JNEWS – JNE Cabang Bangkalan terus bertumbuh dan menjadi solusi para pelaku UMKM untuk mengirimkan produknya ke daerah-daerah di Tanah Air, apakah itu produk kerajinan, olahan hasil bumi hingga fesyen. Sejak adanya jembatan Suramadu geliat perekonomian Bangkalan kian pesat dan distribusi barang menjadi lebih cepat dan mudah.
Bangkalan merupakan sebuah kabupaten di Pulau Madura, Jawa Timur. Bangkalan yang terkenal dengan julukan Kota Dzikir dan Shalawat ini terletak di ujung paling barat Pulau Madura, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat.
Sebagai pintu gerbang utama dari Surabaya, Kabupaten Bangkalan memiliki dua insfrastruktur vital, yakni pelabuhan penyebrangan Kamal dan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura) yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Jembatan ini sangat membantu distribusi barang dari Surabaya ke Pulau Madura begitu juga sebaliknya. Begitu juga terhadap mobilitas penduduk.
Mengingat letaknya yang dekat dengan Surabaya, Bangkalan juga masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-Lamongan), sehingga tidak heran apabila kemudian Bangkalan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura. Berbagai sektor perekonomian, terlebih setelah beroperasinya jembatan Suramadu terus menggeliat, di mana salah satunya adalah sektor UMKM.
Menurut Kepala Cabang JNE Bangkalan, M. Ali Fikri, sektor UMKM potensinya masih cukup besar. “Guna mendongkrak peningkatan kiriman, JNE Bangkalan ke depannya akan terus menggandeng para pelaku UMKM yang sekarang ini jumlahnya sangat banyak, tentunya dengan solusi pengiriman cepat dan tepat serta Sat-Set bagi mereka,” ujar Ali Fikri, saat berbincang dengan JNEWS, Rabu (6/11/2024).
Baca juga: Cerita JNE di Kota Minyak
Banyaknya produk UMKM khas lokal, tambah Ali, bisa terlihat dari dominasi kiriman outbound yang di antaranya berupa kerajinan tangan, seperti pigura, kotak mahar, hiasan dinding bulu ayam dan tampah bambu. Kemudian dari olahan hasil bumi dan laut ada serbuk serundeng, jamu kesehatan serta petis. Adapun pakaian terdiri dari Odheng Madhure dan baju Sakera.
“Para pelaku UMKM merasa sangat terbantu dengan kehadiran JNE di tengah-tengah mereka, karena produknya bisa sampai ke alamat pemesan dengan cepat dan tepat waktu, tidak terkecuali dengan tujuan luar kota,” terang Ali.
Sementara kiriman inbound menurut Ali, tidak jauh beda dengan daerah-daerah lainnya, yakni didominasi oleh kiriman onlineshop, yang terdiri dari berbagai kebutuhan seperti aksesoris kecantikan, perlatan rumah tangga dan alat pertanian.
“Potensi lainnya di Bangkalan ada pada hasil pertanian yang melimpah. Meski tidak berpengaruh siginifikan terhadap kiriman outbound, namun dapat dijadikan peluang kiriman inbound berupa pengiriman alat pertanian. Kami optimis JNE Bangkalan ke depannya akan semakin sukses,” tandas pimpinan cabang yang hobi badminton tersebut.
JNE Bangkalan sendiri sudah berdiri pada 2009, yang kala itu belum ada jembatan Suramadu. Seiring perkembangannya, terlebih dengan adanya Jembatan Suramadu yang berdampak cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat Madura, kini JNE Bangkalan sudah mempekerjakan 60 karyawan dengan wilayah operasional mencakup Kabupaten Bangkalan yang terdiri dari 18 kecamatan. *
Baca juga: Sat-set JNE di “Kota Tekstil” Sukoharjo