebangan liar mengancam kelestariannya. Beberapa taman nasional dan suaka margasatwa telah dibentuk untuk melindungi keanekaragaman hayatinya.
Baca juga: Misteri dan Mitos di Balik Alas Roban: Menyelami Legenda Hutan Mistis Jawa
3. Hutan Taiga, Rusia dan Kanada
Hutan Taiga adalah hutan boreal terbesar di dunia dengan luas sekitar 12 juta km², membentang di Rusia, Kanada, Alaska, dan Skandinavia. Hutan ini didominasi pohon konifer seperti pinus, cemara, dan lariks. Hewan seperti beruang cokelat, serigala, dan lynx hidup di sini.
Taiga berperan penting dalam menyerap karbon dan menjaga keseimbangan iklim global. Meski luas, hutan ini rentan terhadap perubahan iklim dan kebakaran liar yang makin sering terjadi. Upaya konservasi dilakukan dengan membangun cagar alam dan taman nasional.
4. Hutan Daintree, Australia
Hutan Daintree terletak di Queensland, Australia, dengan luas sekitar 1.200 km². Hutan ini sudah ada sejak 180 juta tahun lalu, menjadikannya salah satu hutan tertua di dunia.
Banyak spesies unik hidup di sini, termasuk kasuari selatan dan katak pohon hijau raksasa. Sungai dan air terjun di dalam hutan menambah pesona alamnya.
Wisata berbasis konservasi menjadi cara untuk menjaga kelestariannya. Pemerintah Australia dan masyarakat adat bekerja sama dalam perlindungan ekosistem hutan ini.
5. Hutan Hujan Kongo, Afrika Tengah
Hutan ini membentang di enam negara, termasuk Republik Demokratik Kongo, Gabon, dan Kamerun, dengan luas sekitar 3,7 juta km². Ini adalah hutan hujan tropis terbesar kedua setelah Amazon.
Gorila, bonobo, dan gajah hutan Afrika hidup di sini. Hutan ini juga menyerap miliaran ton karbon setiap tahunnya, membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Sayangnya, perburuan liar dan ekspansi pertanian juga terus mengancam kelestarian hutan ini. Berbagai organisasi konservasi bekerja untuk melindungi flora dan fauna di kawasan ini.
6. Hutan Lindung Wehea, Indonesia
Hutan ini berada di Kalimantan Timur dengan luas sekitar 38.000 hektare. Wehea adalah rumah bagi berbagai satwa langka, termasuk orangutan, macan dahan, dan burung enggang.
Hutan ini juga menjadi sumber air bagi masyarakat sekitar. Perlindungan dilakukan oleh masyarakat adat dan organisasi lingkungan. Hari Hutan Sedunia mengingatkan betapa pentingnya kawasan seperti Wehea untuk dijaga agar tetap lestari. Wisata ekowisata mulai dikembangkan untuk mendukung konservasi dan ekonomi lokal di area ini.

7. Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat
Yellowstone adalah taman nasional pertama di dunia, dengan luas 8.983 km² yang membentang di Wyoming, Montana, dan Idaho. Hutan di dalamnya menjadi habitat bagi serigala, beruang grizzly, dan bison liar.
Yellowstone terkenal dengan geiser Old Faithful dan mata air panasnya yang berwarna-warni. Keanekaragaman hayati di taman ini terus dijaga dengan aturan ketat. Meskipun ada ancaman kebakaran hutan dan perubahan iklim, program konservasi membantu mempertahankan ekosistemnya.
8. Hutan Lindung Sungai Wain, Indonesia
Hutan ini terletak di Balikpapan, Kalimantan Timur, dengan luas sekitar 10.000 hektare. Hutan ini berfungsi sebagai sumber air bersih bagi warga Balikpapan. Beberapa spesies langka seperti bekantan dan macan dahan masih bisa ditemukan di sini.
Hari Hutan Sedunia menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman seperti perambahan hutan dan kebakaran yang terus mengintai. Pemerintah daerah dan komunitas lokal terus berupaya menjaga kelestariannya. Wisata edukasi dan penelitian juga dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi.
Baca juga: Taman Nasional Alas Purwo: Sejarah, Keanekaragaman Hayati, dan Panduan Wisatanya
Menjaga hutan bukan cuma soal melestarikan alam, tapi juga mempertahankan kehidupan. Hutan yang masih lestari saat ini adalah bukti bahwa perlindungan yang tepat bisa membuat perbedaan besar.
Hari Hutan Sedunia bukan sekadar peringatan, tapi juga ajakan untuk lebih peduli terhadap ekosistem yang semakin terancam. Sekecil apa pun langkah yang diambil, seperti mengurangi penggunaan kertas atau mendukung produk berkelanjutan, tetap berarti.
Jika semakin banyak orang sadar dan bertindak, hutan-hutan ini bisa tetap bertahan untuk generasi mendatang.