JNEWS – Itinerary Osaka tidak harus berisi wisata kuliner dan belanja tetapi juga dapat memanjakan pencinta seni dan budaya. Osaka memang lebih dikenal dengan julukan Kota Kuidaore, yaitu surga kuliner. Namun Osaka juga dijuluki Kota Air dan Cahaya berkat berbagai festival budaya yang diselenggarakan di sungai dengan taburan lampion.
Salah satu festival yang paling ditunggu adalah Tenjin Matsuri tiap tanggal 24-25 Juli yang bertepatan dengan musim panas untuk memperingati proses pendewaan Sugawara no Michizane atau Dewa Pembelajaran. Saat itu, Osaka akan dipenuhi warga yang lalu-lalang mengenakan busana tradisional dari pagi hingga malam. Festival ditutup dengan kembang api yang meriah.
Namun kesibukan Tenjin Matsuri membuat eksplorasi Osaka kurang maksimal. Sebaiknya wisatawan fokus dengan festival tersebut. Jika targetnya bukan festival besar, waktu terbaik mengunjungi Osaka adalah di musim semi ketika suhu nyaman dan cherry blossom bermekaran.
Osaka merupakan kota metropolitan terbesar kedua dan berpenduduk terbesar ketiga di Jepang. Penduduk Osaka terkenal lebih ramah dibandingkan penduduk kota lain. Hal ini dikarenakan Osaka atau Naniwa sudah menjadi pintu pergadangan internasional sejak abad ke-5 sehingga terbiasa berinteraksi dengan pedagang asing. Banyak peninggalan bersejarah yang kemudian menjadi objek wisata seni dan budaya.
Namun tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Osaka. Wisatawan Indonesia harus transit dulu di bandara lain sesuai maskapai yang digunakan. Wisatawan Indonesia juga dapat memilih penerbangan langsung ke Tokyo, lalu melanjutkan perjalanan menggunakan kereta Shinkansen yang ikonik itu.
Setelah tiba di Osaka, berikut adalah itinerary Osaka untuk tiga hari yang mengesankan.
Itinerary Osaka Hari Pertama
Itinerary Osaka hari pertama dapat dimulai dari utara, yaitu sebagai berikut.
1. Museum of Housing and Living Osaka
Dikutip dari laman JAL (Japan Airlines), museum ini wajib dikunjungi karena berisi kehidupan Osaka pada masa pemerintahan Edo, Meiji, Taisho hingga Showa. Atraksi utamanya adalah replika seluruh Kota Osaka tahun 1830 – 1844 dengan ukuran sebenarnya dan sangat detail. Bahkan para ahli menggunakan teknologi untuk membuat simulasi kehidupan dari pagi ke malam beserta suara-suara alam yang sekarang sudah hilang.
Pengunjung juga dapat menghayati kehidupan Osaka pada masa itu dengan mengenakan pakaian tradisional kimono yang disebut yukata. Kostum ini sudah disediakan pengelola dan dapat disewa dengan murah. Museum ini berada dalam area Osaka Municipal Housing Information Center building.
Jam buka: 10.00–17.00.
Tutup: tiap Selasa kecuali hari libur nasional dan tanggal 29 Desember – 2 Januari.
Harga tiket masuk: 600 yen.
2. Osaka Tenmangu Shrine
Kuil yang dibangun pada abad ke-10 ini merupakan pusat kegiatan Tenjin Matsuri. Kuil ini dipersembahkan untuk Tenjin, dewa ilmu pengetahuan Shinto. Sepanjang sejarah, kuil ini telah mengalami beberapa kali kebakaran. Aula dan gerbang utama yang ada saat ini merupakan bangunan yang dibuat tahun 1845.
Kuil ini terasa menenangkan meski berada di sekitar pusat bisnis sehingga sering digunakan sebagai tempat istirahat sejenak dari segala kesibukan.
Jam buka: 09.00-17.00
Tiket masuk: gratis.
Baca juga: 7 Museum Seni di Indonesia: Dari Karya Klasik hingga Kontemporer
Itinerary Osaka Hari Kedua
Hari kedua dapat diisi dengan itinerary Osaka yang lebih padat.
1. Osaka Castle
Foto sebuah kastel yang klasik muncul dari rimbunnya cherry blossom atau sakura yang indah sering terlihat di dunia maya. Itulah Kastel Osaka jika dilihat dari spot hanami di Osaka Castle Park. Kastel ini mulai dibangun tahun 1583 oleh Toyotomi Hideyoshi dan menjadi kastel terbesar saat itu. Lahan yang digunakan adalah bekas Kuil Ishiyama Honganji yang telah dihancurkan oleh Oda Nobunaga.
