Setelah sempat terdampak PPKM Darurat, JNE Cabang Utama Solo, Jawa Tengah, tetap optimis kendati status di wilayah Solo Raya saat ini masih PPKM level 3. Hal itu karena JNE Solo sudah teruji sebagai perusahaan jasa pengiriman pilihan utama masyarakat di mana pernah 2 kali meraih penghargaan.
Penghargaan yang diraih JNE Solo adalah sebagai merek terbaik untuk kategori jasa pengiriman dalam ajang ‘Solo Best Brand & Innovatioan Award’. Ajang ini diadakan oleh harian Solo Pos bekerjasama dengan salah satu perguruan tinggi negeri di Solo.
Pemerintahan Kota Solo mulai mendorong pertumbuhan ekonomi setelah di wilayah tersebut ditetapkan berstatus PPKM level 3. Masyarakat juga didorong untuk aktif kembali dalam kegiatan ekonomi, namun tentunya dengan tetap malakukan Prokes.
Hal ini jelas memacu semangat JNE Solo untuk berlari lebih kencang lagi untuk memenuhi kebutuhan pengiriman pelanggan setia, setelah terdampak PPKM Darurat di mana banyak usaha dan juga kegiatan UMKM yang tutup.
Menurut Pimpinan Cabang JNE Solo, Agus Yunanto, pemberlakuan PPKM Darurat berdampak pada menurunnya jumlah paket yang dikirimkan para pelanggan setia. Hal itu karena pasar-pasar garment sebagai urat nadi perekonomian serta wilayah usaha para online shop ditutup semua.
Baca juga : Antarkan Kebahagiaan dengan Berbagi Ilmu Membaca Al Quran
Selain itu, masa PPKM Darurat, juga membatasi ruang gerak tim sales JNE Solo untuk melakukan maintenance ke para customer, khususnya para seller dan brand owner.
“Sekarang tahapan PPKM sudah agak longgar menurun ke level 3 di mana memberikan ruang gerak bagi tim JNE maupun para seller dan brand owner untuk beraktivitas. Harapannya, ini akan berdampak baik terhadap peningkatan kembali jumlah kiriman JNE Solo,” ujar Agus, saat berbincang dengan JNEWS, Rabu (15/9/2021).
Pandemi Covid-19, menurut Ksatria yang bergabung di JNE sejak 2007 ini, bisa diibaratkan sebagai penyebab jembatan yang runtuh, sehingga berpengaruh terhadap roda perekonomian serta terjadinya perubahan perilaku. Namun demikian, bagi JNE Solo sendiri pada awal pandemi Maret 2020 silam.
Beruntung pemerintah mendukung industri pengiriman ekspres dan logistik untuk terus beroperasi dalam kondisi pandemi, sehingga JNE Solo tetap melakukan pengiriman, di mana kebutuhan APD seperti masker dan sebagainya banyak dikirim dari wilayah Solo, termasuk salah satunya dari perusahaan garment.
Di masa PPKM yang sekarang diperlonggar dan guna mendongkrak penjualan, lanjut Agus, JNE Solo terus menggali secara maksimal potensi yang ada.
“Mumpung sudah mulai ada pelonggaran, kami lansung tancap gas, mengoptimalkan potensi seperti produk fashion yang diproduksi oleh UMKM maupun home industry, produk makanan olahan, produk hasil bumi seperti sayur mayur di daerah penghasil sayuran seperti Karanganyar dan Boyolali yang belum dijual secara online hingga produk handicraft. Semua kita coba garap maksimal lagi,” ungkapnya.
Baca juga : Kerja Ekstra dan Manfaatkan Peluang di Tengah Pandemi
Selain itu, kerjasama dengan UMKM yang selama ini sudah berjalan baik terus ditingkatkan dengan berbagai kegiatan kolaborasi bersama maupun supporting. Di antaranya dengan menggelar UMKM go online.
“Kita juga terus memberikan support seperti promo ongkir gratis bagi UMKM terpilih pada momen-momen tertentu, kemudian menyediakan fasilitas fullfillment dan juga mengadakan webinar cara packing yang aman dan benar untuk produk-produk yang mereka hasilkan,” jelas Agus.
Baca juga : JNE Depok Jadi Solusi Bagi Masyarakat Saat PPKM Level 2
Agus menambahkan, “Selama ini kerjasama dengan UMKM sudah berjalan baik. Alhamdulillah banyak pelaku UMKM dengan produk unggulannya dan menjadi ciri khas Solo, seperti batik, fashion, produk handricraft, makanan khas Solo, pengirimannya ke seluruh Indonesia menggunakan JNE, dan mereka puas dengan pelayanan JNE”.
Terkait persaingan di Solo Raya, diakui oleh Agus memang semakin ketat, mengingat Solo Raya adalah kawasan industri garment terbesar di Indonesia sehingga banyak melahirkan pedagang online khususnya di bidang fashion. Belum lagi Solo juga adalah kota pelajar, pariwisata dan kuliner.
“Namun, kami optimis JNE Solo akan menjadi pilihan utama masyarakat. Tentunya dengan bekerja keras dan terus berinovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada para customer,” pungkas Ksatria yang memiliki hobi musik, olahraga dan traveling ini.
Sebagai tambahan, saat ini JNE Solo memiliki 351 karyawan dengan dukungan puluhan armada mobil operasional dan beberapa unit gedung baik sebagai kantor pusat maupun operasional dan gudang. Sedangkan cakupan area operasional meliputi wilayah Solo Kota, Kabupaten Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar dan Kabupaten Sragen, yang didukung 193 titik penjualan. *
Baca juga : Ibu Wida, Salah Satu Cerminan Kartini Di Masa Pandemi