JNEWS – Pemerintah terus mengebut pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, dan mulai menampakkan hasil. Kini, beberapa investor sudah berinvestasi dengan mendirikan beberapa pabrik. Jelas ini membawa angin segar dan optimisme bagi JNE Semarang, seperti dituturkan Kepala Cabang JNE Semarang Wahyu Sangerti Alam.
Mega proyek KIT Batang, Jawa Tengah, seluas kurang lebih 4.000 hektare, yang separuhnya ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2024 kini telah menampakan hasilnya. Hal itu terlihat dengan beroperasinya beberapa pabrik, yang salah satunya pabrik alas kaki PT Yih Quan Footwear Indonesia dengan produk terkenalnya sepatu Hoka.
Selain itu, ada pabrik kaca PT KCC Glass asal Korea Selatan dengan nilai investasi triliunan rupiah. Rata-rata pabrik yang beroperasi merupakan investasi padat karya, di mana mempekerjakan banyak tenaga kerja.
Menurut Kacab JNE Semarang, Wahyu Sangerti Alam, dengan mulai beroperasinya KIT Batang, tentu berdampak positif terhadap perputaran ekonomi yang ada di kawasan tersebut dan daerah sekitarnya.
“Di zona B yakni Batang sudah ada cabang JNE di sana. Dengan beroperasinya KIT akan menjadi potensi cukup besar bagi JNE. Selain kiriman kargo dan korporat, sekarang banyak ekspatriat, seperti dari Korea dan Taiwan dan berharap akan ada kiriman personal baik inbound atupun outbound ke negara asalnya,” ujar Wahyu, saat berbincang dengan JNEWS, beberapa waktu lalu.
Baca juga: JNE Selatpanjang Terus Gali Potensi di Negeri Tanah Jantan
Diungkapkannya, KIT Batang nantinya akan seperti kawasan industri yang ada di Cikarang dan Cibitung Bekasi, Jawa Barat. “Dengan banyaknya karyawan atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik di KIT Batang, efek dominonya terhadap perputaran ekonomi akan sangat besar, begitu juga bagi perputaran barang-barang, mereka akan berbelanja online maupun offline. Jelas akan meningkatkan jumlah kiriman bagi JNE Semarang,” jelas Wahyu.
Wahyu bersyukur, sampai saat ini pencapaian JNE Semarang sesuai yang diharapkan dan optimis akhir tahun nanti bisa melampaui target yang telah ditentukan manajemen JNE Pusat. Transaksi online di Market Place (MP) mendorong sebagian besar pertumbuhan volume kiriman, dan sisanya oleh retail, corporate, government dan juga sektor lainnya seperti UMKM yang terus tumbuh, terutama UMKM yang memproduksi makanan.
“Kalau di Semarang sudah sejak lama UMKM dengan produknya seperti bandeng presto, lumpia, sambal khas dan juga yang lainnya, permintaannya tidak pernah turun, terutama musim liburan, di mana banyak wisatawan yang datang dan kemudian berburu oleh-oleh,” jelasnya.
Meski penyumbang utama dari sektor MP, namun di sisa akhir 2024, JNE Semarang akan memaksimalkan potensi di sektor customer korporasi dan ritel. “Dengan kerja keras seluruh tim yang ada untuk memberikan pelayanan yang maksimal, di sisa tahun 2024 ini kami optimis target yang telah ditetapkan akan terpenuhi, terlebih nanti akan ada Pilgub, Pilwalkot dan Pilbup, di mana JNE Semarang optimis bisa menjadi partner untuk pengiriman logistiknya,” tutup Wahyu. *
Baca juga: Potret JNE di Pulau ‘Surga Bawah Laut’ Alor