Guna mendorong pemasaran produk herbal dan spa di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Smesco Indonesia sebagai Badan Layanan Umum dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menjalin kerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk (BUMN). Kemitraan ini sebagai bentuk tindak lanjut MoU antara Menkop UKM Teten Masduki dengan Menteri BUMN Erick Thohir terkait sinergi membantu UMKM di sektor ritel beberapa waktu lalu.
Disampaikan oleh Teten, kerja sama antara Smesco Indonesia dan Kimia Farma dinilai penting untuk UMKM. Selain itu, Teten mengatakan bahwa saat ini produk UMKM di Indonesia sudah sangat baik, karenanya ini juga menjadi alasan mengapa Kimia Farma bersedia untuk memasarkan produk UMKM.
Baca Juga: Buat UMKM Baru, Gini Caranya Bikin Izin
“Saya berharap sinergi ini dapat dimanfaatkan pelaku UKM di tanah air untuk mendapatkan akses pemasaran yang lebih luas. Sehingga, skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia. Momentum ini juga menunjukkan komitmen BUMN dalam mendampingi dan membantu para UKM,” ujar Teten dalam keterangan resminya.
Saat ini Kimia Farma sudah memiliki 1.300 gerai apotek di berbagai daerah yang dapat menjadi jalur pemasaran strategis bagi UKM. Teten mengatakan bahwa BUMN dapat menjadi lokomotif UKM, menjadi pendamping, agregator, dan offtaker produk-produk UMKM.
Kerja sama ini diyakini Teten akan berbuah manis. Terlebih, produk kesehatan yang di dalamnya terdiri dari produk herbal dan spa saat ini sedang bertumbuh. “Tren belanja masyarakat terhadap vitamin, suplemen kesehatan, dan obat cenderung meningkat sejalan dengan kesadaran gaya hidup sehat pada masa pandemi Covid-19,” imbuhnya.
Data konsumsi dalam negeri berdasarkan hasil survei Global Consumer Insights 2020 PricewaterhouseCoopers (PwC) pada Agustus 2020 menyatakan, walaupun pandemi ini menyebabkan pendapatan masyarakat turun, terdapat peningkatan belanja konsumen. Masing-masing, produk kesehatan (77 persen), bahan makanan (67 persen), hiburan & media (54 persen), pengambilan/pengiriman makanan (47 persen), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun (32 persen).
Baca Juga: BLT UMKM Rp 2,4 Juta Dikabarkan Siap Turun Bulan Ini
Bahkan, dengan memiliki tidak kurang dari 30 ribu spesies tumbuhan maupun sumber daya laut, Indonesia berpotensi menjadi pengekspor produk obat herbal terbesar di dunia. “UKM harus memanfaatkan peluang ini. Kita sediakan akses pasar yang luas agar UKM dapat berdaya saing,” kata Teten.
Selain dengan Kimia Farma, Kemenkop UKM juga telah bekerja sama dengan beberapa BUMN dalam pendampingan UMKM, seperti Bank Himbara dalam pembiayaan UMKM, BGR dalam mengembangan warung pangan, PT KAI dalam menyediakan dukungan logistik, PT Pertamina dalam pemberdayaan UKM bidang energi, hingga PT Angkasa Pura dalam pendampingan UMKM.
“Saya mengajak BUMN untuk terus bersinergi bersama pemerintah guna mendorong UMKM dapat bertahan dan bertumbuh menghadapi tantangan ekonomi di masa pandemi. Mari kita tingkatkan konsumsi terhadap produk-produk UKM negeri ini,” tutupnya.
Baca Juga: Hasil Kemitraan Koperasi, Pisang Asal Lampung Tembus Pasar Global