Pada tahun 1615 pasukan Tokugawa menguasai wilayah tersebut dan menghancurkan Kastel Osaka. Tahun 1620, Tokugawa Hidetada membangun kastel baru namun hancur lagi akibat tersambar petir pada tahun 1665. Pada tahun 1931, kastel tersebut dibangun lagi menggunakan beton. Pada tahun 1997 dilakukan renovasi besar-besaran untuk mempercantik kastel ini. Sekarang, Kastel Osaka berisi informasi sejarah kastel tersebut dan Toyotomi Hideyoshi.
Jam buka: 09.00-17.00 dan buka hingga lebih malam di hari tertentu.
Tutup: 28 Desember – 1 Januari.
Harga tiket masuk: 600 yen.
2. Hozenji Yokocho Alley
Sesuai namanya, ini adalah jalan kecil atau gang, tetapi dapat membawa suasana kembali ke zaman Edo 200 tahun yang lalu. Jalan ini menggunakan konstruksi batu yang kuat dan tahan hingga ratusan tahun. Pada sore hari, lampu-lampu kuno bergelantungan membuat suasana semakin menakjubkan.
Di sini terdapat kuil Budha dan patung Fudo yang seluruhnya tertutup lumut. Banyak wisatawan yang datang dan berdoa. Di sepanjang jalan ini juga terdapat berbagai toko suvenir dan makanan tradisional.
Jam buka kuil: 08.00-16.00.
Jam buka toko-toko: tergantung masing-masing.
Tiket masuk: gratis.
3. Teater Nasional Bunraku
Bunraku sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Bunraku adalah teater boneka tradisional yang sudah ada sejak abad ke-17. Bunraku menggabungkan narasi, seni musik dan pertunjukan boneka. Bunraku menampilkan boneka seukuran manusia yang dimainkan oleh 3 orang. Dua orang di antaranya mengendalikan tangan dan kaki. Sedangkan satu orang lagi sebagai pemimpinnya akan memainkan ekspresi agar boneka tersebut seperti hidup.
Jam buka: 10.00-18.00.
Harga tiket masuk: 1.000-6.000 yen.
Itinerary Osaka Hari Ketiga
Pada hari terakhir, wisatawan masih memiliki ikon wisata yang tidak boleh ditinggalkan.
1. Kuil Sumiyoshi Taisha
Sumiyoshi Taisha merupakan salah satu kuil tertua dan paling banyak dikunjungi di Jepang. Jembatan merah menyerupai busur yang sering dijadikan ikon wahana wisata ala Jepang di Indonesia ada di sini. Kuil yang dibangun pada abad ke-3 ini dipersembahkan untuk dewa-dewa Shinto yang melindungi para traveler, nelayan, dan pelaut. Karena itu, letaknya dekat dengan pelabuhan.
Jam buka: 06.00-17.00.
Tiket masuk: gratis.
2. Tsutenkaku dan Shinsekai
Tsutenkaku adalah simbol Osaka yang dibangun tahun 1912 sehingga harus masuk itinerary Osaka. Fungsinya seperti menara pandang setinggi 103 meter sehingga bisa digunakan untuk melihat keindahan Kota Osaka. Di lantai 5 ada patung Billiken. Wisatawan disarankan mengelus tapak kaki patung tersebut agar hidup mereka bahagia. Sedangkan Shinsekai merupakan deretan toko di sekitar Tsutenkaku yang bergaya retro sehingga cocok untuk merasakan suasana metropolitan Osaka tempo dulu.
Jam buka Tsutenkaku: 10.00-20.00.
Harga tiket masuk Tsutenkaku: 900 yen.
Baca juga: Ini Dia 7 Kaisar Jepang yang Paling Terkenal akan Pengaruhnya
Hal utama yang perlu diperhatikan dalam menyusun itinerary Osaka bagi pencinta seni dan budaya adalah kebanyakan objeknya tidak buka hingga malam. Waktu luang di malam hari dapat digunakan untuk bersantai menikmati kuliner khas Osaka. Selain itu, wisata seni dan budaya melibatkan aktivitas mendengar, melihat dan meresapi. Hindari jadwal yang terlalu padat dan biarkan waktu membawa kembali ke masa lalu.