Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendukung peningkatan ekspor produk industri kecil dan menengah (IKM) dari dalam negeri. Hal ini dibuktikan dengan dukungan terhadap ekspor produk halal ke Jepang.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai bahwa IKM Indonesia memiliki daya saing tinggi di pasar global. Hal tersebut diutarakan Menteri Agus pada saat pelepasan ekspor produk halal IKM di Halal Industrial Park Sidoarjo (HIPS), Sidoarjo, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut Menteri Agus melepas produk makanan halal.
Baca Juga: Langkah Jitu Kemendag Atasi Kelangkaan Kontainer Ekspor
Menteri Agus pun berharap, pelepasan ekspor produk makanan halal ke Jepang diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan industri halal yang berorientasi ekspor.
“Kemarin, kami bersama Bapak Wakil Presiden Ma’ruf Amin melepas satu kontainer produk halal dari CV. Sariraya ke Nagoya, Jepang. Kemenperin siap membuka keran insentif bagi pengembangan industri halal,” ujar Menteri Agus dikutip dari siaran persnya.
Ekspor ke-101 Sariraya Indonesia tersebut merupakan salah satu indikator target market produk halal Indonesia terbuka ke seluruh dunia. Menteri Agus pun menegaskan bahwa pihaknya akan membawa produk industri halal tersebut untuk dipamerkan di World Dubai Expo yang akan diadakan bulan Oktober 2021.
Adi Dharma, Owner PT Sariraya Indonesia, mengungkapkan bahwa produk-produk halal yang ekspor ke Jepang di antaranya kerupuk bawang, kerupuk jengkol, keripik sagu tempe, keripik tempe pedas, keripik tempe original, dan palm sugar. Dalam jangka waktu dekat, pihaknya juga akan memperbesar jaringan bisnis makanan-minuman (mamin) halal dengan membangun pabrik tahu Sumedang di Nagoya dan Halal Distribution Center di Jepang bagian tengah.
Baca Juga: Kemendag Dorong Ekspor Produk Unggulan Desa Masuk Pasar Internasional
“Saat ini, Sariraya Co Ltd sendiri telah memiliki pabrik tempe terbesar di Jepang, serta pabrik bakso dan pabrik bumbu pecel. Nantinya, halal distribution center ini akan menampung produk UMKM dan industri dari 34 propinsi seluruh Indonesia. Hal tersebut akan semakin mendongkrak laju ekspor mamin Halal asal Indonesia ke Jepang,” ungkap Adi.
Pada tahap pertama, Halal Industrial Park Sidoarjo mengalokasikan pembangunan seluas 15 ha yang diperuntukkan untuk 13 unit kavling besar, 68 unit standard factory building kaveling kecil untukIKM, dengan 32 unit kaveling yang telah terbangun. Direktur Utama HIPS, Adi Tedja Surya, mengatakan banyaknya minat IKM yang ingin bergabung dalam HIPS, merupakan peluang besar untuk dapat bersaing dengan 14 KIH di Malaysia. HIPS, melalui anak perusahaan telah menandatangani MOU dengan Gangsu Aminbio Halal Gelatin untuk mendirikan pabrik gelatin terbesar di Indonesia seluas 50 ha.
Oleh karenanya, Kemenperin terus mendorong percepatan pemberian insentif fiskal untuk pembangunan Kawasan Industri Halal. Saat ini, Kemenperin sedang mengusulkan revisi PMK 105 Tahun 2016 untuk mengakomodasi pemberian insentif untuk KIH. Selain itu, juga diusulkan revisi Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 17 Tahun 2020 tentang Tata Cara Memperoleh Surat Keterangan dalam Rangka Pembentukan Kawasan Industri Halaldengan mencantumkan relaksasi PPN penjualan kaveling Kawasan Industri Halal.
Baca Juga: Menhub Minta Perusahaan Angkutan Barang Terapkan Manajemen Keselamatan