Ini 3 Alasan TikTok Bisa Tingkatkan Penjualan

Di masa pandemi COVID-19, media sosial menjadi bagian penting dalam keseharian masyarakat global. Sebab, dengan media sosial masyarakat tetap terkoneksi meski dengan keterbatasan mobilitas. TikTok menjadi salah satu media sosial yang paling banyak diunduh tahun ini.

Platform media sosial yang dikenal dengan video viral 15 detiknya sudah diunduh secara global hingga dua milyar unduhan. Hingga menjadikan aplikasi dengan jumlah pengguna 800 juta akun ini sebagai aplikasi terpopuler sejak 2016 lalu.

Melihat fenomena tersebut, Senior Executive Zilingo Indonesia Melina Marpaung mengatakan penggunaan media sosial yang efektif bisa mendorong keingintahuan konsumen akan sebuah produk. Harapannya, ketertarikan ini bisa berdampak pada tingkat penjualan.

BACA JUGA : 5 Startup yang Berhasil Lolos di Program Tinc Batch 5

“Dengan jumlah pengguna TikTok yang terus meningkat di Indonesia, Zilingo Marketing Services dari Zilingo Trade siap melayani merek dan bisnis untuk menciptakan konten media sosial yang menarik dan relevan dengan pasar. Rangkaian layanan pemasaran kami dapat diakses di bawah platform solusi bisnis satu atap kami di zilingotrade.id.” jelas Melina.

Berikut beberapa alasan UMKM harus memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan performa pemasaran.

Media sosial mudah diakses

Jumlah pengguna telepon seluler di dunia makin meningkat. Video mikro yang mudah diakses menjadi kelebihan TikTok, hingga banyak diakses orang. “Dari segi bisnis, format mobile merupakan hal yang relevan terhadap konsumen. Anda dapat menjalankan bisnis melalui telepon genggam, sehingga berinvestasi pada aplikasi berbasis mobile cocok dijalankan pada kampanye mobile-first Anda.” kata Melina.

Pengembangan bisnis lebih prospektif

Audiens TikTok yang sangat besar bisa dimanfaatkan UMKM untuk pengembangan bisnis. Melina menjelaskan, dengan memanfaatkan platform media sosial seperti TikTok, pelaku bisnis bisa mendahului kompetitor. Dan juga dapat membangun basis audiens dari media sosial ini.

“Setiap bisnis sebaiknya dapat mengalokasikan marketing resources-nya di tempat target audiens berada, karena akan berdampak baik pada ROI yang diharapkan.” jelas Melina.

BACA JUGA : Ini Alasan Bittersweet by Najla Beriklan di TikTok

Berpeluang memproduksi konten yang autentik

Berdasarkan Laporan Konten Konsumen Stackla 30% kaum millennial berhenti mengikuti sebuah merek di media sosial dikarenakan konten mereka yang dirasa palsu. Sedangkan 57% responden beranggapan kurang dari setengah merek yang ada membuat konten yang autentik.

Masyarakat luas kini merasa penat dengan apapun yang terasa palsu, overproduced atau terlalu komersil, dan ketika berbicara mengenai influencer media sosial, batas antara sponsorship dengan rekomendasi yang autentik pun semakin kabur.

UMKM sebaiknya membidik micro influencers, dengan jumlah pengikut 1.000 – 10.000. Selain itu influencers dengan profil pengikut yang niche, ditambah perspektif jujur, menjadi faktor keotentikan sebuah konten.

Pelaku UMUM juga dapat meningkatkan kesadaran sebuah produk dengan memperlihatkan tempat kerja dan budaya kantor. Ini bisa menjadi perspektif keotentikan yang baru dalam membranding produk atau bisnis.

“Strategi pemasaran media sosial adalah tentang membangun kepercayaan yang mendukung penjualan, dan keotentikan merupakan pendorong utama pada kepercayaan itu sendiri. Dengan mendefinisikan pendekatan otentik ke media sosial, UMKM dapat memperkuat legitimasi dan menampilkan suara dan kepribadian unik dari merek masing-masing,” tutup Melina.

Mulai langkah awal membangun brand awareness di TikTok bersama Layanan Pemasaran Zilingo. UMKM dapat dengan mudah mengakses solusi bisnis terintegrasi yang akan memandu para pemasar untuk menyusun strategi pemasaran keseluruhan yang lebih baik termasuk pengembangan dan manajemen konten media sosial, dan layanan pemasaran digital.

BACA JUGA : Vino G. Bastian Pamer Staycation di Suwatu Villa Jogja, Kayak Apa Sih?

 

 

Exit mobile version