Indahnya Keberagaman di JNE

Perayaan Natal bersama di Kantor Pusat JNE pada 2019 sebelum pandemi

Selama 31 tahun menjalankan roda bisnisnya, JNE selalu mengamalkan nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi keberagaman dan perbedaan. Karyawan dan karyawati yang berasal dari beragam suku bangsa, ras dan agama, semuanya bekerja nyaman dan bersatu padu untuk memajukan JNE.

Nilai-nilai keberagaman dan toleransi yang terus dijunjung tinggi oleh JNE, diimplementasikan dalam berbagai aspek dan kegiatan. JNE juga mendorong para karyawan dan karyawatinya untuk meningkatkan ibadah dan penghayatan keilmuan kepada agamanya masing-masing.

Menurut Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto, JNE merupakan perusahaan yang sangat heterogen, baik itu dari segi agama, suku serta golongan dan semua itu disatukan dalam wadah perusahaan yang bernama JNE

“Toleransi beragama di JNE benar-benar dijalankan, yang Muslim diberi kesempatan untuk Umrah, Kristiani diberi kesempatan melakukan perjalanan religi ke Jerusalem, yang beragama Hindu ke India,” ungkap M. Feriadi, saat ditemui JNEWS, Rabu (8/12/2021).

“Di perusahaan juga ada Persekutuan Oikoumene JNE bagi wadah karyawan yang beragama Nasrani. Sejak didirikan 31 tahun silam oleh founding father almarhum H. Soeprapto Soeparno, JNE sangat menjunjung tolerensi dan perbedaan. Dalam jajaran Dewan Komisaris maupun Direksi JNE saat ini juga ada yang non Muslim,” tambahnya.

Feriadi menanggapi sekaligus mengklarifikasi atas berita-berita yang berkembang terkait tuduhan terjadi intoleransi di perusahaan JNE. “Di JNE tidak ada ruang untuk berkembangnya intoleransi. Oknum mitra kerja JNE di daerah yang kemarin melakukan kesalahan sudah diberi sanksi tegas berupa pemutusan hubungan kerja oleh JNE karena tidak menjalankan SOP yang sudah ditentukan oleh JNE,” jelasnya.

Adanya perbedaan dan toleransi yang selalu dijunjung tinggi oleh JNE, diapresiasi oleh Pendeta Peter Lau, yang pernah beberapa kali memberikan ceramah pada acara Retret dan perayaan Natal bersama di JNE.

“Saya menyaksikan langsung, di JNE keberagaman dan perbedaan terus konsisten dijunjung tinggi. Dari level staf hingga pimpinan saling menghargai meski berbeda keyakinan. Para pembuat kebijakan di JNE juga tidak ada yang menghalangi para karyawannya untuk menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaan dan agamanya masing-masing,” ujar Pendeta Peter Lau, saat berbincang dengan JNEWS melalui sambungan telepon.

Ia  melanjutkan, menjunjung tinggi perbedaan yang dilakukan JNE, bisa diartikan memberi rasa adil bagi para karyawan meski berbeda keyakinan, tidak adanya intimidasi dan seluruh pemeluk agama di-support untuk menjalankan keyakinanya.

“Di JNE semua itu ada. Mereka yang berbeda agama merasa nyaman saat bekerja dan fokus untuk memajukan perusahaan. Saya bangga dengan JNE. Jadikan Natal 2021 untuk berbagi kasih untuk sesama manusia, sehingga menjadi perekat persatuan,” Pendeta Peter Lau menambahkan.

Sementara itu, Herlinda Susanto, selaku pendiri dan pengurus Persekutuan Oikoumene JNE menuturkan, bukti bahwa JNE menaungi semua agama, di antaranya  manajemen selalu mendukung seluruh kegiatan keagamaan, termasuk yang dilakukan oleh karyawan yang beragama Kristiani.

“Ungkapan syukur untuk manajemen JNE, karena selalu mendukung kegiatan keagamaan, sehingga anggota persekutuan semakin cinta kepada JNE. Filosofi 3M yaitu Memberi. Menyantuni dan Menyayangi, juga sesuai dengan ajaran Kristiani,” ujar Srikandi yang kini menjabat sebagi Head of Internal Audit JNE ini.

Persekutuan Oikoumene (PO JNE) sendiri menurut Herlinda sudah sejak 2006 silam dan kini sudah beranggotakan sekitar 200 karyawan yang beragama Nasrani, baik yang bekerja di JNE Pusat Jakarta maupun di kantor cabang di daerah seluruh Indonesia.

“Persekutuan ini dibentuk berawal dari kerinduan para karyawan yang beragama Kristiani untuk mengadakan acara bersama, seperti Perayaan Natal, Retret dan acara lainnya. Tujuannya ingin melakukan ibadah bersama teman-teman di kantor, saling support, dan saling mendoakan jika mengalami kesulitan, bekerja sambil mendekatkan diri kepada Tuhan,” tambah Herlinda.

Adapun program rutin yang digelar di antaranya ibadah bersama dua mingguan. Karena pandemi kegiatan ibadah bersama digelar secara online, di mana semua anggota PO JNE bisa mengikutinya. “Selain itu kita mengadakan santunan ke panti-panti setiap menjelang Hari Raya Natal dan juga melakukan perayaan Natal bersama,” pungkas Herlinda. *

Baca juga : Jejak Spiritual H. Soeprapto (Bagian 10)

Exit mobile version