Pemerintah mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bisa mengadopsi sistem digital, di mana salah satunya dengan memanfaatkan platform e-commerce. Nah, meski sejumlah pelaku UMKM Tanah Air kini sudah mulai terbiasa dengan menggunakan e-commerce, ada beberapa kunci agar pelaku UMKM bisa sukses di e-commerce, yakni mengenali tren pasar.
Pendapat ini disampaikan oleh AVP Marketplace Strategy & Merchant Policy Bukalapak Baskara Aditama. Menurut Baskara, tujuan pelaku UMKM untuk mengenali pasar tentu saja agar bisnis atau jualanya ramai di e-commerce.
Menurut Baskara, pelaku UMKM harus bisa mengenali beberapa tanda terjadinya tren. Dengan demikian, pelaku UMKM ini bisa mempersiapkan toko dan stok barang jualannya di e-ecommerce.
“Tren yang kuat akan bertahan selama beberapa pekan. Tren diawali dari kenaikan pencarian kata kunci di paltform e-commerce,” ujarnya dalam sebuah sesi diskusi virtual beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pentingnya E-Commerce Bagi Kebutuhan Logistik UMKM
Baskara pun kemudian berkaca pada fenomena yang terjadi di 2020, di mana terjadi hal yang tidak diduga membuat tren berubah dalam seketika. Karena terjadi perubahan tren itu, maka permintaan barang pun menyesuaikan terhadap situasi saat itu.
“Pada awal tahun tampak normal saja hingga terjadi panic buying pada awal Maret, kebutuhan harian seperti sembako dan barang kesehatan diserbu,” terangnya.
Selanjutnya, tambahnya, di April sampai Juni 2020, terjadi tren bekerja dari rumah atau work from home (WFH), imbas dari diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), diikuti dengan momen bulan puasa dan Lebaran. Munculnya tren WFH ini, menurut Baskara, membuat barang-barang hobi, seperti konsol dan kursi gaming meningkat.
Tak hanya itu, di masa Ramadhan, terjadi peningkatan di sektor perlengkapan masak dan membuat kue. Kategori tersebut menjadi kategori yang paling banyak dicari masyarakat, menyusul di kategori pakaian pada saat momen Lebaran tiba.
Baca Juga: Banyak UMKM Butuh Tambahan Modal, Pemerintah Lanjutkan Program PEN
Kemudian pada Juli hingga September 2020, meningkat pula tren kebutuhan sekolah, di antaranya seperti laptop, smartphone, dan meja belajar. Lalu ada pula hobi baru di kalangan masyarakat yang saat ini menjadi hype, yakni sepeda.
“Berikutnya pada Oktober sampai Desember 2020, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih diterapkan meski waktu libur telah tiba. Karena masih di rumah terus, tren tanaman hias jadi idola pada periode ini. Lalu pada akhir tahun, dekorasi rumah banyak dicari untuk merayakan liburan,” tutupnya.
Apa yang ingin disampaikan oleh Baskara adalah bahwa selain harus memahami betul tren pasar yang terjadi di masyarakat, pelaku juga harus siap sedia terhadap stok barang. Dengan demikian, ketika terjadi kelonjakan tren di suatu kategori, maka pelaku sudah siap.
Bicara mengenai UMKM Go Digital, saat ini tercatat sudah ada sekitar 11,7 juta pelaku yang sudah Go Digital atau terintegrasi dengan sistem elektronik. Jumlah ini pun melebih target dari Kementerian Koperasi dan UKM pada akhir tahun lalu.
Meski demikian, pemerintah terus menggeber pelaku UMKM yang masih belum terjun ke ekosistem digital untuk bisa mengikuti jejak pelaku lainnya. Targetnya, sebanyak 30 juta pelaku UMKM sudah terintegrasi dengan sitem elektronik di 2023.
Baca Juga: Bikin Gampang UMKM, GrabExpress Punya Fitur Baru Antar Barang Anti-Nyasar