Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu resmi mengangkat lima tokoh di Indonesia menjadi sosok pahlawan nasional. Pengangkatan kelima tokoh pahlawan nasional itu dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 96 TK Tahun 2022 yang dibacakan Sekretaris Militer Presiden Laksamana Pertama (Laksma) Hersan.
Adapun kelima tokoh yang dimaksud, di antaranya DR. dr. HR. Soeharto (alm) dari Jawa Tengah, KGPAA Paku Alam VIII (alm) dari DIY, dr. Raden Rubini Natawisastra (alm) dari Kalimantan Barat, H. Salahuddin bin Talabuddin (alm) dari Maluku Utara, dan K.H. Ahmad Sanusi (alm) dari Jawa Barat.
Baca Juga: Ini Daftar 22 Nama Jalan Baru yang Diambil dari Tokoh Betawi
Penyematan gelar nasional dilakukan di Istana Negara kepada ahli waris masing-masing tokoh. Nah, penasaran kan siapa saja kelimat tokoh yang dimaksud? Simak profil pahlawan nasional terbaru berikut ini!
5 Tokoh Nasional yang Diberi Gelar Pahlawan Nasional
1. dr. HR Soeharto
Eits, ini bukan Soeharto mantan presiden kedua RI yah. DR. dr. HR Soeharto atau yang lebih dikenal sebagai Dokter Soeharto ini adalah dokter pribadi mantan presiden RI yang pertama, yakni Ir Soekarno sebelum kemerdekaan. Usul gelar pahlawan nasional kepada Dokter Soeharto sebelumnya juga pernah diajukan saat Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden kelima RI lho.
Lahir pada 24 Desember 1908 di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah, pemilik nama lengkap Soeharto Sastrosoeyoso ini pernah menduduki berbagai posisi di pemerintahan, mulai dari Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, hingga Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.
Dokter Soeharto juga tercatat sebagai pendiri bank pertama di Indonesia, yaitu Bank Negara Indonesia (BNI). Ikatan Dokter Indonesia atau IDI bisa berdiiri pada 1950 berkat campur tangan dari Dokter Seoharto. Bahkan, ia juga memiliki peran sebagai pelopor program Keluarga Berencana atau KB di Indonesia dan menjadi ketua pertama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
2. KGPAA Paku Alam VIII
Menyusul Dokter Soeharto, di posisi kedua ada Kanjeng Gusti pangeran Adipati Arya (KGPAA) Paku Alam VIII. Sekadar informasi, beliau merupakan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pertama bersama Gubernur DIY pertama Hamengku Buwono IX pasca proklamasi kemerdekaan.
Tak hanya dikenal sebagai pemimpin, KGPAA Paku Alam VIII juga dikenal sebagai pejuang yang mengisi kemerdekaan RI, khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia. KGPAA Paku Alam VIII banyak berperan dalam meningkatkan kemajuan pendidikan bagi rakyat di Kadipaten Pakualaman dalam membasmi buta huruf.
Bersama Sultan Hamengku Buwono IX, KGPAA Paku Alam VIII mendirikan sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Raden Rubini Natawisastra
Sosok dokter yang masuk ke dalam daftar pahlawan nasional berikutnya ada Raden Rubini Natawisastra. Selain berprofesi sebagai dokter, Raden Rubini juga seorang pemimpin partai politik pada masa perjuangan melawan penjajah di Kalimantan Barat.
Dirinya diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Kongres Wanita Indonesia atau KOWANI sebagai Pahlawan Nasional pejuang kemanusiaan dan kemerdekaan Indonesia. Namanya pun diabadikan sebagai nama RSUD di Kabupaten Mempawah, yakni RSUD dr. Rubini Mempawah.
Baca Juga: Lokapala Punya Jagoan Baru yang Terinspirasi dari Peristiwa Geger Pecinan
4. Salahuddin bin Talabuddin
Berikutnya yang masuk daftar pahlawan nasional pada 2022 adalah Haji Salahuddin bin Talabuddin yang tak lain adalah tokoh perjuangan yang berasal dari Maluku Utara. Pengusulan nama Salahuddin menjadi pahlawan nasional dicetuskan oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah melalui Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) Provinsi Maluku Utara.
Haji Salahuddin bin Talabuddin lahir di Desa Gemia, Patani, Maluku Utara pada tahun 1874. Salahuddin menjadi salah satu tokoh perjuangan politik melawan Belanda melalui Organisasi Serikat Islam (SI) Merah di tahun 1928 dan pada 1941, dirinya berani mengibarkan bendera Merah Putih di Tanjung Ngolopopo, Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Ia juga turut memimpin perjuangan fisik melawan penjajahan Belanda di Maluku Utara.
5. K.H. Ahmad Sanusi
Lahir pada 18 September 1889 di Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, KH Ahmad Sanusi adalah seorang kiai yang berasal dari Jawa Barat. Tokoh yang juga dikenal sebagai ulama besar ini memiliki ciri khas selalu mengenakan peci hitam.
Berbagai penghargaan telah diraih, di antaranya penghargaan Bintang Maha Putera Utama dari Presiden Soeharto pada 1992, hingga penghargaan Bintang Maha Putera Adipradana di tahun 2009 oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nama KH Ahmad Sanusi juga tersemat di dalam sebuah prasasti yang terletak di Gedung KAA Bandung.
KH Ahmad Sanusi berperan penting dalam proses kemerdekaan RI. Ia menjadi salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan seorang pendiri organisasi Persatuan Umat Islam atau PUI. Dahulu, ia pernah menjadi tahanan Belanda karena terlibat dalam upaya-upaya perlawanan terhadap penjajah.