JNEWS – Kelenteng selalu punya daya tarik tersendiri, baik dari arsitektur megahnya maupun suasana khasnya. Bangunan-bangunan ini umumnya dihiasi ukiran naga, warna-warna mencolok, serta ornamen tradisional yang mencerminkan budaya Tionghoa. Beberapa bahkan masuk dalam jajaran kelenteng terbesar di dunia, dengan ukuran yang luas dan usia yang sudah ratusan tahun, tetapi tetap kokoh hingga sekarang.
Bangunan ikonik ini sering jadi pusat budaya, ritual keagamaan, dan destinasi wisata yang menarik. Menariknya, tak hanya di Tiongkok, kelenteng besar juga bisa ditemukan di negara lain, termasuk Asia Tenggara.
Mengunjungi kelenteng-kelenteng ini, wisatawan tak hanya bisa mengagumi keindahan arsitekturalnya saja, tetapi juga merasakan atmosfer spiritual dan budaya yang kental. Apalagi kalau berkunjung saat masih dalam suasana Imlek. Banyak orang datang untuk beraktivitas dan melakukan ritual khas Imlek di kelenteng-kelenteng tersebut. Suasananya pasti meriah.
Kelenteng Terbesar di Dunia, Ada yang di Indonesia
Dari sekian banyak kelenteng terbesar di dunia, beberapa punya sejarah panjang dan arsitektur yang luar biasa. Ada yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu, ada juga yang terus berkembang hingga jadi ikon budaya di negaranya.
Menariknya, ada di antara kelenteng megah ini juga bisa ditemukan di Indonesia. Berikut adalah lima kelenteng yang dikenal karena ukurannya yang besar, keindahannya, serta nilai sejarahnya yang tak ternilai.
1. Temple of Heaven, Tiongkok
Temple of Heaven, atau dalam bahasa Mandarin disebut Tiantan, adalah kompleks kelenteng terbesar di dunia dan termegah yang terletak di selatan Beijing, tepatnya di Distrik Dongcheng. Dibangun pada tahun 1420 pada masa Dinasti Ming, tempat ini dulunya digunakan oleh kaisar-kaisar Tiongkok untuk berdoa memohon panen yang melimpah.
Salah satu daya tarik utamanya adalah adanya Hall of Prayer for Good Harvests, sebuah bangunan bundar bertingkat tiga dengan atap biru yang melambangkan langit. Menariknya, struktur ini dibangun tanpa menggunakan paku sama sekali lo.
Kompleks ini mencakup area seluas sekitar 270 hektare, menjadikannya lebih luas daripada Forbidden City sendiri. Selain bangunan utamanya, Temple of Heaven juga dikelilingi oleh taman-taman hijau yang sering digunakan oleh penduduk setempat untuk berolahraga atau sekadar bersantai.
Keunikan lain yang bisa ditemukan di sini adalah Echo Wall di dekat Imperial Vault of Heaven. Dinding ini memiliki kemampuan akustik yang memungkinkan suara berbisik di satu sisi terdengar jelas di sisi lainnya.
Baca juga: Mengenal Seluk Beluk Wihara sebagai Tempat Ibadah Budha
2. Temple of Confucius di Qufu, Tiongkok
Terletak di pusat Kota Qufu, Provinsi Shandong, Tiongkok, Temple of Confucius mencakup area seluas sekitar 16.000 meter persegi. Tak heran, kelenteng ini juga merupakan salah satu kelenteng terbesar di dunia. Kota Qufu sendiri dikenal sebagai kampung halaman Konfusius dan menjadi destinasi penting bagi mereka yang ingin mendalami ajaran Konfusianisme.
Dibangun pertama kali pada tahun 478 SM, hanya dua tahun setelah kematian Konfusius, kelenteng ini telah mengalami berbagai renovasi dan perluasan selama berabad-abad. Kini, kompleks ini mencakup sekitar 460 ruangan dan menjadi salah satu kompleks bangunan bersejarah terbesar di Tiongkok.
Ada sembilan halaman yang tersusun sepanjang sumbu utara-selatan sepanjang 1,3 kilometer di kompleks ini. Bangunan utamanya, Dacheng Hall, atau Aula Pencapaian Agung, berdiri megah dengan 28 pilar batu yang diukir dengan motif naga yang rumit. Desainnya sering dibandingkan dengan Forbidden City di Beijing karena kemiripan arsitekturalnya.
