JNEWS – Menteri Perdagangan Budi Santoso kembali menegaskan komitmennya untuk mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui tiga program prioritas Kementerian Perdagangan.
Ketiga program tersebut, yakni Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor dan Peningkatan UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor). Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan RI Budi Santoso beberapa waktu lalu dalam diskusi panel bertema ‘Kekuatan UMKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 8%’.
“Ketiga program prioritas Kemendag memiliki keterkaitan dengan pengembangan pasar UMKM. Untuk mencapai pertumbuhan 8%, UMKM harus didorong memperluas pasar dan bisa menembus pasar ekspor,” ujar Mendag.
Mendag menyampaikan, Program Pengamanan Pasar Dalam Negeri artinya UMKM harus mengisi pasar dalam negeri. Kemudian, Program Perluasan Pasar Ekspor terkait dengan pembukaan akses pasar yang lebih luas bagi UMKM.
Sementara itu, Program UMKM BISA Ekspor terkait dengan pengembangan sumber daya UMKM baik berbasis manajemen dan produk maupun pemasarannya. “Program ini dirancang dengan pendekatan ekosistem yang komprehensif dan melibatkan aspek pembiayaan, logistik, rantai pasok, teknologi produksi, desain hingga peran agregator,” katanya.
Menurutnya, Kemendag mempunyai perwakilan perdagangan di luar negeri yaitu Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dan atase perdagangan yang siap membantu UMKM dalam memasarkan produk. Setiap bulan, perwakilan perdagangan tersebut menggelar kegiatan presentasi bisnis (pitching) dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching).
Baca juga: Tip Menjaga dan Meningkatkan Kualitas Produk UMKM
Pada kegiatan tersebut, perwakilan di luar negeri akan mencari buyer yang sesuai dengan produk UMKM. Pada Januari 2025, terdapat 40 kegiatan pitching dan 32 business matching dengan total transaksi sebesar USD 5,22 juta. Sementara itu, pada Februari 2025, terjadi 74 business matching dengan total transaksi sebesar USD 3,55 juta.
“Business matching bertujuan untuk membangun kepercayaan buyer bahwa produk UMKM Indonesia bisa diekspor dan dapat diterima di luar negeri. Kegiatan ini merupakan instrumen untuk memperkenalkan UMKM Indonesia kepada buyer luar negeri,” kata Mendag Budi Santoso.
“Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus memiliki rasio kewirausahaan sekitar 10-12 persen. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia baru ada di kisaran 3,4 persen. Untuk itu, UMKM Indonesia harus tumbuh besar dan mandiri. Pemerintah akan terus membina dan mendorong UMKM baru untuk mengejar rasio kewirausahaan agar menjadi negara maju,” tandasnya. *