PT Kereta Api Indonesia (KAI) selaku operator dari LRT Jabodebek menargetkan pengoperasian LRT pada Agustus 2022. Angkutan kereta perkotaan itu pun akan beropasi secara otomatis tanpa ada masinis. Meski demikian, pihak KAI telah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga.
Adapun SDM yang dimaksud adalah hadirnya dua orang petugas di setiap rangkaian LRT yang terdiri dari 1 orang train attendant dan 1 orang security. Dengan demikian, rangkaian LRT akan tetap beroperasi dengan aman meski tidak ada masinis.
Baca Juga: Update, PPKM Level 3 Diterapkan 24 Desember di Seluruh Indonesia
“Train attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan,” ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dikutip dari siaran persnya.
Meski nantinya train attendant akan selalu mobile di dalam kereta, Joni mengatakan bahwa mereka tidak akan bertugas mengoperasikan kereta. Hal ini karena pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) / Backup OCC secara terpusat.
Akan tetapi, nantinya pada saat terjadi gangguan, train attendant akan dengan sigap mengambil alih pengoperasian dan mengemudikan dengan kecepatan terbatas, serta membuka-tutup pintu LRT Jabodebek.
KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang Train Attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan). Berbeda dengan masinis, petugas Train Attendant juga harus mampu berbahasa Inggris karena selama perjalanan petugas Train Attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.
Baca Juga: Tips Berkendara Mobil Saat Hujan, Waspada!
Guna menjamin kualitas Train Attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas Train Attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, syarat Train Attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.
Sebelum dapat bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi. Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, maka petugas Train Attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
“Melalui persiapan yang matang untuk para petugas LRT Jabodebek, diharapkan mampu memberikan pelayanan maksimal bagi pelanggan untuk merasakan transportasi perkeretaapian urban yang paling maju di kawasan Ibu Kota,” tutup Joni.