Untuk merealisasikan target di 2021, JNE Pontianak, Kalimantan Barat, terus menggali setiap potensi dan peluang yang ada. Salah satunya dengan malakukan ekspansi hingga jalur cross border Pontianak ke Kuching, Sarawak, Malaysia lewat Entikong.
Kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Negeri Jiran Malaysia, terutama di bidang ekonomi dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal tersebut membawa berkah tersendiri bagi peningkatan perekonomian masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan atau cross border.
Salah satu contohnya adalah masyarakat yang tinggal di perbatasan Pontianak dengan Kuching, Sarawak melalui jalur Entikong. Belum lagi potensi ekonomi dari ribuan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia Timur seperti Kota Kucing dan Kota Sarawak.
“Potensi kiriman antarnegara termasuk paket kiriman para PMI cukup besar, dan akan terus dimaksimalkan. Ini sebagai salah satu program JNE Pontianak untuk meningkatkan kiriman internasional. Saat ini, kami menjalin koordinasi dengan Konsulat Jenderal RI di Kuching”, tutur Pimpinan Cabang JNE Pontianak, Darmawan, saat ini.
Darmawan juga menjelaskan kepada JNEWS pada Kamis (1/4/2021) lalu bahwa hal ini juga sebagai upaya JNE untuk membantu masyarakat maupun pelaku UMKM. “Terutama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan untuk pengiriman barang ke pasar Malaysia”, jelasnya.
Baca juga : JNE Jayapura Terus Memaksimalkan Potensi di Bumi Cendrawasih
“Pihak KJRI Kuching menyambut baik dan mengapresiasi atas program ini. Goal-nya JNE Pontianak nantinya bisa menjadi gateway untuk pengiriman barang-barang khusus tujuan Malaysia Timur,” lanjut Darmawan yang hobi bermain billiard ini.
Namun berhubung masih pandemi Covid-19, ekspansi jalur crossborder untuk sementara di-hold dulu. “Hal ini karena perbatasan Indonesia-Malaysia di Tebedu Island Port masih tutup”, ungkapnya.
Selain meningkatkan kiriman internasional, dalam mengejar peningkatan target di 2021, JNE Pontianak juga menggarap kiriman para pelaku UMKM dengan menjalin berbagai kerjasama. “Langkah pendekatan lewat berbagai acara dan pertemuan secara berkala juga dijalankan”, tambah Darmawan.
Baca juga : Kejar Target 2021, JNE Gorontalo Berbenah Diri dan Terus Berinovasi
“Kita mengadakan pertemuan di Kabupaten Ketapang dengan Komunitas Anak Muda Ketapang ‘Millenial Hebat’ HIPMI, Himpunan Pengusaha Sholeha, Dinas UMKM Kabupaten Ketapang, Politeknik Negeri Ketapang, serta bekerja sama dengan Taman Nasional Gunung Palong”, papar Darmawan.
“Komunitas atau organisasi tersebut sedang membuat aplikasi untuk UMKM di Ketapang, sehingga JNE hadir sebagai satu-satunya jasa kurir yang ada di dalam aplikasi tersebut,” beber Ksatria yang mulai bergabung di JNE sejak 2011 ini.
Kota Pontianak dan Kota Singkawang, yang merupakan dua kota di mana banyak dihuni penduduk beretnis Tionghoa, juga menjadi potensi tersendiri. JNE terus memaksimalkan pelayanan untuk kiriman kue khas yang mendominasi, seperti kue lapis legit, kue bulan dan kue keranjang.
Menilik sejarahnya, JNE Pontianak sendiri sudah berdiri sejak 1999 silam, yang diawali oleh 20 karyawan, dengan menggunakan armada operasional sebanyak 4 unit dan kantor sewa. Seiring berjalannya waktu, saat ini sudah mempekerjakan 300 karyawan dengan dukungan puluhan unit armada operasional.
Selain kantor cabang utama, JNE Pontianak pun telah memiliki 4 kantor perwakilan serta 2 bangunan warehouse. Sedangkan wilayah operasional mencakup seluruh Provinsi Kalimantan Barat, di mana didukung oleh 12 kantor cabang pembantu, 2 kantor perwakilan dan 212 agen.
Baca juga : JNE Bogor Siap Penuhi Kebutuhan Pengiriman Saat Ramadhan
“Untuk tahun ini JNE Pontianak diberi peningkatan target lebih dari 30%. Kami optimis dengan kerja keras seluruh tim bisa memenuhinya, sekalipun persaingan di Pontianak juga sengit. Dengan kekuatan jaringan JNE yang sudah sampai di zona terjauh, baik kecamatan dan kelurahan kami yakin JNE akan tetap menjadi pilihan utama para customer,” tandas Darmawan. *