Di tengah rutinitas kerja, para Ksatria dan Srikandi baik yang ada di JNE Pusat maupun di kantor cabang bisa mengikuti pengajian rutin dua bulanan, sebagai pembasuh jiwa untuk menyegarkan keimanan dan menambah ilmu tentang agama Islam. Pengajian kali ini, digelar bertepatan dengan momen menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam pengajian yang mengambil tema “Manusia Makhluk Bersosial” dan disiarkan live melalui Facebook JNE Arjuna dan aplikasi Zoom tersebut berlangsung pada Kamis (29/9/2022) sore. Turut hadir Presiden Direktur JNE M. Feriadi Soeprapto berserta ratusan karyawan, baik yang hadir langsung di tempat pengajian maupun melalui online.
“Untuk para Ksatria dan Srikandi di manapun berada, mari menyempatkan diri untuk mengikuti pengajian dua bulanan ini dan mendengar ceramah para ustadz ataupun para kiai yang diundang, karena sangat bermanfaat untuk menambah wawasan tentang agama Islam dan juga menambah keimanan kita semua di tengah kesibukan rutinitas kerja,” ajak M. Feriadi.
Sementara itu, Ustadz Fikri Haikal MZ, dalam tausiyahnya menjelaskan, bahwa manusia adalah makhluk bersosial sehingga tidak bisa hidup sendirian dan perlu bergaul atau berteman, karena banyak manfaat yang bisa didapat.
“Manusia perlu bergaul atau bersosial. Namun, dalam bergaul ada sisi baik dan buruk, dan sangat tergantung dengan siapa kita bergaul. Dalam bergaul, hendaknya kita bisa mengambil sisi yang baik, dan meninggalkan sisi yang buruk,” ujarnya.
Baca juga: Berangkatkan 35 Jamaah Umrah, JNE Didoakan Terus Sebar Kebaikan
Pergaulan sangat dominan dalam membentuk karakter seseorang, sehingga dalam bergaul hindari teman yang mempunyai sifat iri dan dengki, karena akan berdampak buruk dan bisa merugikan.
“Sebagai contoh dalam lingkungan tempat kerja, misalnya ada karyawan yang dipromosikan untuk naik jabatan atas dasar kinerja dan prestasinya, maka orang yang mempunyai sifat iri dengki akan membencinya, bukan sebaliknya merasa senang,” jelas Ustadz Fikri yang tidak lain adalah putra kiai kondang (alm) Zainuddin MZ.
Menurutnya, karena bisa berakibat buruk hindari berteman atau bergaul akrab dengan orang yang mempunyai sifat iri dengki. “Cukup kita kenal saja, karena iri dan dengki juga merupakan sumber penyakit hati yang bisa mendatangkan dosa buat kita,” tandasnya.
Dalam ajaran Islam, apabila ada orang senang maka kita harus ikut senang, dan sebaliknya apabila ada saudara atau teman maupun rekan kerja yang ditimpa musibah seperti terkena bencana, maka harus ikut bersedih dan sebisa mungkin memberi bantuan.
“Obat penyakit hati iri dan dengki, yaitu untuk urusan akhirat dan kabaikan maka harus melihat ke atas sedangkan untuk urusan duniawi, maka harus melihat ke bawah, sehingga dengan demikian akan membawa kebaikan dan ketenangan. Sebagi contoh, kita harus iri apabila ada orang yang ibadahnya atau rajin berbuat kebaikan. Sehingga kita termotivasi agar bisa seperti orang tersebut,” terang Sang Ustadz.
“Begitu juga sebaliknya bila melihat orang dengan limpahan rezeki atau kemewahan, kita harus melihat ke bawah di mana masih banyak orang lain yang kekurangan, sehingga kita selalu menjadi orang yang pandai bersyukur, bukan menjadi orang yang kufur nikmat. Orang yang kufur nikmat adalah salah satu sifat manusia yang dibenci oleh Allah SWT,” tambahnya.
Berkaitan dengan momen Maulid Nabi Muhammad SAW, Ustadz Fikri mengajak para karyawan JNE meneladani sifat-sifat yang ada pada Rasulullah di antaranya menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan amanah (bisa dipercaya).
“JNE selalu menyantuni anak yatim dan sudah menjadi budaya. Dalam core value perusahaan juga ada nilai kejujuran. Dengan berjalan di atas kejujuran dan kebenaran maka JNE ke depannya akan terus maju dan semakin berkah,” tutup Ustadz Fikri sambil mendoakan kejayaan JNE. *
Baca juga: Kisah Asri Pilih Tinggal di Desa dan Sukses Membangun Agradaya