Di halaman depan Dacheng Hall, terdapat paviliun yang dikenal sebagai Apricot Platform, yang diyakini sebagai tempat di mana Konfusius mengajar murid-muridnya di bawah pohon aprikot. Setiap tahun, pada 28 September, diadakan upacara untuk memperingati hari kelahiran Konfusius di sini.
3. Kelenteng Longshan, Taiwan
Longshan Temple adalah salah satu kelenteng terbesar di dunia, sekaligus tertua dan paling terkenal di Taipei, Taiwan. Dibangun pada tahun 1738 oleh para imigran dari Fujian, Tiongkok, kelenteng ini berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat komunitas bagi para pendatang tersebut.
Kelenteng ini menampilkan desain tradisional Tiongkok dengan ukiran kayu yang rumit, pilar naga yang megah, dan atap berlapis yang juga dihiasi ornamen naga. Keindahan arsitekturnya membuatnya menjadi salah satu situs bersejarah yang paling banyak dikunjungi di Taipei.
Meskipun terletak di tengah kota yang sibuk, suasana di dalam kelenteng tetap tenang dan khusyuk. Pengunjung dapat menyaksikan umat yang berdoa, membakar hio, dan mengikuti ritual tradisional.
Kelenteng Longshan terletak di Distrik Wanhua, Taipei. Aksesnya sangat mudah, hanya beberapa langkah dari Stasiun MRT Longshan Temple. Setelah berkunjung, wisatawan juga bisa menjelajahi pasar malam terdekat untuk menikmati kuliner lokal.
4. Kelenteng Wong Tai Sin, Hong Kong
Sik Sik Yuen Wong Tai Sin Temple adalah salah satu kelenteng terbesar di dunia dan paling terkenal di Hong Kong. Terletak di distrik Wong Tai Sin, kelenteng ini didedikasikan untuk Dewa Wong Tai Sin, yang dikenal sebagai dewa penyembuhan. Uniknya, kelenteng ini tak hanya menjadi tempat ibadah pemeluk agama Konghucu saja, tetapi juga penganut Taoisme dan Buddha.
Dibangun pada tahun 1921, kelenteng ini mencakup area seluas sekitar 18.000 meter persegi. Arsitekturnya terdiri atas deretan pilar merah cerah, atap berwarna giok dengan ukiran rumit, dan patung zodiak perunggu.
Salah satu tradisi populer di sini adalah kau chim. Tradisi ini dilakukan oleh pengunjung yang menggoyangkan tabung berisi batang bambu hingga salah satunya jatuh. Batang tersebut kemudian diinterpretasikan oleh peramal di dekat kuil untuk memberikan wawasan tentang masa depan.
5. Kelenteng Kwan Sing Bio, Indonesia
Salah satu kelenteng terbesar di dunia dan Indonesia ini terletak di Jalan R.E. Martadinata No. 1, Tuban, Jawa Timur. Dikenal sebagai klenteng terbesar di Asia Tenggara, kelenteng ini memiliki luas mencapai 4 hingga 5 hektare. Terletak di tepi jalan raya utama jalur Pantai Utara Jawa, klenteng ini mudah diakses dan menjadi salah satu destinasi wisata religi di Tuban.
Klenteng ini dibangun untuk memuja Dewa Kwan Kong, dewa perang yang melambangkan kejujuran dan keberanian. Salah satu ciri khas klenteng ini adalah gerbang utamanya yang dihiasi patung kepiting raksasa di atasnya. Hiasan ini unik dan jarang ditemukan di klenteng lain.
Bangunan klenteng didominasi warna merah, kuning, dan hijau terang, dengan banyak hiasan berbentuk naga, lampion, dan lilin berbagai ukuran. Arsitektur yang megah ini menciptakan suasana khas Tionghoa yang memukau.
Baca juga: Arsitektur Unik Tempat Ibadah Hindu: Menggali Estetika dan Simbolisme dalam Desain Bangunan
Kelenteng terbesar di dunia bukan hanya tempat ibadah, tapi juga saksi sejarah dan warisan budaya yang luar biasa. Setiap kelenteng punya ciri khas, mulai dari arsitektur megah, legenda unik, hingga tradisi yang masih dijaga.
Mengunjungi salah satunya bisa jadi pengalaman berharga, baik untuk belajar sejarah maupun menikmati keindahannya. Kalau suka wisata budaya, kelenteng-kelenteng ini jelas layak masuk dalam daftar perjalanan.