Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut bahwa singkong menjadi salah satu pangan lokal yang banyak digemari oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bahwa singkong beku memiliki potensi yang besar untuk menembus pasar global.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita. Menurutnya singkong dapat diolah menjadi berbagai macam jenis makanan dan berpotensi besar untuk dikembangkan di pasar global.
“Singkong juga telah merambah pasar dunia, produk olahan singkong digemari di banyak negara Eropa dan Amerika sebagai panganan dan camilan premium,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers.
Baca Juga: Nilai Ekspor Salak Pondoh Petani Yogyakarta Tembus USD 15 Juta
Merujuk data Trademap, pada tahun 2020, Indonesia telah mengeksporproduk singkong beku (HS 071410) sebanyak 16.529 ton dengan nilai mencapai USD9,7 juta,atau mengalami peningkatan dari tahun 2019 sebesar 4.829 ton dengan nilai USD4,1 juta USD.
“Secara nilai meningkat sebesar 135% (y-o-y). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa produk umbi Indonesia memiliki potensi besar di pasar global,” ungkap Reni.
Melihat potensi komoditas umbi lokal tersebut, Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) terus mendukung pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) khususnya pengolahan komoditas umbi-umbian seperti singkong.
“Ditjen IKMA memfasilitasi program-program peningkatan daya saing bagi IKM olahan pangan agar dapat meningkatkan nilai tambah dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” imbuhnya.
Menurut Reni, saat ini pasar menginginkan produk berkualitas, praktis, higienis dan tentunya aman dikonsumsi. Guna mendukung hal tersebut, Reni mengatakan bahwa Ditjen IKMA telah melakukan berbagai program untuk memenuhi standar produk pangan di pasar global, salah satunya melalui memfasilitasi sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP).
Baca Juga: UMKM Frozen Food Terancam Penjara , KemenkopUKM Lakukan Koordinasi
HACCP merupakan suatu pedoman atau prosedur yang mengatur perusahaan atau produsen untuk memproduksi produk pangan agar aman, bermutu dan layak dikonsumsi. Produsen yang memiliki sertifikat HACCP dapat memberikan jaminan kepada konsumen terkait kualitas produk yang dihasilkan dan akan meningkatkan rasa percaya diri dalam pengembangan akses pasar, terutama untuk menembus pasar global.
Selain memfasilitasi sertifikasi HACCP, Ditjen IKMA juga memiliki program Indonesia Food Innovation (IFI) untuk meningkatkan daya saing produk pangan nasional. “Program ini merupakan upaya untukmengakselerasi bisnis yang ditujukan bagi pelaku IKM pangan terpilih dengan keunggulan inovasi produk dan/atau proses, dengan menggunakan sumber daya lokal sebagai bahan baku utama, sehingga IKM siap untuk meningkatkan skala bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable,” tandasnya.
Pangan lokal mendunia
Beberapa waktu lalu, Reni mengunjungi salah satu IKM pangan binaan Ditjen IKMA yang menjadi peserta IFI tahun 2021 dan mendapatkan fasilitasi sertifikasi HACPP, yaitu CV Nusantara Jaya Food. CV Nusantara Jaya Food merupakan IKM pangan dengan produk unggulan singkong beku dan telah berhasil berinovasi dengan implementasi teknologi untuk mengoptimalisasi kesegaran singkong dan memperpanjang umur simpannya sehingga dapat memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor.Keunggulan singkong beku yang dihasilkan memiliki warna putih, tekstur lembut, dan ukuran seragam.
Saat ini, CV Nusantara Jaya Food memiliki kapasitas produksi singkong beku sebesar 30 ton per bulan dengan jumlah ekspor mencapai 27 ton per bulan, meningkat 100% dibandingkan sebelum menerapkan HACCP. Selain itu, pada tahun 2021, terdapat peningkatan pasar ekspor ke Curaçao, sebuah negara di Kepulauan Karibia, sebesar 52 ton per bulan.
Kemenperin memberikan apresiasi terhadap capaian yang telah diraih oleh CV. Nusantara Jaya Food dalam mengangkat produk lokal hingga bisa dikenal di pasar internasional, khususnya keBelanda dan kedepannya akan ke Kepulauan Karibia. “Kami sangat mendukung berbagai inovasi produk makanan dan minuman oleh IKM yang dapat mengoptimalkan pemberdayaan bahan baku lokal dan memiliki kebaharuan manfaat untuk menghadapi tantangan pasar global,” pungkasnya.
Baca Juga: Tiga UKM Program ECP Kemendag Kembali Tembus Pasar Ekspor