Siapa yang menyangka bila berwisata bisa mengancam kesehatan? Dosen Ilmu Penyakit Dalam FKKMK UGM, dr Yanri Wijayanti Subronto mengatakan ada berbagai penyakit baik infeksi atau non infeksi yang dapat mengancam wisatawan.
Hal tersebut mungkin terjadi bila para turis ini tidak waspada dan tidak merencanakan perjalanan dengan baik.
Umumnya penyakit infeksi yang sering timbul dari berwisata antara lain diare dan masalah gastrointestinal, hepatitis A, malaria, demam berdarah, infeksi parasit, tuberkolosis, tipes, yellow fever, dan meningitis atau radang selaput otak.
Baca juga: Mengangkat Potensi Daerah Jadi Brand Lokal yang Bermakna
“Salah satu kewaspadaan yang perlu kita lakukan adalah bahwa kita perlu mengantisipasi higienis-sanitasi di warung-warung yang kita kunjungi,” tutur dr Yanri.
Sementara untuk penyakit non-infeksi, penyakit tersebut bisa berupa neurologis seperti altitude sickness dan decompression sickness.
Dokter Yanri menyarankan untuk melakukan penilaian risiko sebelum melakukan perjalanan. Dia pun menyebut ada empat bentuk risiko yang bisa dinilai antara lain risiko destinasi, risiko moda transportasi, risiko riwayat penyakit, dan risiko intervensi.
Pertama dengan mengetahui risiko penyakit di daerah tujuan wisata. Misalnya apakah daerah tersebut endemik malaria, kondisi cuaca hingga bahaya apa saja yang mengancam.
Moda transportasi juga risiko yang harus dinilai. Sebab moda transportasi dapat mengakibatkan beberapa kondisi medis dengan berbagai keparahan, contohnya mabuk darat/laut, fobia, nyeri telinga (sinusitis), dan lain sebagainya. Kemudian juga ada risiko kecelakaan, luka, dan juga macet yang harus benar-benar kita pertimbangkan.
Kemudian juga, kamu harus melatih kepekaan terhadap kondisi tubuh apakah kita mempunyai riwayat penyakit tertentu atau sedang dalam kondisi hamil.
Baca juga: Sudah Tahu Fungsinya Mode Penyamaran Browser?
Hal itu harus benar-benar kita pahami sehingga pada saat melakukan perjalanan kita dapat mencegah risiko penyakit kambuh, dan lain-lain.
Terakhir, sebagaimana untuk mencegah risiko penyakit di daerah destinasi. Kamu bisa melakukan berbagai bentuk vaksinasi atau meminum obat tertentu, seperti vaksinasi yellow fever, dan lain sebagainya.
Namun, di titik ini, kita juga harus mewaspadai bahwa ada beberapa kondisi tubuh yang tidak toleran kepada vaksinasi dan obat-obatan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pembahasan dan pemahaman bersama antara dokter dan orang yang hendak melakukan perjalanan.
Baca juga: Kiriman Internasional JNE Mulai Menggeliat Kembali