Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersinergi dengan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta menggelar program pendampingan ekspor (export coaching program/ECP) bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar dapat menembus pasar global. ECP berlangsung di kantor Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BPPEI), Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, di Jakarta dengan menerapkan protokol kesehatan.
“Program ECP merupakan bagian dari strategi Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor. Kolaborasi dengan kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta merupakan upaya mendorong dan meningkatkan peran UKM agar dapat menembus pasar ekspor,” ujar Direktur Jenderal PEN Kasan.
Baca Juga: Pameran Otomotif Ikut Gerakan Ekonomi UMKM Kuliner
ECP yang gelar hari ini merupakan tahap pertama dari delapan tahapan program. ECP tahap pertama ini diikuti 40 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang bergerak di bidang makanan dan minuman, fesyen, kerajinan, kosmetik, dan briket.
“Secara khusus, Kementerian Perdagangan mendorong UKM DKI Jakarta untuk memanfaatkan program ECP agar dapat menjadi eksportir. Sebab, DKI Jakarta termasuk di dalam sepuluh besar jumlah UMKM terbanyak di Indonesia,” kata Kasan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Onny Widjanarko memberikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin dengan Kementerian Perdagangan. Pemerintah, termasuk Bank Indonesia mendukung penuh dan memberikan fasilitasi untuk membantu memulihkan ekonomi terutama di sektor UMKM ekspor.
“Kami berharap UMKM dapat naik kelas menjadi UMKM ekspor. Untuk itu, diperlukan inovasi, improvisasi, perbaikan merek, dan pengetahuan tentang ekspor. Eksportir bagi kami adalah pahlawan devisa. Melalui program pendampingan ekspor ini akan semakin banyak pahlawan devisa eksportir yang berhasil,” tutur Onny.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, Produsen Batik Diminta Terapkan Industri Hijau
Kepala BPPEI Heryono Hadi Prasetyo menambahkan, ECP merupakan program unggulan BPPEI untuk meningkatkan jumlah eksportir di Indonesia. “Para pelaku UMKM yang menjadi peserta program ECP telah melewati proses verifikasi tim BPPEI. Verifikasi meliputi legalitas dokumen, komitmen pelaku usaha, keberadaan tempat usaha, dan produk yang dipasarkan,” imbuh Heryono.
Selain ECP, Kemendag memiliki sejumlah strategi lain untuk meningkatkan ekspor, yaitu menyelenggarakan program untuk meningkatkan daya saing produk dan kapasitas sumber daya manusia (SDM) ekspor, penetrasi ke pasar nontradisional, meningkatkan utilisasi perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) dan perjanjian perdagangan preferensial (preferential trade agreement/PTA), serta penyederhanaan regulasi untuk mempercepat proses ekspor.
Secara kumulatif, total nilai ekspor Indonesia selama Januari ─ Maret 2021 mencapai USD 48,9 miliar atau meningkat 17,11 persen (YoY). Ekspor non migas sepanjang Januari—Maret 2021 naik sebesar 17,14 persen (YoY).
Baca Juga: Cara Memulai Bisnis yang Benar bagi UMKM