Customer service merupakan divisi yang sangat penting bagi sebuah perusahaan, terutama bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Berkat customer service kebutuhan pelanggan akan terlayani, melalui interaksi antara perusahaan dan pelanggan baik itu melalui telepon, email, atau datang langsung ke kantor.
Menjelang masa puncak Ramadhan tahun 2022, JNE Sukabumi terus meningkatkan pelayanannya. Dari Departemen Customer Service JNE Sukabumi, Tira Siti Fuji Andriani mengatakan bahwa menjelang bulan suci Ramadhan pengiriman diprediksi akan terus meningkat, dan ini terlihat dari pengiriman yang terus bertambah dari hari ke hari. Di bulan Ramadhan kebutuhan masyarakat meningkat, mulai dari kebutuhan makanan, fesyen dan lainnya.
Kendati demikian, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut, Tira menambahkan jam layanan untuk pelanggan di hari libur ditambah menjadi 8 jam dari awalnya yang hanya 7 jam kerja. Jadi untuk pelayanan di hari libur (minggu) dari jam 08.00 WIB s/d Jam 16.00 WIB, tapi untuk tanggal merah dan hari besar tetap seperti biasanya dari jam 09.00 WIB s/d Jam 16.00 WIB. Hal ini diharapkan agar kebutuhan pelanggan dan problem-problem yang muncul bisa diselesaikan secepat mungkin.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh M Hendra Pradana selaku Koordinator Sales & Marketing. Menjelang masa puncak tahun ini, sebutnya, JNE terus berinovasi menghadirkan promo-promo menarik bagi para seller, antara lain dengan memberikan program diskon ongkir dan layanan jemput gratis yang saat ini sudah berjalan, dan juga beberapa program menarik lain yang masih dalam tahap pengajuan.
“Bagi kami, bulan Ramadhan adalah bulan peak season setiap tahunnya, jumlah kiriman akan meningkat pesat dari bulan biasanya, dengan begitu kita akan mempersiapkan sebaik mungkin untuk menghadapi momen ini demi mencapai target yang telah ditetapkan oleh management,” ucap Hendra.
Diharapkan dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh JNE akan terus bermanfaat dan mengantarkan kebahagiaan kepada masyarakat luas serta berkontribusi besar untuk memajukan perokonomian diindonesia yang masih dilanda oleh pandemic covid19.*