Hadirkan Perwakilan BPOM, JNE Serius Tingkatkan Kompetensi Distribusi Obat

Manajemen JNE berfoto bersama karyawan peserta Sosialisasi "Cara Distribusi Obat yang Baik"

JNEWS – PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menunjukkan keseriusannya untuk meningkatkan standar kompetensi dalam distribusi produk-produk farmasi nasional dengan menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sosialisasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), Rabu (23/4), bertempat di Ballroom Kantor Pusat JNE, Tomang Raya, Jakarta Barat.

Direktur Utama JNE, Mohamad Feriadi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini merupakan langkah awal yang penting dalam menyatukan pemahaman dan strategi perusahaan untuk terlibat lebih jauh dalam ekosistem farmasi nasional, khususnya dalam hal distribusi obat yang sesuai regulasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Kami memahami bahwa distribusi farmasi, khususnya obat-obatan, memerlukan standar tinggi dan tanggung jawab besar. Oleh karena itu, JNE terus membuka diri untuk belajar dan beradaptasi dengan regulasi yang berlaku, termasuk CDOB yang menjadi pedoman utama dalam menjamin kualitas distribusi,” tutur Feriadi.

Presdir JNE memberikan plakat kepada Wardhono Tirtosudarno yang menjadi narasumber dalam sosialisasi CDOB, Rabu lalu (23/4) di Jakarta

Sementara itu, Ketua Panitia kegiatan, Samsul Djamaludin, yang juga merupakan  Group Head QAGC (Quality Assurance & Good Compliance) JNE, menekankan bahwa kegiatan ini merupakan upaya membangun fondasi regulatif dan operasional bagi JNE untuk masuk ke pasar distribusi farmasi.

Baca juga: Panduan Lengkap Cara Cek Barang di JNE via Website dan Aplikasi

“Dengan mengedepankan kualitas, kepatuhan terhadap regulasi, serta kesiapan infrastruktur, kami yakin JNE dapat menjadi mitra terpercaya bagi perusahaan-perusahaan farmasi besar. Sosialisasi ini kami dedikasikan untuk seluruh unit kerja agar mampu menyesuaikan prosedur dan mentalitas dalam menjawab tantangan segmen CDOB,” jelas Samsul Djamaludin panjang lebar.

Materi Cara Distribusi Obat yang Baik disampaikan oleh narasumber dari BPOM, Wardhono Tirtosudarno. Wardhono menjelaskan bahwa distribusi obat tidak sekadar mengantar dari titik A ke B, tetapi melebiatkan aspek keamanan, suhu penyimpanan, pencatatan, dan penelusuran yang ketat.

“Untuk memasuki segmen CDOB, JNE perlu melakukan sertifikasi yang melibatkan audit fasilitas, pelatihan SDM, sistem monitoring suhu, dan dokumentasi lengkap. Namun lebih dari itu, diperlukan mindset bahwa distribusi obat adalah bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat. Kita tidak boleh main-main,” tegas Wardhono di depan para peserta yang menyimak dengan serius.

Menariknya, dalam sesi tanya jawab, muncul pertanyaan dari peserta mengenai langkah awal menjadi mitra Pedagang Besar Farmasi (PBF) bagi perusahaan seperti JNE. Wardhono menjawab bahwa kuncinya ada pada kesiapan regulatif, rekam jejak distribusi, serta kemauan berkolaborasi dengan industri farmasi dalam menjaga mutu dan efisiensi.

Dengan total durasi kegiatan mencapai 2 jam lebih, acara ini tak hanya menjadi ajang sosialisasi, namun juga menjadi batu loncatan penting bagi JNE dalam memperluas layanan ke dunia farmasi yang menuntut ketelitian, konsistensi, dan integritas tinggi.

Baca juga: Menengok Konter JNE Di tengah Para Penyandang Autisme di Rumah Belajar I’m Star

Penulis: Zakaria

Editor: Iwan Hendarmawan

Exit mobile version