Hari Raya Nyepi, Wisatawan di Bali Wajib Paham 5 Aturan Ini

JNEWS – Hari Raya Nyepi biasanya diadakan sehari setelah Tilem Kesanga menurut kalender Saka. Tahun baru Saka pertama kali diadakan pada tahun 78 Masehi. Bagi wisatawan yang akan berlibur di Bali, wajib memahami sejumlah aturan saat hari raya ini berlangsung.

Nyepi mempunyai arti sunyi atau sepi, tujuannya sebagai evaluasi diri serta memohon pada Sang Hyang Widhi untuk penyucian bhuana alit (alam manusia) dan bhuana agung (alam semesta). Hari Raya Nyepi dilaksanakan dalam keheningan dan kenikmatan mulai dari pukul 6 pagi selama 24 jam.

Adapun sejumlah proses yang dilakukan sebagai rangkaian Hari Raya Nyepi dimulai dari malam hari sebelum Nyepi atau biasa disebut pengerupukan. Di tradisi ini ada pawai meriah ogoh-ogoh di tiap desa di Bali. Lalu, keesokan harinya Bali berubah menjadi kota hening saat Nyepi tiba.

5 Aturan yang Wajib Diketahui Wisatawan Saat Hari Raya Nyepi

5 Tradisi Nyepi yang Dijalani Umat Hindu di Bali dan Maknanya

 

Makna dari perayaan Nyepi adalah sebagai cara untuk merenungkan perilaku dan perbuatan yang telah dilakukan selama setahun, terutama perilaku buruk. Suasana dari Nyepi benar-benar sepi dan menjadi momen terbaik untuk mengendalikan diri, menumbuhkan kesucian di hati serta menahan hawa nafsu.

Baca juga: 5 Tradisi Nyepi yang Dijalani Umat Hindu di Bali dan Maknanya

Sebagai provinsi dengan mayoritas pemeluk agama Hindu, Bali akan melaksanakan Nyepi pada tanggal 11 Maret 2024. Selama pelaksanaan Hari Raya Nyepi, seluruh akses internet, radio, layanan ATM, bandara hingga televisi bakal dimatikan. Penonaktifan tersebut bakal berlangsung mulai dari pukul 06.00 WITA sampai pukul 06.00 pagi keesokan harinya.

Namun untuk objek vital dan kepentingan umum, layanan internet masih tetap berjalan. Objek vital dalam hal ini seperti kantor kepolisian, militer, rumah sakit, BMKG, BASARNAS, bandara, pemadam kebakaran, BPBD dan lainnya yang sejenis.

Sebelum dihentikannya layanan internet, masyarakat Bali akan menerima notifikasi terkait penonaktifan layanan tersebut untuk sementara waktu.

Menjalankan hari raya ini, ada sejumlah aturan yang harus dipatuhi untuk melakukan aktivitas. Tujuan aturan ini agar kekhusyukan ibadah umat Hindu tidak terganggu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah aturan yang wajib diketahui wisatawan yang berencana berlibur di Bali bertepatan dengan perayaan Nyepi.

  1. Tidak boleh menimbulkan keributan. Saat Hari Raya Nyepi, baik warga dan wisatawan diminta untuk hening dan menjadikan momentum tersebut untuk merenung serta introspeksi diri.
  2. Tidak bisa berpergian. Seluruh wisatawan dan warga lokal di Bali diminta untuk tidak beraktivitas di luar rumah. Seluruh aktivitas dihentikan termasuk moda transportasi baik motor, mobil, pesawat, kapal, dan lain-lain.
  3. Tidak diizinkan bekerja. Segala jenis pekerjaan, termasuk seluruh pedagang akan tutup saat Nyepi. Oleh karena itu, wisatawan yang berada di Bali sebaiknya menyediakan kebutuhan utama seperti makanan, minuman, obat dan lain-lain yang penting di hari sebelum perayaan Nyepi.
  4. Tidak bisa menyalakan lampu di malam hari. Ketika Nyepi, seluruh penjuru Pulau Dewata gelap gulita. Berada di suasana seperti ini, langit malam terlihat lebih cerah dan tidak ada polusi.
  5. Para pecalang atau aparat desa adat setempat akan patroli selama pelaksanaan Nyepi. Hal ini dilakukan untuk memastikan Hari Raya Nyepi berjalan lancar.

Hal yang menarik di tahun ini adalah tanggal 11 Maret juga merupakan hari pertama puasa Ramadan bagi umat muslim. Lantas bagaimana peraturannya?

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bali mengimbau agar umat muslim di Bali melaksanakan salat tarawih di masjid terdekat atau rumah masing-masing. Apabila akan salat di masjid, disarankan untuk jalan kaki, tidak menggunakan pengeras suara dan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.

Sedangkan dari MUI Bali mengimbau agar masyarakat menyesuaikan aturan dari desa adat setempat. MUI Bali juga menambahkan perlu adanya koordinasi dengan desa setempat kalau desa tidak mengizinkan sebaiknya mengikuti dan jangan ada perlawanan.

Catur Brata Penyepian bagi Umat Hindu Bali

Sejumlah aturan di atas berlaku untuk seluruh masyarakat Bali baik beragama Hindu, non-Hindu dan wisatawan. Selain itu, khusus umat Hindu wajib melakukan Catur Brata Penyepian, empat macam pantangan yang perlu dipatuhi sebagai rangkaian perayaan Nyepi.

Catur Brata Penyepian tidak sekadar larangan fisik saja tetapi juga kesempatan untuk mendalami pemahaman tentang diri sendiri dan hubungan dengan alam semesta. Berikut ini penjelasan dari Catur Brata Penyepian yang wajib dilakukan umat Hindu Bali.

Amati Geni

Umat Hindu dilarang untuk menyalakan api sepanjang hari. Jadi, selama perayaan Nyepi, masyarakat tidak boleh memasak dan melakukan puasa. Selain itu, tidak bisa menyalakan lampu.

Amati Karya

Ini adalah larangan bekerja atau melakukan kegiatan fisik. Umat Hindu diharapkan bisa melakukan tapa, brata, semadhi dan yoga.

Amati Lelanguan

Umat Hindu dilarang melakukan rekreasi atau mencari hiburan dengan tujuan bersenang-senang. Momentum Hari Raya Nyepi diharapkan bisa menjadi sarana introspeksi diri.

Baca juga: Jejak Sejarah Nusa Penida: dari Kerajaan Kuno hingga Era Modern

Amati Lelungan

Dilarang melakukan perjalanan ke luar rumah. Makna dari brata saat Nyepi justru untuk melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri.

Hari Raya Nyepi adalah momentum terbaik bagi umat Hindu dalam mencari keharmonisan dan kedamaian dalam diri.

Exit mobile version