Jasa Kurir Jalankan Survive Mode Akibat Pandemi

Jasa Kurir Jalankan Survive Mode Akibat Pandemi

Jasa Kurir Jalankan Survive Mode Akibat Pandemi

Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan secara global, tetapi juga menganggu perekonomian, termasuk jasa kurir dan logistik. Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik (Asperindo) mengaku ekspansi bisnis anggotanya saat ini masih pada posisi bertahan akibat Covid-19.

Ekspedisi merupakan salah satu sektor yang diizinkan untuk beroperasi, meskipun pemerintah sempat menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk pengiriman barang, mulai dari alat kesehatan sampai sembako.

Ketua DPP Asperindo Mohammad Feriadi mengatakan, hampir seluruh aktifitas investasi dan ekspansi bisnis jasa pengiriman ekspres tertunda karena pandemi Covid-19.

Itu sebabnya belum memungkinkan perusahaan jasa kurir dan logistik untuk melakukan ekspansi melainkan menjalankan survive mode atau sistem bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Masalah ekspansi bisnis dan investasi saya tidak yakin teman-teman Asperindo berpikir ke arah sana, yang penting saat ini bagaimana kami bisa bertahan hidup menghadapi pandemi,” katanya seperti dikutip dari Bisnis.

BACA JUGA: Sejumlah Sektor Logistik yang Melaju Pesat di Masa Pandemi

Tumbuh Tipis Cendrung Bertahan

Dikatakan Feriadi, meskipun beberapa diantara perusahaan jasa pengiriman ekspres masih dapat bertahan dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Namun, tetap saja posisi para pelaku usaha saat ini berada pada mode bertahan hidup atau survival.

Berdasarkan model bisnisnya, Feriadi menjelaskan bagi perusahaan yang melayani kiriman antara pelanggan ke pelanggan (C2C) dan bisnis ke pelanggan (B2C) aktivitas pengiriman masih dapat bertahan namun cenderung tumbuh tipis.

Namun, bagi perusahaan jasa kurir yang model bisnisnya melayani pengiriman bisnis ke bisnis (B2B) atau pemerintah ke pemerintah (G2G) ada kecenderungan merosot tajam. Pasalnya, industri juga mengurangi aktivitas yang membuat produksi menurun, tentunya juga berdampak pada asa logistik karena menurunnya pendistribusian.

“Ini kelihatannya industri-industri mulai mengurangi aktivitasnya, mungkin produksi menurun. Tentu distribusi yang dilakukan anggota Asperindo mengalami penurunan,” ujarnya.

Adapun bagi perusahaan jasa kurir yang basisnya C2C atau B2C masih tetap mengalami pertumbuhan karena adanya pergeseran budaya belanja dari offline ke online.

Dengan demikian, banyak yang memilih belanja online untuk kebutuhan seperti makanan, dan kesehatan, sehingga berpengaruh menambah volume jasa pengiriman.

Namun secara keseluruhan jasa kurir jalankan survive mode akibat pandemi, yang memungkinkan mereka untuk melakukan ekspansi masih kecil selama pandemi Covid-19 ini.

BACA JUGA: Kurir Teladan dari JNE Hub Garuda, Selalu Datang Shubuh dan Sukses Delivery Tertinggi

Exit mobile version