Hui Maria dan Rumah Kasih untuk Opa-Oma

Hui Maria, pengasuh dan pimpinan Rumah Kavel.

JNEWS – Di balik kesibukannya sebagai Komisaris JNE, Hui Maria memelihara nyala kasih yang tak kunjung padam. Rumah Kavel, sebuah rumah lansia di Jatibening, Bekasi, menjadi bukti nyata dedikasinya merawat usia senja.

Tawa kecil mengisi udara hangat di sebuah rumah besar yang tenang di kawasan Jatibening, Bekasi. Di sana, para lansia tampak asyik bercengkerama. Beberapa tersenyum mengenang masa muda, lainnya terdiam memandangi pohon mangga di halaman belakang.

Bukan panti jompo biasa, Rumah Kavel berdiri di bawah naungan Yayasan House of Love. Tempat ini adalah rumah bagi 41 orang lanjut usia—yang di sini lebih senang dipanggil Opa dan Oma. Mereka datang dari berbagai latar belakang: ada yang dititipkan karena keluarga tak mampu lagi merawat, ada pula yang memang sudah tak memiliki sanak saudara. Namun di sini, mereka menemukan keluarga baru.

Salah satu pengasuhnya bukan orang sembarangan. Ia adalah Hui Maria, salah satu Komisaris JNE yang sejak 1990 sudah terlibat dalam perusahaan ekspedisi itu. Namun di balik jabatan korporatnya, Hui Maria menapaki jalan lain yang jauh lebih personal—menjadi ibu bagi puluhan lansia.

Para lansia yang tinggal di Rumah Kavel.

Rumah Kavel, yang kini berdiri megah namun sederhana, dibangun secara bertahap. Kaveling demi kaveling dibeli seiring waktu. Tak jarang Hui harus menawar tanah dari tetangga untuk memperluas area.

Baca juga: Rumah Impian Nurul Hayati: Hadiah Tak Terduga dari JNE

“Kami nyicil. Sedikit demi sedikit. Bersyukur akhirnya bisa berdiri, walau belum cukup menampung semua lansia yang ingin tinggal di sini,” kata Hui.

Saat ini, rata-rata penghuninya berusia 70 tahun, dengan yang paling senior berumur 79. Mereka dilayani oleh 12 pengasuh, dengan rasio khusus bagi yang masih cukup mandiri.

“Yang mandiri bisa satu pengasuh untuk tiga orang lansia. Mereka masih bisa atur keuangan sendiri, bahkan punya rutinitas pribadi,” ujar Hui.

Keseharian di Rumah Kavel berjalan teratur. Pagi dimulai dengan sarapan dan olahraga ringan, dilanjutkan ibadah, kegiatan bersama, makan siang, dan waktu istirahat. Yang membedakan tempat ini dengan institusi serupa adalah suasana kekeluargaan yang kental. Para lansia memperlakukan para pengasuh, termasuk Hui, seperti anak sendiri.

Rumah Kavel di kawasan Jatibening, Bekasi, Jawa Barat.

Selama 24 jam, Rumah Kavel diawasi agar penghuninya aman dan nyaman. Ballroom kecil digunakan untuk pertemuan dan perayaan. Kamar-kamar lansia pun dibuat senyaman mungkin, lengkap dengan sentuhan personal.

Di Rumah Kavel, usia hanyalah angka. Kasih adalah bahasa yang tak lekang. Dan bagi Hui Maria, setiap detik yang ia habiskan di sini adalah bentuk pelayanan yang ia dedikasikan kepada Tuhan.

“Kami tidak hanya merawat fisik mereka, tapi juga jiwanya.”

 

Exit mobile version