JNEWS – Selain untuk penanda waktu, jam tangan analog kini telah bertransformasi menjadi digital dan digunakan sebagai aksesori mode yang bisa mengekspresikan kepribadian penggunanya. Apalagi di era serba canggih ini, jam tangan digital hadir dengan sejumlah fitur yang memudahkan aktivitas harian.
Dari segi fungsional, harus diakui bahwa jam digital lebih unggul dari analog. Sebut saja mulai dari fungsi untuk olahraga, GPS hingga asisten pribadi. Tak hanya itu saja, tampilan jam tangan digital pun lebih besar dan berwarna.
Pasaran bisa saja mulai didominasi dengan beragam smartwatch tapi jam analog masih tetap ada peminatnya. Bahkan ada yang mengoleksi jam tangan analog sebagai bentuk ‘investasi’.
Harus diakui, jam tangan konvensional ini memiliki harga relatif mahal untuk berbagai merek tertentu. Sebut saja merek Patek Philippe yang telah mendunia dan populer di kalangan pencinta jam tangan.
Salah satu keluaran dari merek ini yakni Patek Philippe 1928 Single Button Chronograph adalah jam tangan klasik yang dibuat di tahun 1924 dan sempat dimiliki oleh Eric Clapton. Jam tangan ini menggunakan single button chronograph terbuat dari emas putih 18 karat dan dihiasi 28 permata. Berapa harganya? Jam tangan ini pernah dibanderol sekitar Rp55,3 miliar. Luar biasa fantastis harganya!
Dengan sedikit perbandingan tersebut, mana yang lebih baik? Apakah jam tangan digital atau analog?
Perbandingan Jam Tangan Digital dan Analog
1. Akurasi Waktu
Menjaga akurasi waktu adalah kemampuan penting yang harus dimiliki oleh jam tangan. Kendati lebih sederhana, tetapi gerakan kuarsa di jam tangan analog cenderung lebih akurat dan bisa menjaga waktu lebih baik.
Bagaimana dengan jam tangan digital?
Dengan layar digital, pengguna bisa menemukan informasi akurat tentang waktu dalam mikro-detik. Hal ini yang tidak bisa ditemui di jam analog. Pengguna mesti interpretasikan sendiri dengan menghitung jarum jam, detik, menit.
Bisa dikatakan, kedua jenis jam tangan ini memiliki akurasi mirip, tetapi kemudahan untuk detail waktu lebih unggul jam digital.
Baca juga: Panduan Mencari Jam Tangan Wanita sebagai Hadiah
2. Desain
Jam tangan digital memiliki kesan intelektual dan kritis. Desainnya lebih kekinian dengan tampilan waktu di layar LCD. Sayangnya dengan desain tersebut, kurang cocok dipakai untuk acara formal. Variasi modelnya tidak terlalu banyak dan cenderung hampir mirip semua. Jam ini lebih sering dipakai oleh anak-anak dari usia sekolah dasar hingga orang dewasa usia 40 tahunan.
Berbeda dengan digital, jam tangan analog dianggap sebagai bentuk representasi karya seni tingkat tinggi. Desainnya hadir dengan angka dan jarum penunjuk yang menyimpan nilai estetik. Kesan yang ditampilkan lebih stylish dan versatile sehingga cocok dipakai kapan pun. Tak hanya itu saja, jam analog bisa dikenakan oleh semua jenis kelamin dengan rentang usia berapa pun karena hadir dengan beragam model yang keren.
3. Bahan Tali Jam
Untuk segi material tali, jam digital umumnya menggunakan bahan karet. Alasan menggunakan bahan ini karena lebih awet dan tahan terhadap kondisi lembap atau di dalam air. Untuk tali di jam digital memiliki ragam warna dan bisa diganti-ganti.
Berbeda halnya dengan jam analog yang mempunyai banyak bahan tali jam. Mulai dari kulit, kanvas, karet, nilon, metal hingga titanium. Kendati memiliki varian bahan kulit yang banyak, sayangnya tidak bisa diganti-ganti seperti jam analog.
4. Fitur
Ini adalah bahasan yang menarik untuk jam tangan. Fitur dari kedua jam tangan ini kerap diperbincangkan dan dibandingkan.
Jam tangan analog sudah jelas tidak memiliki fitur yang spesial. Dari awal mula jam tangan ini, hanya ada sedikit penambahan terkait hari dan tanggal saja. Karena di zaman dulu, teknologi belum secanggih sekarang ini sehingga tidak ada pilihan lain dengan hanya menampilkan angka dan jarum jam saja.
Berbeda dengan jam tangan digital yang memiliki sejumlah fitur kekinian yang bisa menyesuaikan dengan aktivitas serta kebutuhan penggunanya. Seperti heart rate, jumlah langkah kaki, kalender, beberapa zona waktu, ada lampu LED untuk penerangan, ada theme untuk layar jadi bisa diganti-ganti. Menariknya, jam digital terintegrasi dengan smartphone jadi bisa menerima notifikasi pesan masuk hingga telepon di layar LED jam.
5. Baterai
Untuk perkara ketahanan baterai, jam analog lebih unggul. Hal ini karena jam analog tidak dilengkapi dengan beragam fitur yang membutuhkan banyak daya. Jadi, lebih hemat energi dan daya tahan baterai pun awet. Umur baterai analog biasanya di atas 5 tahun.
Jam digital termasuk boros dalam penggunaan baterai, karena jam tangan ini memiliki banyak fitur. Apalagi jika mengaktifkan notifikasi, maka daya yang diperlukan cukup besar. Jadi, dalam sekali pengisian baterai, bisa bertahan sehari atau 2-3 hari. Untuk ketahanan baterainya, bisa sampai 3 tahun.
6. Harga
Harga dari jam digital tergantung fitur, model dan eksklusivitas. Semakin canggih fiturnya, maka harganya pun semakin mahal. Di pasaran, jam tangan digital dijual dari harga ratusan ribu hingga belasan juta. Salah satu merek jam tangan digital termahal di pasaran adalah Suunto dengan seri Suunto Vertical Titanium Solar yang dibanderol dengan harga Rp13.775.000.
Sedangkan harga untuk jam tangan analog lebih mahal. Kisaran harganya di pasaran mulai dari jutaan hingga ratusan miliar. Mahalnya jam analog ini tergantung dari merek, bahan yang digunakan, fitur dan jumlah produksi.
Harus diakui, menggunakan jam analog merek tertentu misalnya Rolex, Hublot, Patek Philippe yang merupakan produsen jam tangan terkenal dunia, menunjukkan status sosial penggunanya. Bahkan, salah satu merk yakni Jacob & Co. Billionaire Watch memproduksi jam tangan yang terbuat dari 260 karat berlian zamrud sehingga menampilkan kesan super mewah khas jam milik para miliarder.
Baca juga: Memilih Jam Tangan Pria yang Paling Sesuai dengan Karakter Pemakainya
Dengan ulasan perbandingan jam tangan digital dan analog di atas, semoga membantu bagi yang ingin membeli jam tangan baik untuk hadiah maupun koleksi pribadi.