JNEWS – Linda Kesumawaty merupakan salah seorang Srikandi yang sudah mengabdi di JNE sejak tahun 1997. Sebagai karyawan lama, ia telah menyaksikan perjalanan JNE dari masa ke masa, di antaranya fase krisis moneter (krismon) yang kemudian dilanjutkan dengan peristiwa Reformasi 1998 yang tidak mudah untuk dilupakannya.
HUT JNE ke-34 yang akan jatuh pada 26 November 2024 mendatang, menjadi momen spesial bagi seluruh Ksatria dan Srikandi JNE, terutama mereka yang sudah mengabdi hingga puluhan tahun. Salah satunya adalah Linda Kesumawaty, yang sekarang menjabat sebagai Senior Koordinator JNE Hub Garuda, Jakarta Pusat.
“Saya awal gabung di JNE pada 15 Mei 1997, di mana saat itu karyawannya masih sedikit. Kantornya di JNE Tomang 3, Jakarta Barat. Operasional, accounting, gudang dan yang lainnya menyatu di sana. Kerjanya juga serabutan,” ujar Linda, saat ditemui JNEWS, di ruang kerjanya, Senin (23/4/2024).
Setelah beberapa bulan bekerja kemudian terjadi krisis moneter (krismon) yang memporak-porandakan perekonomian Indonesia. Banyak perusahaan gulung tikar dan mem-PHK karyawannya. “Saya kala itu merasa bersyukur JNE tetap bertahan dengan barang kiriman yang justru semakin meningkat dan tidak ada karyawan yang di-PHK. Awalnya khawatir juga karena banyak perusahaan lain yang mem-PHK karyawan, apalagi saya terhitung baru gabung di JNE,” kenang Linda.
“Waktu itu job desk belum tertata. Semuanya bekerja serabutan. Saya bagian admin, ngangkat telepon, menemui customer, menangani kiriman bermasalah, nge-print cannote (resi) pakai manual, bahkan mengetik surat pakai mesin tik manual juga,” tambah ibu 3 anak ini.
Belum selesai krismon, pada awal-awal tahun 1998 kemudian terjadi rangkaian gerakan Reformasi, padahal ia sendiri baru saja menikah dan tengah hamil muda. Puncaknya terjadi kerusuhan dan pembakaran di banyak tempat dan berbagai kota.
Baca juga: Mengenal Sosok Nahkoda Baru JNE Ternate
“Ini mungkin pengalaman yang tidak akan terlupkan seumur hidup. Saat sedang kerja di Tomang 3, ada demontrasi di kampus Trisakti hingga mall di dekatnya dibakar dan menelan banyak korban. Hari itu saya tidak bisa pulang sampai malam dan harus dijemput suami, setelah itu untuk karyawan perempuan diliburkan selama dua minggu,” ungkap Linda.
Saat itu perekonomian nasional sedang terpuruk. Meski demikian manajemen JNE mengambil kebijakan tidak mem-PHK seorang pun karyawannya dan gaji tetap dibayar normal, sekalipun saat itu untuk karyawan perempuan diliburkan selama 2 mingggu.
Waktu pun terus bergulir, dan JNE semakin berkembang. “Saya kemudian ditugaskan ke bagian CS dengan kantor di Tomang 11 yang baru selesai dibangun. Dengan fasilitas kantor yang nyaman dan job desk tertata dengan baik, sementara bisnis JNE pun kian berkembang, hingga mulai menerima banyak karyawan,” kata Linda.
“Kalau mengingat perjalanan JNE, saya kadang terharu sendiri. Bagaimana saya menyaksikan dan melewati beberapa fase. Dari mulai krismon, peristiwa Reformasi hingga terakhir pandemi Covid-19 kemarin. Saya menyaksikan sendiri saat dulu ketika karyawan masih sedikit, para bos JNE seperti Bapak Chandra Fireta (kini menjabat Direktur JNE), Bapak Johari Zein, juga ikut turun langsung seperti melakukan pickup paket sambil berangkat kerja,” tutur Linda.
“Saya bangga menyaksikan JNE saat ini menjadi perusahaan terdepan di Indonesia dengan puluhan ribu karyawan dan jutaan paket setiap bulannya yang berhasil diantarkan kepada pelanggan,” tegasnya.
Terkait materi yang didapat selama bekerja di JNE, Linda merasa bersyukur meski hanya sebagai backup ekonomi keluarga dari sang suami yang juga bekerja, dirinya sudah berhasil menguliahkan dua anaknya, bahkan yang pertama kuliah di luar negeri dan sekarang sudah bekerja di Turki.
Baca juga: Dinilai Aktif dalam Kegiatan Sosial, Pemkab Karawang Beri Penghargaan pada JNE
“Saya pensiun kurang lebih 3 tahun lagi. Untuk teman seangkatan di antaranya sudah ada yang meninggal dunia dan banyak yang sudah pensiun. Semoga meski saya sudah tidak bekerja di JNE lagi nanti, JNE akan tetap berjaya sampai kapan pun,” Linda mengakhiri kisahnya dengan mata berkaca-kaca karena kecintaannya kepada perusahaan yang sudah 27 tahun sebagai tempatnya mencari nafkah. *