Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya penurunan kinerja impor Indonesia di bulan Agustus 2020. Dari laporan BPS, angka impor Indonesia pada bulan Agustus 2020 mencapai USD 10,74 miliar, menjadikannya turun 24,19 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year-on-year).
“Total impor Indonesia pada Agustus ini secara yoy turun 24,19 persen yang dipengaruhi penurunan migas dan non migas,” ujar Kepala BPS Suhariyanto  dalam sebuah konferensi pers yang digelar secara online beberapa waktu lalu.
Memang bila dibandingkan dengan bulan Juli 2020 kemarin, angka impor Indonesia tercatat naik 2,65 persen dari USD 10,46 miliar. Angka ini disumbang oleh penurunan impor migas sebesar 0,88 persen. Sedangkan impor non migas mengalami kenaikan sebesar 3,01 persen.
Baca Juga: Selama Pandemi, Program Tol Laut Tekan Biaya Logistik Hingga 11 Persen
“Total impor USD 10,74 miliar, kalau kita bandingkan dengan bulan yang lalu berarti total impor pada bulan Agustus ini mengalami peningkatan 2,65 persen. Impor migas kita turun tetapi non migas kita mengalami kenaikan 3,01 persen,” ujar Suhariyanto.
Menurut Suhariyanto, peningkatan impor non migas terjadi di sejumlah komoditas, di antaranya paling tinggi besi dan baja yang mencapai USD 89,2 juta. Selain itu, ada juga dari logam mulia, perhiasan/permata, ampas/sisa industri makanan, serealia, plastik dan barang dari plastik.
Sedangkan untuk impr non migas, penurunan terbesar terjadi pada kapal, perahu, dan struktur terapung mencapai USD 60,8 juta. Di samping itu, ada juga sumbangan dari gula dan kembang gula, barang dari besi dan baja, mesin dan peralatan mekanis, dan sayuran.
Baca Juga: Nah Lho! Dua Truk ODOL Bandel Dipotong di Sumatera Selatan
Serbuan Produk China
Membengkaknya impor Indonesia pada bulan Agustus 2020, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tak lain karena serbuan produk dari China. Produk yang dimaksud antara lain, mulai dari laptop hingga buah anggur. Seperti diketahui, impir pada bulan Agustus naik 2,65 persen dari USD 10,46 miliar di bulan Juli 2020 menjadi USD 10,74.
Lonjakan impor Indonesia tercatat paling besar berasal dari China yang mencapai USD 138,7 juta. Impor dari China disebut mengalami kenaikan sebesar 4,31 persen dari USD 3,21 miliar menjadi USD 3,35 miliar.
“Impor dari China meningkat, beberapa komoditasnya adalah laptop dan buah-buahan seperti anggur serta crane untuk komunikasi,” ujar Suhariyanto.
Total impor dari China mencapai USD 24,71 miliar pada Januari-Agustus 2020. Jumlah impor dari Negeri Tirai Bambu masih menjadi yang tertinggi dibandingkan impor dari negara lain.
Dari total nilai impor Indonesia yang mencapai USD 92,11 miliar, kontribusi impor dari China ini berada di angka 29,9 persen. Sementara sisanya diisi oleh Jepang dengan 8,84 persen, Singapura 6,65 persen, Amerika Serikat 6,02 persen, dan Thailand 5,44 persen.
Baca Juga: Mendag Agus Minta PSBB Jakarta Tidak Halangi Jalur Distribusi