JNE Jombang Optimistis Jaga Posisi Market Leader di Kota Santri

ksatria-srikandi JNE di kota santri, Jombang

Para Ksatria dan Srikandi JNE Jombang, Jawa Timur.

JNEWS – Sudah sejak lama Jombang dikenal dengan Kota Santri, di mana banyak pondok pesantren dengan ribuan santrinya yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Di Jombang keberadaan para santri secara langsung dan tak langsung berdampak baik pada aktivitas perekonomian lokal, termasuk pada peningkatan kiriman JNE Cabang Jombang.

Jombang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, jaraknya yang tidak begitu jauh atau sekitar 79 kilometer dari Surabaya, menjadikan Jombang sangat strategis di bidang perekonomian, terlebih berada di persimpangan jalur lintas tengah dan selatan Pulau Jawa antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Julukan Jombang sebagai Kota Santri disematkan karena keberadaan pusat pondok pesantren (Ponpes) di Tanah Jawa, beberapa di antaranya yang terkenal adalah Tebu Ireng, Denanyar, Tambak Beras dan Darul Ulum (Rejoso). Ada ribuan santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia menimba ilmu di berbagai pesantren yang ada di Jombang.

Menurut Kepala Operasional JNE Jombang, Kukuh Prasetyo, dampak banyaknya pondok pesantren dengan ribuan santrinya cukup signifikan terhadap peningkatan kiriman JNE Jombang selama ini.

“Hampir setiap hari wali santri dari berbagai daerah di Tanah Air selalu mengirimkan kebutuhan sehari-hari ke putra-putrinya yang mondok di seluruh pesantren di Jombang. Seperti Ponpes Tebu Ireng, Ponpes Tambak Beras, Ponpes Denanyar dan Ponpes-Ponpes yang lainnya. Para wali santri rata-rata mengirimkan makanan kering ataupun pakaian dan dikirim melalui JNE,” ujar Kukuh, sat berbincang dengan JNEWS, Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Bidik Pertumbuhan Lebih Tinggi, JNE Perluas Jaringan di Kota Palopo

Selain menggarap potensi dari para santri, untuk meningkatkan kiriman, dituturkan Ksatria yang mulai bergabung di JNE tahun 2015 ini, JNE Jombang juga membuka atau menjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk instansi pemerintahan, sektor industri, serta akan memaksimalkan kiriman internasional dan kargo.

“Kami juga akan maksimalkan sektor UMKM yang marketnya masih cukup besar dengan berbagai  produknya khas lokal di Jombang, seperti kerajinan batik dan manik-manik dari limbah kaca. Kemudian ada kuliner seperti jenang kelapa dengan cita rasa yang enak dan gurih serta manis,” jelas Kukuh.

“Meski persaingan di Jombang juga cukup ketat, dengan kerja keras seluruh tim, kami tetap optimis JNE akan tetap menjadi market leader dan menjadi pilihan utama masyarakat Jombang. Kami terus menjaga pelayanan dan hubungan yang baik dengan para customer,” pungkas Kukuh.

JNE Jombang yang operasionalnya berada di bawah Kantor Cabang Utama JNE Mojokerto, berdiri pada 2008. Saat ini sudah memperkerjakan sekitar 50 karyawan dan memiliki 15 mitra agen penjualan. Adapun area operasional mencakup seluruh wilayah Kabupaten Jombang, yang terdiri dari 21 kecamatan dengan kantor utama berada di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 58 Sengon, Jombang. *

 

Exit mobile version