JNEWS – Istana Ternate adalah salah satu peninggalan bersejarah yang paling menonjol di Maluku Utara. Selain dikenal karena arsitekturnya yang khas, istana ini juga menyimpan cerita panjang tentang budaya, politik, dan kehidupan masyarakat Ternate pada masa lampau.
Karena itu, tidak heran jika hingga sekarang, Istana Ternate tetap menjadi salah satu destinasi utama bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat warisan Maluku Utara. Apalagi dengan pemandangan indah di sekitarnya, membuat siapa pun penasaran pada tempat bersejarah ini.
Jejak Sejarah Kesultanan Ternate
Kedaton Kesultanan Ternate, yang juga sering disebut Istana Ternate, adalah salah satu ikon sejarah yang wajib dikunjungi ketika singgah ke Maluku Utara. Lokasinya berada di Kota Ternate, sebuah kota yang dulu pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dunia.
Bangunan ini merupakan saksi bisu dari kejayaan Kesultanan Ternate, salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Pada masa lampau, Ternate dikenal luas hingga ke Eropa karena perannya dalam jalur rempah. Jejak kejayaan itu sampai sekarang masih terasa ketika melihat megahnya Kedaton yang berdiri kokoh di atas bukit kecil.
Pada zaman kejayaannya, Istana Ternate ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal bagi Sultan. Selain itu, istana ini juga menjadi lokasi utama berbagai kegiatan adat, upacara kerajaan, dan pertemuan penting dengan tamu dari dalam maupun luar negeri.
Tradisi itu tidak sepenuhnya hilang. Sampai hari ini, Kedaton masih menjadi pusat aktivitas budaya dan adat Kesultanan Ternate. Sultan Ternate pun masih memimpin dan menjaga warisan leluhur, meski kini lebih banyak berperan dalam upacara adat dan kegiatan simbolis.
Baca juga: Balla Lompoa: Jejak Kemegahan Istana Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan
Arsitektur Istana Ternate

Bangunan Istana Ternate ini dibangun pada tahun 1813 oleh Sultan Muhammad Ali. Pemilihan lokasi di Kelurahan Salero bukan tanpa alasan.
Kedaton berdiri di atas sebuah bukit kecil yang menghadap langsung ke Laut Halmahera. Dari sini, pemandangan laut dan langit Ternate terlihat sangat indah. Letak strategis ini sekaligus melambangkan kekuatan dan kebesaran kesultanan. Posisi di ketinggian juga membuatnya mudah dipertahankan dan memberi kesan wibawa bagi siapa pun yang melihat.
Dari sisi arsitektur, Istana Ternate punya bentuk yang unik. Bangunannya berbentuk segi delapan yang jika dilihat dari atas menyerupai singa duduk. Simbol ini dipilih untuk menggambarkan keberanian, kewibawaan, dan kekuasaan Sultan.
Istana ini terdiri dari dua lantai dengan warna dominan kuning dan hijau. Warna kuning mencerminkan kemakmuran, sedangkan hijau erat kaitannya dengan ajaran Islam. Material yang digunakan juga tidak sembarangan. Kayu pilihan dan bahan tradisional yang kuat menjadikan bangunan ini tetap berdiri kokoh meski sudah berusia lebih dari dua abad.
Bagi warga setempat, Istana Ternate adalah lambang kebanggaan dan pengingat bahwa Ternate pernah berada di puncak kejayaan dunia rempah. Wisatawan yang datang bisa merasakan nuansa sejarah itu dari setiap sudut istana. Ada aura megah yang seolah membawa pengunjung kembali ke masa lalu ketika Sultan dan bangsawan mengatur kerajaan dari ruangan-ruangan di dalamnya.
Koleksi Museum Kedaton Kesultanan Ternate
Saat ini, Kedaton Kesultanan Ternate, atau Istana Ternate, sudah tidak lagi berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Perannya berubah menjadi museum yang menyimpan beragam koleksi bersejarah.
Pergeseran fungsi ini membuat masyarakat maupun wisatawan bisa melihat langsung jejak kejayaan kerajaan tanpa harus menunggu acara adat tertentu. Dikutip dari situs Wonderful Ternate, salah satu koleksi paling terkenal adalah mahkota Sultan. Mahkota ini tidak hanya indah, tapi juga unik karena dihiasi bulu burung cendrawasih.
Yang membuatnya semakin menarik adalah kepercayaan masyarakat bahwa mahkota ini memiliki rambut yang bisa tumbuh secara alami. Setiap tahun, biasanya pada momen Iduladha, ada upacara khusus untuk merapikan rambut tersebut. Tradisi ini dikenal sebagai istampa, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa pun yang mendengar ceritanya.
Selain mahkota, ada juga koleksi senjata tradisional yang menegaskan kekuatan militer Kesultanan Ternate pada masanya. Pedang, tombak, hingga meriam kuno masih terjaga dengan baik di ruang pameran. Beberapa di antaranya memiliki ukiran indah, yang menunjukkan keterampilan tinggi para pengrajin lokal pada masa itu.
Kedaton juga menyimpan manuskrip kuno dan dokumen penting yang berkaitan dengan sejarah kerajaan. Di antaranya ada catatan perjanjian dengan bangsa asing, arsip perdagangan rempah, hingga naskah berhuruf Arab Melayu yang ditulis tangan. Tidak kalah menarik adalah koleksi pakaian adat dan perhiasan yang pernah digunakan oleh keluarga kerajaan.
Di luar bangunan Kedaton, ada area yang tidak kalah penting, yakni makam para Sultan Ternate beserta keluarga kerajaan. Banyak pengunjung yang datang ke sini untuk berziarah, tak hanya berwisata.
Kedaton Kesultanan Ternate letaknya cukup strategis dan mudah dijangkau. Dari pusat Kota Ternate, jaraknya hanya sekitar 2–3 kilometer dari Pelabuhan Ahmad Yani. Wisatawan bisa datang dengan kendaraan pribadi atau naik angkutan umum tanpa kesulitan.
Lokasinya juga berdekatan dengan Gunung Gamalama yang menjadi ikon Ternate. Tak jauh dari situ ada pula beberapa destinasi menarik lain, seperti Benteng Tolukko dan Danau Tolire. Karena itu, banyak wisatawan memasukkan Istana Ternate ini sebagai bagian dari rute wisata. Satu kali perjalanan, bisa langsung menikmati sejarah, budaya, sekaligus keindahan alam Ternate.
Baca juga: Baju Adat Maluku: Jenis, Keunikan, dan Makna di Baliknya
Istana Ternate bukan hanya bangunan bersejarah, tetapi juga saksi hidup perjalanan panjang sebuah kesultanan besar di Maluku Utara. Dari sini, pengunjung bisa melihat bagaimana budaya, tradisi, dan warisan leluhur tetap terjaga hingga sekarang. Setiap detailnya menyimpan cerita tentang kejayaan masa lalu yang layak dikenang.